KESADARAN DIRI MAHASISWA ETNIK SANGIHE DALAM BERKOMUNIKASI DENGAN MAHASISWA ETNIK LAINNYA DI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO
Abstract
Kehidupan kampus yang sangat aktif dengan perkembangan budaya yang begitu kompleks terdiri dari berbagai macam latar belakang budaya dan adat istiadat, dari masing-masing mahasiswa yang melandasi karakter-karakater pribadi masing-masing mahasiswa tersebut dan banyaknya mahasiswa yang sudah mulai meninggalkan latar belakang budaya asal, mungkin disebabkan oleh pengaruh kehidupan sosial masyarakat kota yang cenderung simple dan instan, yang mulai mengadopsi gaya hidup modern kebarat-baratan ataupun lifestyle “gaul” gaya anak Jakarta. Fenomena tersebut bisa menjadi sebuah hal yang positif dan juga negatif bagi sebuah kelompok mahasiswa yang berasal dari suatu etnik yang latar belakang budayanya sangat kuat.
Hal positif dalam pergaulan kampus yang bisa diikuti tentunya seperti adanya komunitas mahasiswa Kristen maupun Islam, yang selalu mengedepankan nilai-nilai religius, tentunya akan baik ketika seorang mahasiswa asal Sangihe bisa bergaul dalam lingkungan tersebut, sementara kontradiksi dari hal positif tersebut adalah sisi negatif pergaulan kampus, misalnya dalam mengikuti perkuliahan, seringkali banyak mahasiswa yang hanya bolos ke mall, kemudian ada juga yang mulai terpengaruh alkohol, atau minum miras dan tidak masuk kuliah. Hal lain juga berkaitan dengan pergaulan anak kampus adalah pacaran tanpa batas atau istilah kerennya seks bebas di lingkungan kampus. Hal ini disebabkan dari sekian banyak mahasiswa yang ada di lingkungan kampus memiliki berbagai macam latar belakang budaya. Hal-hal tersebut kemungkinan besar bisa mempengaruhi karakter tiap-tiap mahasiswa yang ada di lingkungan kampus dalam pergaulannya. Permasalahan ini tentunya bisa di antisipasi dengan bagaimana mahasiswa etnik Sangihe tersebut berdapatasi melalui pergaulan dengan mahasiswa etnik lain.
Berkaitan dengan kesadaran diri mahasiswa etnik Sangihe dengan mahasiswa etnik lainnya, terjadi berbagai proses interaksi dan proses komunikasi. Proses interaksi mahasiswa dengan mahasiswa yang paling menonjol adalah pada saat terjadi proses komunikasi baik secara langsung maupun dengan simbol-simbol. Kesadaran diri mahasiswa Sangihe dengan mahasiswa lain yang dapat kita lihat, salah satunya adalah bagaimana mahasiswa Sangihe tersebut masuk dalam pergaulan kampus yang sangat kompleks dan selalu cepat perubahannya.
Metode: penelitian ini menggunakan metode Deskriptif. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa ketika berinterkasi yang paling menonjol adalah kesadaran diri akan empati, kesetaraan, sikap mendukung, sikap positif sedangkan informasi keterbukaan kadang-kadang jarang ditonjolkan.
Pada akhirnya disarankan bahwa untuk lebih menunjukkan karakter asal daerah Sangihe, setiap mahasiswa asal Sangihe perlu lebih banyak menggunakan bahasa daerah, ketika bertemu dengan teman yang berasal dari satu daerah yang sama, diperlukan juga wadah atau pembentukan organisasi yang bisa dijadikan tempat berkumpul bagi seluruh mahasiswa asal Sangihe, guna membangun keakraban dan rasa persaudaraan antar sesama mahasiswa asal Sangihe.
Kata kunci: Kesadaran, Interaksi, Komunikasi.
Hal positif dalam pergaulan kampus yang bisa diikuti tentunya seperti adanya komunitas mahasiswa Kristen maupun Islam, yang selalu mengedepankan nilai-nilai religius, tentunya akan baik ketika seorang mahasiswa asal Sangihe bisa bergaul dalam lingkungan tersebut, sementara kontradiksi dari hal positif tersebut adalah sisi negatif pergaulan kampus, misalnya dalam mengikuti perkuliahan, seringkali banyak mahasiswa yang hanya bolos ke mall, kemudian ada juga yang mulai terpengaruh alkohol, atau minum miras dan tidak masuk kuliah. Hal lain juga berkaitan dengan pergaulan anak kampus adalah pacaran tanpa batas atau istilah kerennya seks bebas di lingkungan kampus. Hal ini disebabkan dari sekian banyak mahasiswa yang ada di lingkungan kampus memiliki berbagai macam latar belakang budaya. Hal-hal tersebut kemungkinan besar bisa mempengaruhi karakter tiap-tiap mahasiswa yang ada di lingkungan kampus dalam pergaulannya. Permasalahan ini tentunya bisa di antisipasi dengan bagaimana mahasiswa etnik Sangihe tersebut berdapatasi melalui pergaulan dengan mahasiswa etnik lain.
Berkaitan dengan kesadaran diri mahasiswa etnik Sangihe dengan mahasiswa etnik lainnya, terjadi berbagai proses interaksi dan proses komunikasi. Proses interaksi mahasiswa dengan mahasiswa yang paling menonjol adalah pada saat terjadi proses komunikasi baik secara langsung maupun dengan simbol-simbol. Kesadaran diri mahasiswa Sangihe dengan mahasiswa lain yang dapat kita lihat, salah satunya adalah bagaimana mahasiswa Sangihe tersebut masuk dalam pergaulan kampus yang sangat kompleks dan selalu cepat perubahannya.
Metode: penelitian ini menggunakan metode Deskriptif. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa ketika berinterkasi yang paling menonjol adalah kesadaran diri akan empati, kesetaraan, sikap mendukung, sikap positif sedangkan informasi keterbukaan kadang-kadang jarang ditonjolkan.
Pada akhirnya disarankan bahwa untuk lebih menunjukkan karakter asal daerah Sangihe, setiap mahasiswa asal Sangihe perlu lebih banyak menggunakan bahasa daerah, ketika bertemu dengan teman yang berasal dari satu daerah yang sama, diperlukan juga wadah atau pembentukan organisasi yang bisa dijadikan tempat berkumpul bagi seluruh mahasiswa asal Sangihe, guna membangun keakraban dan rasa persaudaraan antar sesama mahasiswa asal Sangihe.
Kata kunci: Kesadaran, Interaksi, Komunikasi.
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.