Analisis Lahan Kritis di Kota Kotamobagu

Authors

  • Rachel J Van Diest
  • Esly Takumansang
  • Vicky Makarau

DOI:

https://doi.org/10.35793/sabua.v9i2.31740

Abstract

Abstrak Kotamobagu merupakan kota otonom yang terdapat di Provinsi Sulawesi Utara Juga mengalami kemajuan yang cukup Pesat. Kota Kotamobagu tahun 2000-2013 secara keruangan yang ditekankan pada perubahan bentuk pemanfaatan lahan, Serta perkembangan sosial dan kultur masyarakat, hal ini juga menyebabkan perubahan fungsi lahan. Peralihan fungsi lahan yang terdapat disebagian besar wilayahnya, yakni dari hutan menjadi lahan pertanian dan dari pertanian menjadi pemukiman berpengaruh pada menurunnya kualitas dari lingkungan dan hal tersebut akan menyebabkan kritisnya lahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi Pemanfaatan dan persebaran lahan kritis di kota kotamobagu dan Menganalisis tingkat kekritisan lahan di kota kotamobagu. Metodenya menggunakan analisa spasial berbantuan software ArcGis. Melalui overplay, metode tersebut sangat baik dipakai dalam pembahasan keruangan. Data erosi, kelerengan, penutupan tajuk dan menajemen lahan dipakai guna melihat sebaran lahan yang kritis Tahapanya ada tiga cara yaitu Overlay, editing atribut data dan analisis tabular. Hasilnya adalah persebaran lahan kritis 4 kecamatan di Kota Kotamobagu dengan kategori Sangat Kritis, Kritis, Agak Kristis, Potensial Kritis dan Tidak kritis. Pemanfaatan ruang pada lahan kritis ini berupa Hutan, Perkebunan, Sawah, permukiman dan lainnya masuk dalam kriteria lahan kritis yang artinya dapat beresiko terjadinya bencana dan pemanfaatan ruang tegalan , semak belukar, ruang lahan yang dikategorikan sebagai lahan kritis terbagi dalam permanfaatan lahan kritis dan tidak kritis, yang artinya lahannya masih bisa dipertahankan agar meminimalisir bencana-bencana kedepannya. Kata kunci: Analisis Lahan, Lahan Kristis, Kota Kotamobagu

Downloads

Published

2020-11-30

How to Cite

Van Diest, R. J., Takumansang, E., & Makarau, V. (2020). Analisis Lahan Kritis di Kota Kotamobagu. Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan Dan Arsitektur, 9(2), 158–172. https://doi.org/10.35793/sabua.v9i2.31740