https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/zootek/issue/feedZOOTEC2024-07-31T10:08:21+08:00Umar Paputunganumarfapet@yahoo.comOpen Journal Systems<p>Zootec is a scientific periodical journal published by the Faculty of Animal Sciences, Sam Ratulangi University in 1995 with the print ISSN number 0852 - 2626. The focus of articles on Animal Sciences includes livestock production, Animal Feed and Nutrition, Livestock Socio-Economics, Animal Product Technology, Animal Health, and potential pet wildlife Animal. Since its publication in Volume 38 number 1 of January 2018, it has been accredited with Rank 5 at the Ministry of Research, Technology and Higher Education Republic of Indonesia, Number SK 28/E/KPT/2019 with eISSN number 2615-8698. Starting Volume 41 No 2 of July 2021 the Zootec Journal has changed the writing template from the previous writing template. The Zootec journal has been indexed by Google Scholar, SINTA, Crossref, Garuda. Article authors can send articles in Indonesian or in English via email: <a href="mailto:jzootec@yahoo.com">jzootek@yahoo.com</a> to be considered for publication.</p> <p><img src="blob:https://ejournal.unsrat.ac.id/94e9ff27-3e61-4912-b9d4-2a6f6dcfc46c" alt="" /></p>https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/zootek/article/view/55391Analisis produktiviras beberapa varietas sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) sebagai pakan2024-05-08T12:14:40+08:00G. Kindangengkindangen6@gmail.comM.M. Tellengadetelleng@unsrat.ac.idC.L. Kaunangcharleskaunang@unsrat.ac.idM.R. Waanimerciwaani@unsrat.ac.idS. Malalantangsjennymalalantang@unsrat.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis produktivitas beberapa varietas sorgum sebagai pakan yang terukur melalui berat segar daun, berat bahan kering daun, berat segar batang, berat bahas kerin batang, berat segar malai, berat bahan kering malai. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perbedaan varietas dan 5 ulangan. Varietas sorgum yang dianalisis yaitu Samurai 2, Suri 4, Super 1 dan Numbu. Hasil analisis menunjukkan bahwa perbedaan varietas sangat nyata (P<0,01) terhadap berat segar daun, berat bahan kering daun, berat segar batang, berat bahan kering batang, berat segar malai dan berat bahan kering malai. Varietas Numbu menghasilkan berat segar daun, berat segar batang dan berat segar malai tertinggi dibandingan varietas lainnya, namun memberikan hasil yang berbeda tidak nyata (P>0,05) dengan varietas Suri 4 dan Super 1 terhadap berat segar daun tanaman. Varietas Numbu menghasilkan berat bahan kering batang dan malai yang sangat nyata lebih tinggi (P<0,01) dibandingkan dengan varietas lainnya. Varietas Suri 4 menghasilkan berat bahan kering daun yang sangat nyata lebih tinggi (P<0,01) dibandingkan dengan varietas Samurai 2 dan Super 1, namun berbeda tidak nyata (P>0,05) dengan varietas Numbu. Disimpulkan bahwa perbedaan varietas tanaman sorgum yang dianalisis yaitu varietas Samurai 2, Suri 4, Super 1 dan Numbu memberikan perbedaan produktivitas yang beragam: dimana untuk berat segar batang, daun dan malai serta berat bahan kering batang dan malai yang tertinggi diperoleh dari varietas Numbu; Berat bahan kering daun tertinggi diperoleh dari varietas Suri 4.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong>sorgum<strong>, </strong>varietas Numbu, Varietas super 1, varietas Suri 4, varietas Samurai 2</p> <p><strong><em>ABSTRACT</em></strong></p> <p><strong>PRODUCTIVITY ANALYSIS OF SOME VARIETIES OF SORGHUM (<em>SORGHUM BICOLOR</em> (L.) MOENCH) AS FEED</strong>. This study aims to analyze the productivity of several varieties of sorghum as feed as measured through leaf fresh weight, leaf dry matter weight, stem fresh weight, stem dry matter weight, panicle fresh weight, panicle dry matter weight. This study used a completely randomized design (CRD) with 4 different varieties and 5 replications. The sorghum varieties analyzed were Samurai 2, Suri 4, Super 1 and Numbu. The results of the analysis showed that the difference in varieties was very significant (P<0.01) on the fresh weight of leaves, dry matter weight of leaves, fresh weight of stems, dry matter weight of stems, fresh weight of panicles and dry matter weight of panicles. Numbu variety produced the highest leaf fresh weight, stem fresh weight and panicle fresh weight compared to other varieties, but gave results that were not significantly different (P>0.05) with Suri 4 and Super 1 varieties on leaf fresh weight. The Numbu variety produced very significantly higher dry matter weight of stems and panicles (P<0.01) compared to other varieties. Suri 4 variety produced very significantly higher leaf dry matter weight (P<0.01) compared to Samurai 2 and Super 1 varieties, but not significantly different (P>0.05) with Numbu variety. It was concluded that the different varieties of sorghum plants analyzed, namely the Samurai 2, Suri 4, Super 1 and Numbu varieties, gave diverse differences in productivity: where for the fresh weight of stems, leaves and panicles and the weight of dry matter of stems and panicles the highest was obtained from the Numbu variety; the highest weight of dry matter of leaves was obtained from the Suri 4 variety.</p> <p><strong>Keywords</strong> : sorghum, Numbu variety, Super 1 variety, Suri 4 variety, Samurai 2 variety</p>2024-07-02T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 G. Kindangen, M.M. Telleng, C.L. Kaunang, M.R. Waani, S. Malalantanghttps://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/zootek/article/view/56178Analisis produksi, kualitas, dan harga susu sebelum dan selama wabah PMK di KPBS Pangalengan 2024-06-20T17:38:35+08:00S. Saniyyahsalwaa20001@mail.unpad.ac.idR.F Christichristi2000@unpad.ac.idA Firmanafirman@unpad.ac.id<p>Penyakit Mulut dan Kuku merupakan salah satu Penyakit Hewan Menular Strategis yang dapat menyerang sapi perah dengan angka kematian dan kesakitan yang tinggi, serta dampak kerugian ekonomi bagi peternak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis performa produksi, kualitas, dan harga susu sapi perah sebelum dan selama PMK di KPBS Pangalengan. Metode penelitian menggunakan data primer dan sekunder yang dianalisis dengan Uji T berpasangan pada taraf signifikansi α = 0,05. Penelitian melibatkan tiga periode penting: April 2022 (sebelum PMK), Agustus 2022 (puncak PMK), dan Januari 2024 (setelah pengobatan dan vaksinasi) dengan pasangan data P1 (April 2022 dan Agustus 2022) dan P2 (April 2022 dan Januari 2024). Hasil menunjukkan bahwa performa dari produksi susu, <em>grade </em>TPC, dan penerimaan peternak mengalami penurunan pada Agustus 2022 dan kembali naik pada Januari 2024, sedangkan kualitas dan harga susu cenderung naik pada setiap periodenya. Hasil perbandingan uji t menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap produksi, kadar lemak, dan harga susu sebelum dan selama PMK, sedangkan terhadap kadar BKTL dan protein susu tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Pada <em>grade </em>TPC dan penerimaan peternak terdapat perbedaan yang signifikan pada P1, akan tetapi tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada P2.</p>2024-07-10T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 S. Saniyyah, R.F Christi, A Firmanhttps://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/zootek/article/view/52803Analisis kelayakan finansial peternakan sapi perah pada Koperasi Unit Desa Cepogo Kabupaten Boyolali 2023-11-21T08:13:40+08:00I Madhaniidhar.madani@mercubuana-yogya.ac.idS Utomosetyo@mercubuana-yogya.ac.idA Sudrajatajat@mercubuana-yogya.ac.idR.F Christiraden.febrianto@unpad.ac.id<p>Penelitian ini dilakukan untuk menentukan karakteristik dan kelayakan finansial dari peternakan rakyat yang tergabung pada KUD Cepogo di Kabupaten Boyolali. Penelitian dilakukan pada tanggal 1-30 November 2022. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu <em>non-probability sampling</em> dengan metode <em>accidental sampling</em>. Responden adalah peternak yang dipilih secara acak sejumlah 60 responden. Teknik pengumpulan data yaitu dengan pengamatan dan wawancara secara langsung dengan peternak. Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan kelayakan finansial usaha yaitu NPV Rp 3.709.643 pada skala kecil, Rp 39.842.186 pada skala menengah dan Rp 144.265.184 pada skala besar, yang mana ketiganya lebih besar dari nol. BCR 1,06 pada skala kecil, 1,34 pada skala menengah dan 1,64 pada skala besar, yang mana lebih besar nilainya dari 1. IRR 9,09% pada skala kecil, 19,98% pada skala menengah dan 38,44 pada skala besar, hal ini lebih besar dari suku bunga kredit Bank BRI sebesar 6%. Payback period selama 2,65 tahun pada skala kecil, 2,08 tahun pada skala menengah dan 1,70 tahun pada skala besar. Dapat disimpulkan bahwa peternak sapi perah yang tergabung pada KUD Cepogo dinyatakan layak secara finansial karena sudah memenuhi kriteria kelayakan investasi sehingga usaha dinyatakan menguntungkan dan layak untuk dijalankan.</p>2024-07-12T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 I Madhani, S Utomo, A Sudrajat, R.F Christihttps://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/zootek/article/view/55330Kecernaan bahan kering, bahan organik, serat kasar dan protein kasar ransum ayam petelur yang menggunakan tepung daun pangi (Pangium edule reinw) 2024-07-01T09:33:27+08:00R.F. Wolayanrokyfwolayan6@gmail.comF.R. Wolayanfeny_wolayan@unsrat.ac.idF.N. Sompienerysompie@unsrat.ac.idY.H. Kowelyudikowel@unsrat.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan tepung daun pangi (<em>Pangium edule reinw)</em> dalam pakan ayam petelur terhadap kecernaan bahan kering, bahan organic, serat kasar dan protein kasar. Penelitian ini menggunakan 20 ekor ayam ras Strain Isa Brown umur 46 minggu. Rancangan yang digunakan adalah Racangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan yang diberikan yaitu penggantian tepung daun pangi dengan ransum dasar, perlakuannya adalah R0 = Ransum dasar tanpa menggunakan tepung daun pangi, R1 = Ransum dasar 98% +2% tepung daun pangi, R2 = Ransum dasar 96% +4% tepung daun pangi R3 = Ransum dasar 94% +6% tepung daun pangi. Hasil analisis ragam menunjukan bahwa penggunaan tepung daun pangi pada level 2%, 4% dan, 6% dalam ransum memberikan pengaruh tidak nyata (P>0.05) terhadap kecernaan bahan kering, kecernaan bahan organic, kecernaan serat kasar, dan keceranaan protein kasar. Berdasarkan hasil peneliti dapat disimpulkan bahwa penggantian tepung daun pangi sampai level 6% dapat menggantikan ransum dasar ayam petelur.</p> <p><strong>Kata Kunci: </strong>daun pangi ,kecernaan bahan kering,kecernaan bahan organik, protein kasar ,ayam petelur</p>2024-07-16T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 R.F. Wolayan, F.R. Wolayan, F.N. Sompie, Y.H. Kowelhttps://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/zootek/article/view/56119Analisis pendapatan usaha ternak sapi di Desa Molompar Utara Kecamatan Belang Kabupaten Minahasa Tenggara2024-06-14T01:38:51+08:00M.Y Bohammarvilboham045@student.unsrat.ac.idE Wantasenerwinwantasen@yahoo.co.idN.M Santanansisanta@unsrat.ac.id<p>Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pendapatan usaha ternak sapi serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini menggunakan metode survey yang dilaksanakan di Kecamatan Belang Kabupaten Minahasa Tenggara, lokasi tersebut ditentukan secara sengaja dengan pertimbangan memelihara minimal 1 ekor ternak sapi dan pernah menjual ternak sapi dalam 1 tahun terakhir. Berdasarkan kriteria tersebut dipilih sebanyak 30 peternak secara sengaja. Variabel yang digunakan yaitu jumlah ternak sapi yang dipelihara, biaya pakan hijauan dan harga jual ternak sapi. Selanjutnya digunakan analisis regresi berganda untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usaha ternak sapi. Hasil analisis menunjukkan bahwa jumlah pendapatan pada usaha ternak sapi sebesar Rp29.891.719/tahun/peternak dengan pemeliharaan 4 ekor/peternak. Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan yaitu jumlah ternak sapi yang dipelihara, biaya pakan hijauan dan harga jual ternak sapi.</p> <p>Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pendapatan usaha ternak sapi serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini menggunakan metode survey yang dilaksanakan di Kecamatan Belang Kabupaten Minahasa Tenggara, lokasi tersebut ditentukan secara sengaja dengan pertimbangan memelihara minimal 1 ekor ternak sapi dan pernah menjual ternak sapi dalam 1 tahun terakhir. Berdasarkan kriteria tersebut dipilih sebanyak 30 peternak secara sengaja. Variabel yang digunakan yaitu jumlah ternak sapi yang dipelihara, biaya pakan hijauan dan harga jual ternak sapi. Selanjutnya digunakan analisis regresi berganda untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usaha ternak sapi. Hasil analisis menunjukkan bahwa jumlah pendapatan pada usaha ternak sapi sebesar Rp29.891.719/tahun/peternak dengan pemeliharaan 4 ekor/peternak. Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan yaitu jumlah ternak sapi yang dipelihara, biaya pakan hijauan dan harga jual ternak sapi.</p> <p><strong>Kata kunci</strong>: ternak sapi, pendapatan, pakan, harga</p> <p> </p>2024-07-18T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 M.Y Boham, E Wantasen, N.M Santahttps://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/zootek/article/view/56015Kualitas internal telur itik ratu yang dipelihara secara intensif dan semi intensif 2024-06-08T18:32:14+08:00D. Andriyanidianandriyani@student.unsrat.ac.idJ.L.P. Saerangpinky_saerang@unsrat.ac.idW. Utiahyatiutiah17@gmail.comL. Tangkaulindatangkau70@gmail.comF. Nangoyfjnangoy@unsrat.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas internal telur itik Ratu dengan sistem pemeliharaan semi intensif dan intensif terhadap warna kuning telur, berat kuning telur, indeks kuning telur dan indeks putih telur itik ratu yang di laksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak (THT) Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi pada tanggal 27 sampai tanngal 29 maret 2023. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji perbandingan rata-rata, menggunakan Uji t Tidak Berpasangan. Rata-rata warna kuning telur dihasilkan dalam penelitian ini yaitu : 11,956±0,208 pada pemeliharaan intensif dan 15,000±0,000 pada pemeliharaan semi intensif. Hasil <em>Uji t Tidak Berpasangan </em>menunjukan berbeda sangat nyata (P<0,01), untuk rata-rata berat kuning telur itik ratu yang dipelihara secara intensif 29,866±2,089 dan semi intensif 27,990±2,764. Berat kuning telur hasil <em>uji t tidak berpasangan</em> menunjukan berbeda sangat nyata (P<0,01). Rata-rata indeks kuning telur itik pada pemeliharaan intensif 0,505±0,004 dan pemeliharaan semi intensif 0,464±0,046, indeks kuning telur pada pemeliharaan intensif dan semi intensif <em>hasil uji t tidak berpasangan</em> menunjukkan berbeda sangat nyata (P<0,01), dan pada indeks putih telur menunjukan bahwa rata-rata pada pemeliharaan intensif 0,299±0,084 dan pemeliharaan semi intensif 0,277±0,078. <em>Hasil uji t tidak berpasangan</em> menunjukkan bahwa tidak berbeda nyata (P>0,05) pada indeks putih telur telur itik ratu yang dipelihara menggunakan sistem pemeliharaan intensif dan semi intensif. Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa itik yang dipelihara menggunakan sistem pemeliharaan Intensif lebih baik dalam hal berat kuning telur, dan indeks kuning telur. Untuk warna kuning telur menunjukkan bahwa pemeliharaan dengan sistim semi intensif memberikan warna kuning telur itik lebih cerah (lebih orange). Sedangkan dalam hal Indeks putih telur untuk pemeliharaan semi intensif dan Intensif memberikan hasil yang sama baik.</p> <p><strong>Kata kunci</strong> : Telur itik ratu, intensif, semi intensif</p>2024-07-20T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 D. Andriyani, J.L.P. Saerang, W. Utiah, L. Tangkau, F. Nangoyhttps://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/zootek/article/view/55453Substitusi Konsentrat dengan Ampas Jagung dalam Pakan Ayam Broiler yang di Suplementasi Kunyit2024-05-10T23:24:57+08:00S.C Pelealuscpelealu@unima.ac.idL.D Rawunglivinarawung@unima.ac.idI. Setyawatiisetyawati@gmail.comE.M. Mokoemmoko@gmail.comD. Rahardyandrahardyan@yahoo.comJ.Z Wantaniajzwantania@unima.ac.id<p>Penyediaan pakan berkualitas tinggi dalam jumlah yang cukup merupakan salah satu komponen terpenting dalam bisnis peternakan karena pakan dapat menunjang pertumbuhan dan suplai energi sehingga proses pertumbuhan ternak dapat berjalan dengan baik. Penelitian sebelumnya menunjukkan ampas jagung maupun larutan kunyit dapat meningkatkan produksi dan bobot badan ayam broiler, oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kombinasi penggunaan ampas jagung dan larutan kunyit terhadap pertumbuhan ayam broiler. Metode yang digunakan adalah metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari empat perlakuan dan enam ulangan. Sebanyak 72 ekor ayam broiler digunakan dalam penelitian ini yang terbagi dalam empat kelompok perlakuan dan enam ulangan. Perlakuan yang diberikan yaitu P0 = Pakan komersil 100% + air 100% (kontrol), P1 = Pakan komersil 100% + air 98% dan larutan kunyit 2%, P2 = Pakan komersil 90% dan ampas jagung 10% + air 100%, P3 = Pakan komersil 90% dan ampas jagung 10% + air 98% dan larutan kunyit 2%. Semua kelompok perlakuan diberikan perlakuan selama 21 hari. Data yang diperoleh kemudian di uji dengan menggunakan uji One Way ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertambahan bobot badan P0 (kontrol) memiliki nilai tertinggi namun tidak berbeda nyata (P>0,05) dengan P1, sedangkan bobot badan ayam broiler pada kelompok perlakuan P2 dan P3 mengalami penurunan dan berbeda nyata (P<0,05) dengan P0 (kontrol) dan P1. Nilai konsumsi pakan dan air minum pada semua kelompok perlakuan tidak menunjukkan perbedaan nyata (P>0,05). Nilai konversi pakan menunjukkan bahwa P1 dan P2 tidak berbeda nyata (P>0,05) dengan P0 (kontrol) juga tidak berbeda nyata (P>0,05) dengan P3, namun P0 (kontrol) dan P3 menunjukkan adanya nilai konversi pakan yang berbeda nyata (P<0,05). Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa kombinasi ampas jagung dan air kunyit (P3) tidak dapat mengoptimalkan pertambahan bobot badan dan konversi pakan pada ayam broiler. Meskipun demikian, penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan P1 memiliki hasil yang baik dengan nilai konversi pakan yang rendah.</p>2024-07-22T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 S.C Pelealu, L.D Rawung, I. Setyawati, E.M. Moko, D. Rahardyan, J.Z Wantaniahttps://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/zootek/article/view/50723Penggunaan perasan jeruk nipis terhadap kualitas fisik dan organoleptik sosis daging babi2023-08-29T16:30:03+08:00N.A. Paatnofritapaat045@student.unsrat.ac.idJ.A.D Kalelekalelejad@unsrat.ac.idE.H.B. Sondakh ehbsondakh@gmail.comF.S. Ratulangi frietssr@unsrat.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan untuk menentukan level penggunaan perasaan jeruk nipis terhadap kualitas fisik dan organoleptik sosis daging babi. Materi yang digunakan daging babi, jeruk nipis, bumbu untuk pembuatan sosis. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan perlakuan penambahan konsentrasi perasan jeruk nipis yang terdiri dari P0: 500 g daging babi tanpa perasan jeruk nipis, P1: 500 g daging babi dengan 5% perasan jeruk nipis, P2: 500 g daging babi dengan 10% perasan jeruk nipis, P3: 500 g daging babi dengan 15% perasan jeruk nipis, P4: 500 g daging babi dengan 20% perasan jeruk nipis. Setiap perlakuan diulang sebanyak 4 kali. Variabel yang diamati adalah pH, daya mengikat air, susut masak dan organoleptik (warna, aroma, tekstur, cita rasa). Hasil analisis ragam menunjukan bahwa sosis daging babi dengan menggunakan perasan jeruk nipis memberikan pengaruh yang berbeda tidak nyata (P>0,01) terhadap nilai susut masak, warna, dan tekstur. Sedangkan untuk pH, daya mengikat air, aroma dan cita rasa menunjukkan pengaruh yang nyata. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan untuk semua variabel maka disimpulkan bahwa menggunakan jeruk nipis pada sosis daging babi sampai dengan 20% menghasilkan sifat fisik yang baik dan disukai panelis.</p> <p><strong>Kata kunci</strong> : sosis, jeruk nipis, daging babi</p> <p> </p> <p> </p> <p> </p> <p> </p> <p> </p>2024-07-25T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 N.A. Paat, J.A.D Kalele, E.H.B. Sondakh , F.S. Ratulangi https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/zootek/article/view/51439Pengaruh penambahan angkak terhadap sifat fisik dan sensoris kornet ayam broiler2023-09-22T14:26:56+08:00E. Ilyaselsayatiilyass123@gmail.comJ. Pontopontowisje@gmail.comS. Komansilansylvia@unsrat.ac.idW. Ma’rufwahidahruf@unsrat.ac.idS. Sakulsjaloomsakul@gmail.comF.S. Ratulangifrietssr@unsrat.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana pengaruh penambahan angkak terhadap sifat fisik dan sensoris kornet ayam broiler. Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 19 Juli sampai 20 Agustus Tahun 2022, bertempat di Manado. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging ayam sebanyak 5 kg dan angkak sebanyak 50 gr. Penelitian ini menggunakan Rancangan acak lengkap (RAL) Yang terdiri dari 5 perlakuan dan 4 ulangan. Data analisis menggunakan ANOVA dan uji organoleptik menggunakan skala hedonic dengan 35 panelis. Apabila perlakuan berpengaruh nyata maka akan dilanjutkan dengan uji lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ). Adapun perlakuannya A0: Tanpa penambahan angkak; A1: Penambahan angkak 0,5%; A2: Penambahan angkak 1%; A3: Penambahan angkak 1,5%; dan A4: Penambahan angkak 2%. Variabel yang diukur adalah daya mengikat air, susut masak dan organoleptic (Warna, aroma, tekstur dan rasa). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan penambahan angkak A0, A1, A2, A3 dan A4 memberikan pengaruh berbeda nyata (P<0,05) terhadap Daya mengikat air, susut masak dan orgonoleptik. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penambahan angkak sampai konsentrasi 1.5% menghasilkan sifat fisik yang baik serta sifat sensoris yang disukai dan diterima oleh panelis.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong>angkak, kornet, ayam broiler</p>2024-07-26T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 E. Ilyas, J. Ponto, S. Komansilan, W. Ma’ruf, S. Sakul, F.S. Ratulangihttps://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/zootek/article/view/56480Analisis produktivitas dan kapasitas tampung beberapa varietas sorgum yang ditanam di areal perkebunan kelapa2024-07-11T10:23:43+08:00S.S. Malalantangsjennymalalantang@unsrat.ac.idM.M. Tellengadetelleng@unsrat.ac.idM.R. Waanimerciwaani@unsrat.ac.idN.J. Kumajasnontjekumajas@yahoo.comS.N. Rumerungrumerungstelly@gmail.com<p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis produktivitas dan kapasitas tampung beberapa varietas sorgum yang ditanam di areal perkebunan kelapa. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 5 ulangan sehingga diperoleh 20 satuan percobaan. Perlakuan yang diberikan yaitu varietas tanam sorgum yang terdiri dari V1 = Suri 3, V2 = Samurai 2, V3 = Kawali, dan V4 = Suri 4. Variabel yang diukur terdiri dari produksi bahan kering dan rasio daun, batang, dan malai serta kapasitas tampung. Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa varietas memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap produksi bahan kering dan rasio daun, batang, dan malai serta kapasitas tampung. Uji lanjut BNJ menunjukkan bahwa varietas Kawali memiliki produksi bahan kering dan rasio daun, batang, dan malai serta kapasitas tampung yang sangat nyata (P<0,01) lebih tinggi dari varietas Suri 3, Samurai 2 dan Suri 4. Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa varietas Kawali memberikan hasil tertinggi pada produksi bahan kering dan rasio daun, batang, dan malai serta kapasitas tampung<em>.</em></p> <p><strong>Kata Kunci : </strong>batang, daun, malai, produktivitas, kapasitas tampung,</p>2024-07-31T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 S.S. Malalantang, M.M. Telleng, M.R. Waani, N.J. Kumajas, S.N. Rumerunghttps://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/zootek/article/view/51706Efisiensi reproduksi sapi perah betina peranakan Friesian Holstein di Balai Pengembangan Bibit Ternak dan Benih Pertanian Unit Tampusu2023-10-10T12:09:59+08:00L.R. Ngangilentjingangi@gmail.comS.H. Turangansantieturangan07@gmail.comS. Sanesiensane0@gmail.comJ.R. Bujungjrbujung@gmail.comS.C. Rimbingsianecarlyrimbing@gmail.comA.J. Podungalbertjootjep@unsrat.ac.id<p>Sapi perah Friesian Holstein (FH) merupakan salah satu sumber daya alam dan juga merupakan sumber protein hewani (susu) yang dibutuhkan oleh manusia, namun dalam upaya perkembangannya di Sulawesi Utara khususnya di Tampusu pengelola peternakan masih belum mengenal dan atau menerapkan manajemen reproduksi. Kendala dalam pelaksanaan manajemen reproduksi sapi perah di Balai Pengembangan Bibit Ternak dan Benih Pertanian (BPBTBP) unit Tampusu berpotensi untuk tidak tercapainya performa reproduksi sapi perah betina FH yang diharapkan dan berdampak pada efisiensi reproduksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi reproduksi sapi perah Friesian Holstein (PFH) yang dipelihara di BPBTBP. Penelitian ini telah dilaksanakan dengan menggunakan metode survei. Parameter yang diukur adalah: umur pertama kawin (UPK), umur pertama beranak (UPB), <em>Service Per Conception</em> (S/C), <em>Calving Interval</em> (CI),<em> Estrus Post Partum </em>(EPP). Data yang diperoleh ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif dan ditampilkan dalam bentuk tabel, gambar dan diagram. Hasil penelitian menunjukkan angka capaian rata-rata untuk UPK 2,6 ± 0,89 ; UPB 3,6 ± 0,89 tahun, S/C 2,8 ± 0,45 kali, CI 24 ± 0 bulan, CR 0% dan EPP 90 ± 7,07 hari. Kesimpulan : Ditinjau dari aspek angka capaian rata-rata UPK, UPB, S/C, CI, CR dan EPP maka dapat disimpulkan bahwa sapi FH yang ada di BPBTBP unit Tampusu memiliki efisiensi reproduksi yang rendah.</p> <p>Kata Kunci :Efisiensi reproduksi, sapi perah, Tampusu</p>2024-08-07T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 L.R. Ngangi, S.H. Turangan, S. Sane, J.R. Bujung, S.C. Rimbing, A.J. Podunghttps://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/zootek/article/view/56794Evaluasi pakan lengkap menggunakan tebon jagung dan rumput raja (pennistum purpupoides) berdasarkan kecernaan bahan kering dan bahan organik pada sapi Peranakan Ongole (PO)2024-07-24T14:17:14+08:00A.F. Pendongdbramp@gmail.comH.L. Tiwowhermantiwow@unsrat.ac.idC.A. Rahasiacathrienrahasia@unsrat.ac.id<p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai kecernaan bahan kering (KcBK) dan kecernaan bahan organik (KcBO) dari pakan lengkap yang menggunakan hijauan pakan dasar rumput tebon jagung dan campuran tebon jagung dan rumput raja, pada sapi PO. Percobaan ini terdiri dari 2 (dua) perlakuan, yaitu: (RA) = 50% konsentrat + 50% tebon jagung dan (RB) = 50% konsentrat + 25% rumput raja + 25% tebon jagung, dan setiap perlakuan diulang 7 (tujuh) kali. Analisis statistik data penelitian menggunakan (t-test two sample assuming unequal varience. Variable yang diamati, meliputi: konsumsi bahan kering (KBK), kecernaan bahan kering (KcBK) dan kecernaan bahan organik (KcBO). Rerata KBK sapi PO terhadan pakan RA dan RB, masing-masing sebesar 5,39 kg dan 5,52 kg per ekor per hari, dimana kedua perlakuan tidak berbeda nyata (P>0,05). Rerata nilai KcBK yang diperoleh dari pakan RA dan RB, secara berurutan, yaitu 68,20% dan 73,91%. Uji t menunjukkan, KcBK pakan RB berbeda lebih tinggi (P<0,05) dari RA. Rerata nilai KcBO yang diperoleh dari pakan RA dan RB, secara berurutan adalah 72,46% dan 77,17%. Uji t menunjukkan, KcBO pakan RB ternyata lebih tinggi (P<0,05) dari RA. Disimpulkan, nilai KcBK dan KcBO sapi PO terhadap pakan lengkap RB, lebih baik dari pakan RA.</p> <p><strong>Kata kunci</strong> : Kecernaan, bahan kering, bahan organik, sapi PO</p>2024-08-07T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 A.F. Pendong, H.L. Tiwow, C.A. Rahasiahttps://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/zootek/article/view/46011Pemanfaatan tepung cangkang telur dan pupuk Bio-slurry limbah ternak pada tanaman rumput gajah mini (Pennisetum purpureum, cv. Mott)2023-01-18T22:31:10+08:00S.E. Manansal17041104149@student.unsrat.ac.idJ.E.M. Soputanjeanette@unsrat.ac.idM.M. Tellengadetelleng@unsrat.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis respon pertumbuhan sampai kepada pengambilan data pengamatan akhir dari tanaman rumput gajah mini/odot yang diberikan tepung cangkang telur dan pupuk bio-slurry limbah ternak sebagai pupuk organik. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tepung cangkang telur dan pupuk <em>bio-slurry </em>yang di uji cobakan pada rumput gajah mini/odot. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Dua Faktor 4x4 dengan perlakuan pemberian tepung cangkang telur (0 g/polybag, 10 g/polybag, 25 g/polybag dan 40 g/polybag) dan pupuk <em>bio-slurry </em>limbah ternak (0 g/polybag, 25 g/polybag, 50 g/polybag dan 75 g/polybag) masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga terdapat sebanyak 48 satuan percobaan. Variabel yang diukur yaitu jumlah anakan, jumlah daun dan tinggi tanaman. Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa perlakuan pemberian level tepung cangkang telur memberikan pengaruh yang berbeda nyata (P<0,01) terhadap jumlah daun dan tinggi tanaman sedangkan pupuk <em>bio-slurry </em>memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap jumlah anakan, jumlah daun dan tinggi tanaman. Uji BNJ menunjukkan bahwa pemberian tepung cangkang telur 40 g/polybag menghasilkan jumlah daun dan tinggi tanaman tertinggi sedangkan pemberian pupuk <em>bio-slurry </em>limbah ternak 75 g/polybag menghasilkan jumlah anakan, jumlah daun dan tinggi tanaman tertinggi. Dapat disimpulkan bahwa pemberian tepung cangkang telur 40 g/polybag dan pemberian pupuk <em>bio-slurry </em>limbah ternak 75 g/polybag menghasilkan pertumbuhan rumput gajah mini/odot tertinggi.</p> <p>Kata Kunci : <em>Bio-slurry, </em>Cangkang telur<em>, </em>Pertumbuhan</p>2024-08-09T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 S.E. Manansal, J.E.M. Soputan, M.M. Tellenghttps://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/zootek/article/view/56583Penerapan biosekuriti pada peternakan ayam broiler di desa Warisa Kampung Baru2024-07-17T00:26:26+08:00A.S. Nainggolanadriniwork@gmail.comE.S. Tangkereevacuree.s@gmail.comJ.R. Lekerinnyleke@yahoo.comM. Sompiemeitysompie@yahoo.comF.N. Sompienerysompie@unsrat.ac.id<p>Suatu penelitian telah dilakukan untuk mengetahui penerapan biosekuriti pada peternakan ayam broiler di desa Warisa Kampung Baru. Penelitian ini menggunakan metode analisis statistik deskriptif. Aspek yang dikaji adalah tentang penerapan biosekuriti peternakan ayam broiler. Untuk penilaian penerapan biosekuriti, beberapa parameter dilengkapi dengan indikatornya masing-masing. Pengukuran parameter penelitian pertama-tama menggunakan skala Guttman, dan setelah hasil per parameter dalam bentuk persentase didapat, kemudian diinterpretasikan berdasarkan skala Likert. Hasil pengamatan menyimpulkan bahwa akumulasi penerapan biosekuriti peternakan ayam broiler di desa Warisa Kampung Baru adalah 89,0%, masuk pada kategori sangat baik; namun, peternakan ayam broiler di desa Warisa Kampung Baru, belum menerapkan biosekuriti secara menyeluruh (100,0%). Penerapan biosekuriti belum menyeluruh yakni biosekuriti terhadap hewan pengganggu serta biosekuriti terhadap lalu lintas tamu dan karyawan/pekerja peternakan, sedangkan penerapan biosekuriti pada parameter lainnya sudah diterapkan sepenuhnya dan perlu dipertahankan.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong>broiler, penerapan biosekuriti, usaha peternakan</p>2024-08-10T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 A.S. Nainggolan, E.S. Tangkere, J.R. Leke, M. Sompie, F.N. Sompiehttps://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/zootek/article/view/57120Kualitas wafer complete berbasis hijauan sebagai pakan sapi lokal2024-07-31T10:08:21+08:00J.Z. Samarajuwindhasamara044@student.unsrat.ac.idA.L. Kanterumingananjalkanterumingan044@student.unsrat.ac.idAyensiusayensius044@student.unsrat.ac.idR. Amirrahmatamir044@student.unsrat.ac.idR.K.R. Padangriswanpadang044@student.unsrat.ac.idS.S. Malalantangsjennymalalantang@unsrat.ac.id<p>Riset ini bertujuan untuk mengetahui kualitas nutrisi wafer <em>complete </em>sebagai pakan sapi lokal. Dari hasil ini, dapat diidentifikasi jenis-jenis hijauan pakan yang berkualitas dan mempengaruhi kerja mikroorganisme sehingga diharapkan produksi CH4 dan CO2 pun ikut berkurang. Tumbuhan leguminosa seperti Kaliandra (KL), Gamal (GL) dan <em>Indigofera zollingeriana </em>(IZ) memiliki kualitas hijauan pakan yang tinggi. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL), menggunakan tiga jenis legum KL, GL dan IZ dengan masing masing 7 ulangan. Peubah yang diamati meliputi data analisis proksimat. Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam (ANOVA) dan jika antar perlakuan menunjukkan berbeda nyata pada level P<0,05 dilanjutkan dengan uji beda nyata jujur (BNJ). Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa perbedaan bahan dasar penyusun WFC memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kandungan PK, LK, dan SK. Uji BNJ, menunjukkan bahwa WFC dengan bahan dasar IZ menghasilkan kandungan PK yang sangat nyata (P<0,01) lebih tinggi dari WFC berbahan dasar KL dan GK, selanjutnya WFC dengan bahan dasar KL menghasilkan kandungan LK yang sangat nyata (P<0,01) lebih tinggi dari WFC berbahan dasar GL dan IZ, kemudian WFC dengan bahan dasar GL menghasilkan kandungan SK yang sangat nyata (P<0,01) lebih tinggi dari WFC berbahan dasar KL dan IZ. Dari hasil riset ini dapat disimpulkan bahwa WFC terbaik adalah dari jenis WFC berbahan dasar hijauan IZ dengan kandungan nilai nutrien terbaik karena memiliki kandungan PK yang tertinggi dan memiliki kandungan SK yang terendah.</p> <p>Kata-kata kunci: wafer <em>complete</em>, leguminosa, sapi lokal</p>2024-08-18T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 J.Z. Samara, A.L. Kanterumingan, Ayensius, R. Amir, R.K.R. Padang, S.S. Malalantang