Edukasi Potensi Ekowisata Desa Kauditan Satu Kabupaten Minahasa Utara
DOI:
https://doi.org/10.35801/tsj.v7i1.60081Abstract
Abstrak
Wisata berorientasi lingkungan yang dikenal dengan ekowisata telah menjadi sangat popular pada era dan pasca COVID-19. Banyak lokasi yang dahulunya kurang dilirik, seperti persawahan, kebun aren, pebukitan, serta bantaran sungai telah berubah menjadi objek-objek yang gemar dikunjungi wisatawan. Desa Kauditan Satu merupakan salah satu desa di Kecamatan Kauditan Kabupaten Minahasa Utara yang memiliki potensi ekowisata, potensi tersebut belum dimanfaatkan oleh warga Masyarakat. Analisis situasi berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa masyarakat belum memahami konsep serta rencana penataan daerah persawahan di Desa Kauditan Satu agar menjadi destinasi ekowisata. Oleh karena itu telah dilaksanakan program kemitraan Masyarakat dengan tujuan membangun wawasan dan kapasitas kelompok masyarakat Desa Kauditan Satu tentang potensi ekowisata yang memiliki dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat ke depan. Kegiatan secara umum dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu persiapan, pelaksanaan penyuluhan, dan evaluasi. Kegiatan penyuluhan dilaksanakan di area persawahan Desa Kauditan Satu Kabupaten Minahasa Utara dengan menghadirkan kelompok masyarakat mitra. Hasil evaluasi menunjukkan adanya peningkatan pemahaman dari peserta yang hadir dan diharapkan berimplikasi baik untuk mewujudkan Desa Kauditan Satu Kabupaten Minahasa Utara sebagai kawasan ekowisata.
Kata kunci: Ekowisata, Desa Kauditan Satu, Persawahan.
Abstract
Ecotourism, known as environmentally-oriented tourism, has become highly popular during and after the COVID-19 era. Many previously overlooked locations, such as rice fields, sugar palm plantations, hills, and riverbanks, have transformed into tourist attractions frequented by visitors. Kauditan Satu Village, located in Kauditan Subdistrict, North Minahasa Regency, is one such village with ecotourism potential that has yet to be utilized by its community. A situational analysis based on interviews revealed that the community lacks understanding of the concept and planning required to develop the rice field areas in Kauditan Satu Village into an ecotourism destination. Consequently, a community partnership program was implemented to build awareness and capacity among community groups in Kauditan Satu Village regarding the ecotourism potential that could positively impact economic growth and community welfare in the future. The program was generally carried out in three stages: preparation, the implementation of outreach activities, and evaluation. The outreach activities were conducted in the rice field area of Kauditan Satu Village, North Minahasa Regency, involving partner community groups. Evaluation results indicated an increase in understanding among participants, which is expected to contribute positively toward establishing Kauditan Satu Village as an ecotourism area.
Kata kunci: Ecotourism, Kauditan Satu Village, Rice Fields.