Gambaran Mikroskopik Endokrin Pankreas pada Tikus Wistar yang Diberikan Sukrosa Dosis Bertingkat
Abstract
Abstract: Sucrose can cause hyperglycemia on test animals because its glycemic effect resulting in pancreatic damage when consumed excessively. This study was aimed to evaluate the effects of administrasion of variable levels of sucrose on blood sugar level and microscopic features of the pancreatic endocrine of Wistar rats. This study employed 20 Wistar rats divided randomly into four groups of five rats per group (KN, P1, P2, and P3). Group KN received no treatment; group P1 was treated with 1.125 g of sucrose; while group P2 and P3 were treated with 5.625 g and 11.25 g of sucrose, respectively. The treatments were administered for 21 days and the rats were terminated at days 22. The results showed that levels of blood sugar of Wistar rats increased variably from the 1st-day compared with the 21-st day. The higher the dosage of sucrose given, the higher the sugar blood levels. Similarly, the higher the dosage of sucrose given, the higher the number of Langerhans islets. Differences among groups treated with sucrose were not statistically significant for both variables. In conclusion, administration of sucrose for 21 days increased blood sugar levels of Wistar rats. Increased levels of blood sugar and increased average number of Langerhans islets were correlated to the dosage of sucrose given. The higher the dosage of sucrose given, the higher the levels of blood sugar and the higher the number of Langerhans islets of pancreas.
Keywords: sucrose, microscopic feature, pancreatic endocrine, hyperglycemic
Abstrak: Sukrosa dapat menyebabkan hiperglikemia pada hewan uji karena memiliki efek glikemik yang berakibat kerusakan pankreas bila dikonsumsi berlebihan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian tingkat variabel sukrosa pada kadar gula darah dan mikroskopik endokrin pankreas dari tikus Wistar. Jenis penelitian ialah eksperimental laboratorium. Penelitian ini menggunakan 20 tikus Wistar yang dibagi secara acak menjadi empat kelompok dengan lima tikus per kelompok (KN, P1, P2, dan P3). Kelompok KN tidak diberi perlakuan; kelompok P1 diberikan 1,125 g sukrosa; kelompok P2 dan P3 diberikan masing-masing 5,625 g dan 11,25 g sukrosa. Perlakuan diberikan selama 21 hari dan tikus diterminasi pada hari 22. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kadar gula darah tikus mengalami peningkatan bervariasi dari pengukuran hari ke-1 dibandingkan pengukuran hari ke-21. Semakin tinggi dosis sukrosa yang diberikan, maka semakin tinggi kadar gula darah. Pada pengamatan mikroskopik terdapat perbedaan jumlah pulau Langerhans pankreas. Semakin tinggi dosis sukrosa yang diberikan, semakin tinggi jumlah pulau Langerhans. Kedua perbedaan antar kelompok hewan uji tersebut tidak bermakna secara statistik. Simpulan penelitian ini ialah pemberian sukrosa selama 21 hari meningkatkan kadar gula darah tikus Wistar. Peningkatan kadar gula darah dan peningkatan jumlah rerata pulau Langerhans berkorelasi dengan dosis sukrosa yang diberikan. Semakin tinggi dosis sukrosa yang diberikan, semakin tinggi kadar gula darah dan semakin tinggi jumlah pulau Langerhans pankreas.
Kata kunci: sukrosa, gambaran mikroskopik, endokrin pankreas, hiperglikemik
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.35790/ebm.v7i2.24246
Refbacks
- There are currently no refbacks.