https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/tsj/issue/feed Techno Science Journal 2024-02-13T15:03:13+08:00 Prof. Dr. Ir. Femi H Elly, MP, IPU tsj.lppm@unsrat.ac.id Open Journal Systems <p>Jurnal ini diterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Diterbitkan 2 (dua) kali setahun (April dan Oktober). Jurnal ini mempublikasikan artikel-artikel pengabdian yang telah dilakukan agar dapat menginspirasi dan bermanfaat bagi masyarakat luas.</p> https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/tsj/article/view/54215 Peningkatan SDM Kelompok Usaha Rumahan di Kelurahan Batu Putih Bawah Kecamatan Ranowulu Kota Bitung 2024-01-30T11:44:10+08:00 Harijanto Sabijono h_sabijono@unsrat.ac.id Langimanapa Demasabu sofiademmassabu@unsrat.ac.id Gerald Tamuntuan gtamuntuan@gmail.com <p><strong><em>Abstrak </em></strong></p> <p><em>Usaha bisnis memang merupakan sebuah pilihan bagi masyarakat yang ingin meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan rumah tangga. Dengan kemajuan dan perkembangan yang ada sekarang, semua elemen masyarakat mempunyai kesempatan yang sama untuk berusaha. Bahkan ada program pemerintah yang selalu berusaha membuka wawasan masyarakat dan memberikan pemahaman agar masyarakat memiliki jiwa wirausaha. Tuntutan kebutuhan hidup juga yang semakin meningkat dan kompleks merupakan salah satu pendorong untuk berusaha mengembangkan ketrampilan dan potensi diri yang dimiliki dan terus berusaha meskipun dengan sumber daya yang terbatas. </em></p> <p><em>Kelurahan Batu Putih Bawah merupakan salah satu kelurahan yang ada di Kecamatan Ranowulu Kota Bitung. Diantara masyarakat yang ada, ada kelompok masyarakat yang menjalankan usaha rumahan dengan membuat kue dan makanan, serta usaha warung. Masalah yang di temukan adalah, kurangnya pemahaman akan pengelolaan keuangan dan strategi pemasaran yang baik bagi usaha rumahan. Metode pelaksanaan kegiatan PKM ini dilakukan dalam bentuk penyuluhan dan pelatihan. Kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik karena adanya dukungan dari pemerintah setempat dan antusia peserta. Pengetahuan dan pemahaman mengelola keuangan usaha dan stategi pemasaran yang sesuai dengan era sekarang, serta pelatihan pembuatan pupuk organik kiranya dapat membantu masyarakat dalam menjalankan usaha dan meningkatkan pendapatan rumah tangga.</em></p> <p><strong>&nbsp;</strong><em>Kata kunci: strategi pemasaran, pengelolaan kas, usaha rumahan</em></p> <p><strong>&nbsp;</strong></p> <p><strong><em>Abstract </em></strong></p> <p><em>A business venture is indeed an option for people who want to increase their income and household welfare. With the current progress and development, all elements of society have the same opportunity to do business. There are even government programs that always try to open people's minds and provide understanding so that people have an entrepreneurial spirit. The demands of life's needs, which are also increasing and complex, are one of the drivers to try to develop their skills and potential and continue to try even with limited resources. </em></p> <p><em>Batu Putih Bawah Village is one of the villages in Ranowulu Sub-district, Bitung City. Among the existing community, there are community groups that run home-based businesses by making cakes and food, as well as warung businesses. The problem found is the lack of understanding of financial management and good marketing strategies for home-based businesses. The method of implementing this PKM activity is carried out in the form of counseling and training. This activity can be carried out well due to the support of the local government and the enthusiasm of the participants. Knowledge and understanding of managing business finances and marketing strategies that are in accordance with the current era, as well as training in making organic fertilizer can help the community in running a business and increasing household income.</em></p> <p><em>&nbsp;</em><em>Keywords:</em><em> marketing strategy, cash management, home-based business</em></p> 2024-01-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2024 Harijanto Sabijono, Langimanapa Demasabu, Gerald Tamuntuan https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/tsj/article/view/54217 PKM Produsen Sofa di Desa Watutumou Kecamatan Kalawat Kabupaten Minahasa Utara Tentang Pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dalam Pengembangan Usaha 2024-01-30T12:36:19+08:00 Friend Henry Anis fh.anis@unsrat.ac.id Ollij Anneke Kereh ollijkereh@unsrat.ac.id Roosje Sarapun roosjesarapun@unsrat.ac.id <p><strong><em>Abstrak </em></strong></p> <p><em>Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini dilaksanakan dengan mitra produsen/pembuat sofa di Desa Watutumou Kecamatan Kalawat Kabupaten Minahasa Utara. Adapun permasalahan yang ada pada mitra yaitu terkait dengan kegiatan usaha pembuatan sofa khususnya para pelaku usaha/produsen sofa yang menunjukkan tidak adanya pengetahuan dan pemahaman para produsen/pembuat Sofa di Desa Watutumou terhadap hak kekayaan intelektual dan pendaftaran HKI terkait dengan sofa yang diproduksi sehingga belum optimalnya pengelolaan usaha pembuatan sofa sehingga tidak berkembang dengan baik untuk meningkatkan kesejahteraan pembuat sofa. Berdasarkan pada masalah tersebut maka melalui kegiatan PKM ini dilaksanakan kegiatan berupa Sosialisasi Tentang HKI dan bimbingan teknis berkaitan dengan penggunaan dan pendaftaran merek serta desain industri dalam pengelolaan usaha pembuatan sofa sehingga dapat berkontribusi bagi peningkatan kesejahteraan maysrakat khususnya pengrajin sofa. Adapun metode yang digunakan dalam pelaksanaan PKM ini yaitu dengan melakukan studi awal untuk mendapatkan gambaran persoalan yang berkaitan dengan pengelolaan usaha pembuatan sofa dan langkah selanjutnya melaksanakan koordinasi untuk persiapan pelaksanaan kegiatan PKM dan selanjutnya melaksanakan kegiatan Sosialisasi dan Bimbingan Teknis yang terkait penggunaan dan pendaftaran merek serta desain industri dalam pengelolaan usaha pembuatan sofa.</em></p> <p><em>Kata kunci: produsen sofa, kekayaan intelektual, merek, desain industri</em></p> <p><strong>&nbsp;</strong></p> <p><strong><em>Abstract </em></strong></p> <p><em>This Community Partnership Program (PKM) is carried out with partners of sofa producers/makers in Watutumou Village, Kalawat District, North Minahasa Regency. The problems that exist in partners are related to the business activities of making sofas, especially business actors / sofa producers, which show the absence of knowledge and understanding of the producers / sofa makers in Watutumou Village of intellectual property rights and HKI registration related to the sofas produced so that the management of the sofa making business is not optimal so that it does not develop well to improve the welfare of sofa makers. Based on these problems, through this PKM activity, activities are carried out in the form of Socialization of HKI, and technical guidance related to the use and registration of brands and industrial designs in the management of sofa making businesses so that they can contribute to improving the welfare of the community, especially sofa craftsmen. The method used in the implementation of this PKM is to conduct an initial study to get an overview of the problems related to the management of the sofa making business and the next step is to carry out coordination to prepare for the implementation of PKM activities and then carry out Socialization and Technical Guidance activities related to the use and registration of brands and industrial designs in the management of the sofa making business.</em></p> <p><em>Keywords:</em><em> sofa manufacturer, intellectual property, brand, industrial design</em></p> 2024-01-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2024 Friend Henry Anis, Ollij Anneke Kereh, Roosje Sarapun https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/tsj/article/view/54218 Pemberdayaan Kelompok Tani Ternak Sapi Potong Melalui Introduksi Teknologi Pembuatan Pupuk Organik 2024-01-30T12:45:20+08:00 Anneke Rintjap anneke_rintjap@yahoo.com Jolanda Kalangi jolanda_kalangi@yahoo.com Judy Tumewu judytumewu@yahoo.com Tilly Lumy tillylumy@yahoo.com Merry Manese merry.manese@yahoo.com <p><strong><em>Abstrak </em></strong></p> <p><em>Desa Tonsewer Selatan Kecamatan Tompaso memiliki kelompok tani yang mengembangkan sapi potong sebagai sumber pendapatan. Salah satu kelompok yang dimaksud yaitu kelompok Soputan Jaya. Kenyataannya pengembangan sapi potong dilakukan secara tradisional yaitu digembalakan di lahan pertanian. Keadaan ini menyebabkan kotoran ternak sebagai limbah dibiarkan di lahan pertanian tanpa perlakuan. Padahal kotoran sapi potong dapat bermanfaat sebagai pupuk organik. Permasalahannya masih rendahnya pengetahuan anggota kelompok tentang pemanfaatan kotoran sapi sebagai pupuk organik. Berdasarkan permasalahan tersebut maka telah dilakukan pemberdayaan anggota kelompok dengan tujuan meningkatkan pengetahuan teknologi pupuk organik. Metode pelaksanaan yaitu penyuluhan dan pelatihan bagi anggota kelompok Soputan Jaya. Berdasarkan hasil pemberdayaan menunjukkan bahwa anggota kelompok merespon baik tentang introduksi teknologi pupuk organik. Walaupun introduksi teknologi tersebut belum diterapkan oleh anggota kelompok. Kesimpulan, pengetahuan anggota kelompok mengalami peningkatan setelah dilakukan kegiatan pemberdayaan. Saran, perlu pendampingan terhadap anggota kelompok dalam pengembangan pupuk organik bersumber dari limbah sapi potong.</em></p> <p><em>Kata kunci: pemberdayaan, kelompok, sapi potong, pupuk organik</em></p> <p><strong>&nbsp;</strong></p> <p><strong><em>Abstract </em></strong></p> <p><em>South Tonsewer Village, Tompaso District, had farmer groups that develop beef cattle as a source of income, one of which was the Soputan Jaya group. In fact, beef cattle were grazed on agricultural land, so the manure was left untreated. Even though this manure can be used as organic fertilizer. The problem was the low knowledge of group members about the use of cattle dung as organic fertilizer. Based on these problems, empowerment was carried out, the aim of which was to increase group members' knowledge about the technology. Implementation methods were extension and training. Based on the empowerment results, it shows that group members responded well to the introduction of organic fertilizer technology, even though it had not yet been implemented. In conclusion, group members' knowledge increased after empowerment. Suggestion, assistance is needed in the development of organic fertilizer.</em></p> <p><em>Keywords:</em><em> empowerment, groups, beef cattle, organic fertilizer</em></p> 2024-01-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2024 Anneke Rintjap, Jolanda Kalangi, Judy Tumewu, Tilly Lumy, Merry Manese https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/tsj/article/view/54219 Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani Melalui Introduksi Ternak Puyuh 2024-01-30T12:57:31+08:00 Zulkifli Poli polizulkifli@gmail.com Femi Elly femihelly@unsrat.ac.id Meity Imbar meityimbar@unsrat.ac.id Rita Tinangon rita.tinangon@gmail.com <p><strong><em>Abstrak </em></strong></p> <p><em>Ketersediaan pangan bertujuan mewujudkan kedaulatan dan kemandirian pangan, dan dibutuhkan pelaku utama untuk ketercapaian tujuan tersebut. Salah satu pelaku utama dalam subsektor peternakan yaitu petani peternak baik secara individu maupun berkelompok. Kelompok wanita tani Mawar merupakan salah satu kelompok sebagai pelaku utama dalam sektor peternakan. Kegiatan kelompok tani wanita ini selain membantu suami, sisa waktu mereka hanya digunakan untuk kegiatan sosial keagamaan. Kegiatan produktif dibutuhkan dalam menunjang pendapatan mereka, seperti mengembangkan usaha ternak puyuh yang tidak membutuhkan lahan yang besar. Permasalahannya pengetahuan anggota kelompok wanita tani dalam mengembangkan usaha ternak puyuh, pengetahuan kewirausahaan, dan manajemen usaha produktif masih rendah. Berdasarkan permasalahan tersebut maka telah dilakukan pemberdayaan dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan anggota kelompok tentang usaha ternak puyuh. Kegiatan pemberdayaan 100 persen direspon oleh anggota kelompok. Pengetahuan anggota kelompok meningkat 82 % dalam mengembangkan usaha ternak puyuh. Berdasarkan hasil kegiatan dapat disimpulkan bahwa pengetahuan anggota kelompok mengalami peningkatan melalui penyuluhan dan pelatihan.</em></p> <p><em>Kata kunci: pemberdayaan, kelompok Wanita, ternak puyuh</em></p> <p><strong>&nbsp;</strong></p> <p><strong><em>Abstract </em></strong></p> <p><em>Food availability aims to realize food sovereignty and independence, and the main actors are needed to achieve this goal. One of the main actors in the livestock subsector was farmers, both individually and in groups. The Mawar women's farmer group was one of the main actors in the livestock sector. Apart from helping their husbands, their remaining time was used for social and religious activities. Productive activities were needed to support their income, such as developing a quail business that does not require large areas of land. The problem was that group members' knowledge in developing quail businesses, entrepreneurship and productive business management was still low. Based on these problems, empowerment had been carried out, the aim was to increase group members' knowledge about the quail business. Empowerment activities were 100 percent responded to by group members. His knowledge increased by 82% in developing the quail business. In conclusion, the knowledge of group members had increased through counseling, training and introduction of quail.</em></p> <p><em>Keywords:</em><em> empowerment, women's groups, quail farming</em></p> 2024-01-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2024 Zulkifli Poli, Femi Elly, Meity Imbar, Rita Tinangon https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/tsj/article/view/54221 DiversifikasI Olahan Ikan Pada Pemuda Remaja GMIM Solafide Girian Indah Kecamatan Girian Kota Bitung Provinsi Sulawesi Utara 2024-01-30T14:29:01+08:00 Verly Dotulong verly_dotulong@unsrat.ac.id Lita Montolalu lmontolalu@unsrat.ac.id <p><strong><em>Abstrak</em></strong></p> <p><em>Kegiatan Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan yang disingkat GEMARIKAN adalah&nbsp; Program Nasional disosialisasikan oleh Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (FORIKAN). Adanya FORIKAN ini sangat penting dalam upaya menunjang program pemerintah untuk peningkatan mutu dan diversifikasi produk olahan hasil perikanan, mengingat pentingnya mengkonsumsi ikan untuk kesehatan maupun meningkatkan kecerdasan. Ikan olahan tradisional mempunyai harga yang murah karena pengolahan yang kurang memenuhi standar sanitasi dan hygiene serta porsi ikan yang sedikit dalam&nbsp; hasil olahan tersebut. Berdasarkan hal-hal&nbsp; ini maka Tim PKM melakukan Program Kemitraan Masyarakat pada Pemuda Remaja GMIM Solafide Girian Indah Kota Bitung.&nbsp; Beberapa anggota pemuda remaja bekerja sebagai buruh kasar dibeberapa perusahan perikanan di kota Bitung dengan gaji rendah. </em><em>Harga tetelan&nbsp; daging ikan tuna di beberapa perusahan terrsebut tergolong </em><em>&nbsp;sangat murah </em><em>daging </em><em>&nbsp;</em><em>ikan tuna&nbsp; ini </em><em>bisa diolah menjadi nugget</em><em> dan</em><em> kaki</em> <em>naga (produk diversi</em><em>f</em><em>ikasi olahan ikan)</em><em>,</em><em> bisa dijual dengan harga yang lebih mahal</em><em>. Tujuan kegiatan PKM ini adalah memberdayakan pemuda remaja melalui kegiatan pengolahan tetelan daging ikan tuna menjadi makanan sehat dan bergizi yaitu nugget dan kaki naga ikan. </em><em>Ketrampilan yang diperoleh dapat&nbsp; menjadi pekerjaan sambilan yang menghasilkan uang untuk membantu orang tua mereka memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. . Metode yang digunakan dalam kegiatan in adalah penyuluhan, pelatihan, pendampingan dan evaluasi oleh tim PKM kepada mitra&nbsp; tentang gizi ikan tuna dan cara pengolahan nugget ikan tuna dan kaki naga ikan tuna. Hasil yang dicapai adalah&nbsp; mitra PKM telah mengerti tentang gizi daging ikan tuna dan mampu membuat sendiri nugget dan kakinaga ikan tuna sebagai makanan bergizi tinggi dan mempunyai nilai organoleptik yang baik.</em></p> <p><em>Kata kunci: PKM, Pemuda Remaja, nuget ikan , kakinaga ikan</em></p> <p><em>&nbsp;</em></p> <p><strong><em>Abstract</em></strong></p> <p><em>The activity of the Movement to Popularize Fish Eating, abbreviated as GEMARIKAN, is a National Program socialized by the Forum for Increasing Fish Consumption (FORIKAN). The existence of FORIKAN is very important in efforts to support government programs to improve the quality and diversification of processed fishery products, considering the importance of consuming fish for health and increasing intelligence. Traditionally processed fish has a cheap price because the processing does not meet sanitation and hygiene standards and the portion of fish in the processed product is small. Based on these things, the CPP Team carried out a Community Partnership Program for GMIM Solafide Girian Indah Youth, Bitung City. Several members of the youth work as unskilled laborers in several fishing companies in the city of Bitung with low wages. The price of tuna fish meat in some of these companies is very cheap,&nbsp; this tuna meat can be processed into nuggets and fish dragon feet (diversified processed fish products), and can be sold at a more expensive price. </em>The aim of this <em>CPP activity is to empower young people through the activity of processing tuna fish meat into healthy and nutritious food, namely nuggets and fish dragon feet. The skills acquired can become part-time jobs that earn money to help their parents meet their daily living needs. The methods used in this activity are counseling, training, mentoring and evaluation by the CPP team to partners about tuna fish nutrition and how to process tuna fish nuggets and fish dragon feet. The results achieved are that CPP partners understand the nutrition of tuna meat and are able to make their own tuna fish nuggets and kakinaga as highly nutritious food and have good organoleptic value.</em></p> <p><em>Keywords: PKM, Teenagers, fish nuggets,&nbsp; fish dragon feet</em></p> 2024-01-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2024 Verly Dotulong, Lita Montolalu https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/tsj/article/view/54222 Introduksi Teknologi Pakan Ternak Sapi Potong 2024-01-30T14:34:27+08:00 Jolanda Kalangi jolanda_kalangi@yahoo.com Jeane Pandey Jeanep59@unsrat.ac.id Judy Tumewu judytumewu@yahoo.com Meiske Rundengan meiskerundengan2020@gmail.com Gam Dicky Lenzun dicky.lenzun@unsrat.ac.id Derek Polakitan polakitandj@gmail.com <p><strong><em>Abstrak </em></strong></p> <p><em>Ternak sapi potong menjadi andalan masyarakat di Desa Tonsewer Selatan, yang dikembangkan baik secara individu maupun secara berkelompok. Salah satu kelompok yang mengembangkan ternak sapi potong yaitu “Taruna Hebat”. Permasalahannya masih rendahnya pengetahuan anggota kelompok tentang pemanfaatan limbah tanaman jagung sebagai pakan sapi potong. Berdasarkan permasalahan tersebut maka telah dilakukan pemberdayaan anggota Kelompok Tani Ternak Sapi Potong “Taruna Hebat” melalui introduksi teknologi pakan ternak sapi potong. Metode pelaksanaan yaitu penyuluhan dan pelatihan bagi anggota kelompok Taruna Hebat. Karakteristik anggota kelompok dilihat dari tingkat pendidikan dan umur. Pendidikan anggota kelompok dianggap rendah, disisi lain anggota kelompok dikategorikan pada umur produktif. Tingkat pengetahuan anggota kelompok terhadap introduksi teknologi pakan mengalami peningkatan walaupun belum diikuti dengan penerapan. Berdasarkan hasil pemberdayaan dapat disimpulkan bahwa introduksi teknologi dibutuhkan anggota kelompok dalam pengembangan ternak sapi potong. </em></p> <p><em>Kata kunci: introduksi, teknologi, pakan, sapi potong</em></p> <p><strong>&nbsp;</strong></p> <p><strong><em>Abstract </em></strong></p> <p><em>Beef cattle farming was the mainstay of the community in South Tonsewer Village, which was developed both individually and in groups. One of the groups developing beef cattle was "Taruna Hebat". The problem was that group members still had low knowledge about the use of corn waste as feed for beef cattle. Based on these problems, members of the Beef Cattle Farmers Group "Taruna Hebat" had been empowered through the introduction of feed technology. The implementation method was extension and training for group members. The characteristics of group members were seen from education level and age. Education was considered low, on the other hand group members were categorized as being of productive age. The level of knowledge regarding the introduction of feed technology had increased although it had not yet been followed by implementation. Based on the empowerment results, it can be concluded that the introduction of technology is needed by group members in developing beef cattle.</em></p> <p><em>Keywords:</em> <em>introduction, technology, feed, cattle</em></p> 2024-01-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2024 Jolanda Kalangi, Jeane Pandey, Judy Tumewu, Meiske Rundengan, Gam Dicky Lenzun, Derek Polakitan https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/tsj/article/view/54223 Pemanfaatan Teknologi Digital Bagi Penciptaan dan Pengembangan UMKM Desa Taraitak Satu Kecamatan Langowan Utara 2024-01-30T14:44:06+08:00 Hizkia Hendrick David Tasik hizkiatasik1@gmail.com Herman Karamoy Herman.karamoy@unsrat.ac.id Stanly Wilnyson Alexander stanlyalexander@unsrat.ac.id <p><strong><em>Abstrak </em></strong></p> <p><em>Program Kemitraan Masyarakat di Desa Taraitak Satu Kecamatan Langowan Utara bertujuan untuk membantu UMKM dalam memanfaatkan teknologi digital sebagai alat untuk meningkatkan daya saing dan perkembangan usaha. Program ini diimplementasikan dengan memberikan penyuluhan dan pelatihan kepada UMKM dalam mengelola media sosial dan marketplace online, serta mengarahkan penggunaan internet dan perangkat komputer atau telepon pintar.Desa Taraitak Satu Kecamatan Langowan Utara memiliki potensi besar dalam pengembangan UMKM, namun masalah yang dihadapi di desa ini adalah masih banyak UMKM di daerah ini yang belum memanfaatkan teknologi digital sebagai strategi untuk meningkatkan daya saing dan perkembangan bisnis mereka. Program ini diharapkan dapat membantu UMKM di Desa Taraitak Satu Kecamatan Langowan Utara untuk meningkatkan daya saing dan memperluas jangkauan pasar mereka melalui pemanfaatan teknologi digital sehingga mereka dapat mengembangkan ekonomi desa mereka dengan adanya aliran uang dari luar desa. Program ini melibatkan berbagai pihak seperti UMKM, universitas Sam Ratulangi, aparat desa serta masyarakat setempat. &nbsp;</em></p> <p><em>Kata kunci: Teknologi Digital, Marketplace, Daya Saing, Pengembangan UMKM, Desa Taraitak</em><em>&nbsp;Satu</em></p> <p><strong>&nbsp;</strong></p> <p><strong><em>Abstract </em></strong></p> <p><em>The Community Partnership Program in Taraitak Satu Village, North Langowan Sub-District, aims to assist SMEs in utilizing digital technology as a tool to enhance competitiveness and business development. This program is implemented by providing counseling and training to SMEs in managing social media and online marketplaces, as well as guiding the use of the internet and computer devices or smartphones. Taraitak Satu Village in North Langowan Sub-District has significant potential for SME development. However, the issue faced in this village is that many SMEs have yet to leverage digital technology as a strategy to enhance competitiveness and business growth. The program is expected to help SMEs in Taraitak Satu Village, North Langowan Sub-District, improve their competitiveness and expand their market reach through the use of digital technology, enabling them to develop their village's economy with an influx of money from outside the village. This program involves various stakeholders such as SMEs, Sam Ratulangi University, village officials, and the local community.</em></p> <p><em>Keywords:</em> <em>Digital Technology, Marketplace, Competitiveness, SME Development,</em><em>&nbsp;Taraitak Satu Village</em></p> 2024-01-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2024 Hizkia Hendrick David Tasik, Herman Karamoy, Stanly Wilnyson Alexander https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/tsj/article/view/54228 Pemberdayaan Peternak Babi dalam Memanfaatkan Limbah Ternak Babi sebagai Biogas 2024-01-30T15:17:45+08:00 Meiske Rundengan meiskerundengan2020@gmail.com Femi Elly femihelly@unsrat.ac.id Ratna Siahaan ratnasiahaan@unsrat.ac.id <p><strong><em>Abstrak</em></strong></p> <p><em>Peternakan babi dikembangkan oleh peternak secara individu maupun secara kelompok, diantaranya kelompok “Batik” yang berada di Desa Tempok. Usaha peternakan babi sebagai sumber pendapatan anggota kelompok ditunjang dengan adanya potensi pasar yang sangat menggembirakan dan peluang bisnis yang menjanjikan. Disisi lain, usaha ternak babi milik anggota kelompok dikembangkan di pemukiman sehingga limbahnya telah mencemari lingkungan baik pencemaran tanah, air maupun udara. Limbah ternak babi dapat diminimalkan dengan cara introduksi teknologi seperti biogas. Permasalahannya masih rendahnya pengetahuan anggota kelompok berkaitan dengan pemanfaatan limbah ternak babi untuk biogas. Berdasarkan kondisi tersebut maka telah dilakukan pemberdayaan bagi anggota kelompok dalam memanfaatkan limbah ternak babi yang menghasilkan biogas. </em><em>Metode pelaksanaan yaitu penyuluhan, pelatihan dan pendampingan bagi anggota kelompok “Batik”. Berdasarkan hasil kegiatan pemberdayaan menunjukkan bahwa anggota kelompok telah menghasilkan reaktor biogas. Kesimpulannya bahwa kegiatan pemberdayaan memberikan dampak terhadap peningkatan pengetahuan anggota kelompok dan mereka telah menghasilkan teknologi biogas. Saran yang disampaikan yaitu perlu mendorong anggota kelompok untuk mempertahankan reaktor biogas yang telah dibangun dan disosialisasikan kepada kelompok yang lain.</em></p> <p><em>&nbsp;</em><strong><em>Kata kunci:&nbsp; </em></strong><em>limbah babi, biogas, pemberdayaan</em></p> <p>&nbsp;</p> <p><strong><em>Abstract</em></strong></p> <p><em>Pig farming was developed by farmers individually and in groups, including the "Batik" group in Tempok Village. Pig farming as a source of income for group members was supported by very encouraging market potential and promising business opportunities. On the other hand, the pig farming business owned by group members was developed in a residential area so that the waste had polluted the environment, including land, water and air pollution. Pig waste can be minimized by introducing technology such as biogas. The problem was that group members still had low knowledge regarding the use of pig waste for biogas. Based on these conditions, group members had been empowered to utilize pig waste to produce biogas. The implementation method was extension, training and assistance for members of the "Batik" group. Based on the results of empowerment activities, it shows that group members had produced a biogas reactor. The conclusion was that empowerment activities had an impact on increasing the knowledge of group members and they had produced biogas technology. The suggestion given is that it is necessary to encourage group members to maintain the biogas reactor that has been built and socialize it to other groups.</em></p> <p><strong><em>Keywords</em></strong><em>: pig waste, biogas, empowerment</em></p> 2024-01-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2024 Meiske Rundengan, Femi Elly, Ratna Siahaan https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/tsj/article/view/54396 PKM Kelompok Tani Tulap Kecamatan Kombi: Penerapan Teknologi Konservasi Tanah Secara Vegetatif Dengan Tanaman Mangga 2024-02-10T10:42:16+08:00 Sandra Pakasi sandrapakasi@unsrat.ac.id Juliet Mamahit evamamahit@unsrat.ac.id <p><strong><em>Abstrak</em></strong></p> <p><em>Pencegahan kerusakan tanah akibat erosi sangat diperlukan oleh petani dalam keberlanjutan produksi pertanian. Kelompok tani di Desa Tulap Kecamatan Kombi umumnya menanan tanaman tahunan baik tanaman perkebunan maupun hortikultura buah- buahan. Dalam rangka peningkatan pengetahuan petani dalam perlindungan tanah dari kerusakan akibat erosi maka perlu diberi pelatihan dan pendampingan penerapan teknologi konservasi tanah secara vegetatif. Tanaman mangga dipilih dalam praktek dilapangan karena sudah tersedia bantuan dari pemerintah.</em></p> <p><strong><em>Kata kunci:&nbsp; </em></strong><em>teknologi konservasi, vegetatif, tanaman mangga</em></p> <p><strong><em>Abstract</em></strong></p> <p><em>Preventing soil damage due to erosion is very necessary for farmers to sustain agricultural production. Farmer groups in Tulap Village, Kombi District generally grow annual crops, both plantation crops and fruit horticulture. In order to increase farmers' knowledge in protecting soil from damage due to erosion, it is necessary to provide training and assistance in implementing vegetative soil conservation technology. Mango plants were chosen in field practice because assistance was available from the government.</em></p> <p><strong><em>Keywords</em></strong><em>: conservation technology, vegetative, mango plants</em></p> 2024-02-10T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2024 Sandra Pakasi, Juliet Mamahit https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/tsj/article/view/54428 Penerapan Teknologi Pengelolaan Hama yang Ramah Lingkungan dan Teknologi Pemupukan Organik untuk Meningkatkan Produktivitas dan Pendapatan Petani 2024-02-13T15:03:13+08:00 Juliet Merry Eva Mamahit evamamahit@unsrat.ac.id Sandra Pakasi sandrapakasi@unsrat.ac.id Beivy Jonathan Kolondam beivy.kolondam@unsrat.ac.id <p><strong><em>Abstrak</em></strong></p> <p><em>Masyarakat di Kelurahan Masarang Kecamatan Tondano Barat Kabupaten Minahasa merupakan masyarakat agraris yang mengupayakan sistem pertanian hortikultura untuk kebutuhan sehari-harinya dan dijual di pasaran, namun sistem budidayanya belum memahami lebih lanjut tentang pengelolaan hama dan penyakit yang ramah lingkungan dan belum&nbsp; mengetahui proses budidaya tanaman secara organik. Selain itu petani setempat sangat bergantung pada penggunaan pengendalian dengan cara kimia dan pupuk kimia. Tujuan dari pengabdian ini adalah untuk memberdayakan para petani agar memahami tentang teknologi pengendalian yang ramah lingkungan dan cara pemupukan organik. Kegiatan dilaksanakan selama enam bulan, melibatkan petani hortikultura dan aparat pemerintah kelurahan. Pengabdian pada masyarakat ini menggunakan metode :&nbsp; demontrasi,&nbsp; penyuluhan,&nbsp; pelatihan serta praktek langsung di lapangan. Materi yang diberikan berupa pertanian yang ramah lingkungan, pemanfatan musuh alami untuk pengendalian hama, pemanfaatan perangkap kuning, penggunaan pupuk organik, penyuluhan tentang sistem pertanian organik dan pengendalian hama dan penyakit secara terpadu dan demonstasi pembuatan pupuk organik. Dengan dilakukannya kegiatan pengbdian pada masyarakat dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia dan ketergantungan petani terhadap penggunaan pestisida dan pupuk kimia yang memungkinkan meningkatnya produktifitas usaha taninya.</em></p> <p><strong><em>Kata kunci:&nbsp; </em></strong><em>hama dan penyakit,&nbsp; Masarang, petani, ramah lingkungan</em></p> <p><strong><em>Abstract</em></strong></p> <p><em>The community in Masarang Village, West Tondano District, Minahasa Regency is an agricultural community that seeks a horticultural farming system for their daily needs and sells it on the market, but the cultivation system does not yet understand more about environmentally friendly management of pests and diseases and does not yet know the process of cultivating plants organically.&nbsp; Apart from that, local farmers rely heavily on the use of chemical control methods and chemical fertilizers. The aim of this service is to empower farmers to understand environmentally friendly control technology and organic fertilization methods. Activities were carried out for six months, involving horticultural farmers and sub-district government officials. This community service uses methods: demonstrations, counseling, training and direct practice in the field. The material provided is in the form of environmentally friendly farming, utilizing natural enemies for control of pest plants, using yellow traps, using organic fertilizer, counseling about organic farming systems and integrated pest and disease control and demonstrations on making organic fertilizer. By carrying out community service activities, it is possible to reduce the use of chemical fertilizers and farmers' dependence on the use of pesticides and chemical fertilizers, which will enable the productivity of their farming businesses to increase.</em></p> <p><strong><em>Keywords</em></strong><em>: Masarang, pests and diseases, environmentally friendly, farmers</em></p> 2024-02-13T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2024 Juliet Merry Eva Mamahit, Sandra Pakasi, Beivy Jonathan Kolondam