Pengaruh jenis umpan terhadap hasil tangkapan rawai dasar di Desa Wamesa Kabupaten Kaimana Provinsi Papua Barat
Abstract
Prospek perikanan di Indonesia sangat baik, hal ini ditinjau dari segi potensi yang cukup besar di perairan Indonesia sangat baik, sedangkan tingkat pemanfaatannya sangat rendah. Oleh karena itu usaha penangkapan sangat perlu ditingkatkan. Indonesia memiliki potensi laut seluas 12.123.383 hektar, namun dalam pemanfaatannya pada tahun 2014, baru sebesar 2,7% atau 325.825 hektar, artinya masih ada 97,3% yang masih bisa dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia (Wibowo H. dkk. 2019).
Desa Wamesa merupakan salah satu desa di Provinsi Papua Barat, yang memanfaatkan sumberdaya perikanan masyarakat menggunakan alat tangkap pancing rawai dasar menggunakan umpan alami seperti ikan slyer (Anodontostoma chacunda) dan ikan bulanak (Mugil sp), namun nelayan belum mengetahui penggunaan umpan alami apa yang paling cocok dan memberikan hasil tangkapan terbanyak. Hasil tangkapan rawai dasar berupa ikan-ikan demersal dan karang serta ikan pelagis kecil lainnya.
Berdasarkan pemikiran di atas, maka dilakukan penelitian tentang pengaruh penggunaan jenis umpan terhadap jumlah tangkapan pancing rawai dasar di wilayah Papua Barat. Penelitian ini dilaksanakan di perairan Desa Wamesa Kecamatan/distrik Kambrauw Kabupaten Kaimana Provinsi Papua Barat yang berlangsung dari bulan Agustus sampai Desember 2021. Penelitian ini bertujuan untuk Membandingkan jenis umpan apa yang memberikan hasil tangkapan yang terbanyak pada rawai dasar. Mengetahui komposisi hasil tangkapan dengan pancing rawai dasar berdasarkan jenis umpan, yaitu umpan ikan slayer (Anodontosoma chacunda) dan umpan ikan bulanak (Mugil sp).
Dari hasil penelitian, jumlah hasil tangkapan pancing rawai dasar selama 5 hari pengoperasian sebanyak 45 ekor ikan dimana umpan ikan slayer (Anodontosoma chacunda) berjumlah 29 ekor lebih banyak dibandingakan dengan pancing rawai dasar yang menggunakan umpan ikan bulanak (Mugil sp) dengan jumlah 16 ekor, hal ini menunjukan umpan ikan slayer (Anodontosoma chacunda) lebih banyak dibandingkan dengan ikan bulanak (Mugil sp), tetapi secara statistik nilai uji T memberikan hasil Thitung = 0,2234 lebih kecil dibandingkan dengan Ttable = 2,3060 menerangkan bahwa Ho diterima memberikan arti bahwa tidak ada perbedaan yang nyata dari perlakuan jenis umpan ikan slayer (Anodontosoma chacunda) dan ikan bulanak (Mugil sp) yang digunakan pada pancing rawai dasar.Keywords
Full Text:
PDFReferences
Barata, A., A. Bahtiar & H. Hartaty. 2011. Pengaruh Perbedaan Umpan Dan Waktu Setting Rawai Tuna Terhadap Hasil Tangkapan Tuna Di Samudera Hindia. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia. 17(2): hal. 133-138.
Burhanuddin S. 2020. Rencana Strategis 2020-2024 (Deputi Bidang Koordinasi Sumberdaya Maritim). Kementrian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi. Jakarta. 60 hlm.
Gianto, A Muhammad , H.Tri Haryano, B. Agus,H. Muhammad, S. Abdullah dan I. Marinda Yulia. 2017. Status Terumbu Karang Indonesia 2017. Titik Pusat Penelitian Oseanografi-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) - Puslit Oseannografi. Jakarta.
Google Earth. 2021. Maiwawa. Tanggal 02 Desember 2021
Riduwan., 2020. Dasar–Dasar Statistika. Cetakan 16. Alfabeta. Bandung 284 hlm.
Syofian S., 2017. Statistika Terapan untuk Perguruan Tinggi. Kencana Jakarta. 404 hlm.
Wibowo H., Bahri S. E., Harto P. P., 2019. Pemberdayaan Ekonomi Nelayan. Indeks. Jakarta. 202 hlm.
DOI: https://doi.org/10.35800/jitpt.v7i1.37713
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.