Environmental condition to fish culture using floating cage in Manalu Cluster, Sangihe Islands Regency

Authors

  • Inayati H.G.M Lano Program Studi Ilmu Perairan, Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi
  • Edwin L.A Ngangi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Sam Ratulangi
  • Markus T Lasut Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Sam Ratulangi

DOI:

https://doi.org/10.35800/jasm.6.2.2018.24839

Keywords:

agropolitan, minapolitan, aquaculture, floating cage, Manalu, Sangihe Islands

Abstract

Title (Bahasa Indonesia): Kondisi lingkungan perairan untuk budi daya ikan dengan sistem karamba jaring apung di Perairan Klaster Manalu, Kabupaten Kepulauan Sangihe

 

Manalu and it surroundings cluster is a zone which is designatedas a development center for agropolitan and minapolitan region and as a marine and coastal aquaculture center which include Manalu Bay, South Tabukan sub-district, South East Tabukan sub-district, and Center Tabukan sub-district. Hangke,Sensahang/Ensahange, Talawe, Kalagheng, Mutung and Bembiha areasareincluded inthis cluster, although noresearch has been conducted to studythis area. Datacollected includewater quality parameters, data about convenience and risk factor. Data about convenience and risk factorwas collected by interview with persons who consider as those who know best about the site and do marine culture for living. Water quality parameters was collected by doing measurementonsalinity, temperature, disolved oxygen, visibility, pH, water depth and current velocity  in 4 representative areas.The collected data showthat convenience factor was high and risk factor waslow. Due to lowwater depth and lowvisibility, area 1and 2 was not recomended for futher development for marine culture with floating cage construction. Area 3 and 4 can be recomended for futher development because data result show good value.


Klaster Manalu dan sekitarnya merupakan zona yang diperuntukkan untuk pusat pengembangan kawasan agropolitan dan minapolitan, dan pusat budi daya pantai dan laut di mana meliputi Teluk Manalu, Kecamatan Tabukan Selatan, Kecamatan Tabukan Timur, dan Kecamatan Tabukan Tengah. Perairan Hangke, Sensahang/Ensahange, Talawe, Kalagheng, Mutung, dan Bembiha masuk dalam klaster ini, meskipun belum ada penelitian dilakukan untuk mengkaji hal tersebut. Data yang dikumpulkan meliputi parameter kualitas air, faktor kenyamanan, dan faktor risiko. Data faktor kenyamanan dan risiko dikumpulkan menggunakan teknik wawancara kepada masyarakat, yang mengetahui tentang keberadaan daerah tersebut. Parameter kualitas air dikumpulkan dengan cara melakukan pengukuran terhadap salinitas, suhu, oksigen terlarut, kecerahan, pH, kedalaman, dan kecepatan arus pada 4 lokasi yang dipilih. Hasil analisis menunjukkan, bahwa faktor kenyamanan berada pada tingkatan tinggi dan faktor risiko berapa pada tingkatan rendah. Dalam hal kondisi perairan, karena kedalaman dan kecerahan rendah pada Lokasi 1 dan 2, maka lokasi tersebut tidak dianjurkan untuk dilakukan pengembangan budi daya laut menggunakan kurungan jaring apung (KJA). Lokasi 3 dan 4 dapat dianjurkan untuk dilakukan pengembangan karena hasil pengamatan menunjukkan nilai yang “baikâ€.

References

ADIPU, Y., LUMENTA, C., KALIGIS, E. and SINJAL, H.J. (2013). Kesesuaian Lahan Budi daya Laut di Kabupaten Bolaang Mangondow Selatan, Sulawesi Utara. Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis, 9(1).

AFFAN, J.M. (2011) Seleksi Lokasi Pengembangan Budi daya Dalam Keramba Jaring Apung (KJA) Berdasarkan Faktor Lingkungan Dan Kualitas Air Di Perairan Pantai Timur Kabupaten Bangka Tengah. J. Sains MIPA, 17(3), 99-106.

AFFAN, J.M. (2012) Identifikasi lokasi untuk pengembangan budi daya keramba jaring apung (KJA) berdasarkan faktor lingkungan dan kualitas air di perairan Pantai Timur Bangka Tengah. Banda Aceh: Depik.

ANONIM (2015) RZWP3K Kabupaten Kepu-Lauan Sangihe. Kementerian Kelautan Dan Perikanan Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir, Dan Pulau-Pulau Kecil. Satuan Kerja Direktorat Tata Ruang Laut, Pesisir, Dan Pulau-Pulau Kecil.

ANONIM (2011) Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe Nomor 4 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe 2011-2031.

ERNAWATI, A.P. and DEWI, W.K. (2017) Kajian Kesesuaian Kualitas Air Untuk Pengembangan Keramba Jaring Apung Di Pulau Serangan, Bali. Denpasar: Universitas Udayana.

HERIANSAH and ANGGRIAWAN, F. (2015) Penentuan Kelayakan Lokasi Keramba Jaring Apung Kerapu (Epinephelus Spp) Melalui Sistem Informasi Geografis Di Pulau Saugi Kabupaten Pangkep Provinsi Sulawesi Selatan.

PATTY, S.I. (2013) Distribusi Suhu, Salinitas Dan Oksigen Terlarut Di Perairan Kema, Sulawesi Utara. Jurnal Ilmiah Platax.

SOUHOKA, J. and PATTY, S. (2013) Pemantauan Kondisi Hidrologi Dalam Kaitannya Dengan Kondisi Terumbu Karang Di Perairan Pulau Talise, Sulawesi Utara. Jurnal Ilmiah Platax, 1(3).

Downloads

Published

2018-10-31

Issue

Section

Articles