Inventarisasi Jamur Makroskopis di Perkebunan Kelapa Tengatuel Desa Tokin Baru Kecamatan Motoling Timur

Indra Ciputra Bella, Sendy Rondonuwu, Agustina Monalisa Tangapo

Abstract


Macroscopic fungi are fungi that can be seen with the naked eye and can be held and picked by hand. This macroscopic fungus is often found in various types of habitats such as wood, soil, and banana tree trunks. This study aims to identify the types of macroscopic fungi and describe the characteristics and potential of macroscopic fungi in Tokin Baru Village. This study used a direct survey method, namely by exploring the coconut plantation area of Tengatuel Jaga II, Tokin Baru Village. The samples obtained were observed according to morphological characteristics including gill attachment (hood holder), cap shape (hood shape), stem/stipe (stem shape) and cap margins (hood edge). From the results of the research conducted, we obtained 7 macroscopic fungi that occupy different types of habitats, namely wood, moist soil, and dead banana tree trunks. The macroscopic fungi identified in this study were Ganoderma (JM 03), Polyporus sp. (JM 04), Fomitopsis (JM 05), and Psathyrella (JM 02).


Abstrak

Jamur makroskopis merupakan jamur yang dapat dilihat dengan kasat mata, dapat dipegang dan dipetik dengan tangan.  Jamur makroskopis ini sering dijumpai di berbagai tipe habitat kayu, tanah dan batang pohon pisang. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis jamur makroskopis, mendeskripsikan karakteristik dan potensi jamur makroskopis yang ada di Desa Tokin Baru. Penelitian ini menggunakan metode survei langsung yaitu dengan menjelajah area perkebunan kelapa tengatuel Jaga II Desa Tokin Baru. Sampel yang diperoleh diamati sesuai dengan karakter morfologi meliputi Gill attachment (tempat dudukan tudung), cap shape (bentuk tudung), stem/stipe (bentuk tangkai) dan cap margins (tepi tudung). Dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh 7 jamur makroskopis yang menempati tipe habitat yang berbeda yaitu kayu, tanah lembab dan batang pohon pisang mati. Jamur makroskopis yang teridentifikasi dalam penelitian ini adalah Ganoderma (JM 03), Polyporus sp (JM 04), Fomitopsis (JM 05) dan Psathyrella (JM 02).


Keywords


jamur makroskopis; perkebunan kelapa; Ganoderma; Polyporus; Fomitopsis; Psathyrella

Full Text:

PDF

References


Anggriawan, I. (2014). Inventarisasi Jamur Tingkat Tinggi (Basidiomycetes) Di Gunung Singgalang Sumatera Barat. Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.) 3(2) –Juni 2014 : 147153.

Carris, L. M., Little, C. R., dan Stiles, C. M. (2012). Introduction To Fungi. The Plant Health Instructor. DOI: 10. 1094/PHI-I-2012-0426-01

Chang S.T. and Miles P.G. (2004). Mushrooms Cultivation, nutritional Value, Medicina Effect, And Environmental Impact. CRC Prees. Second edition. 477p

Chew, K.S. (2008). Early Onset Muscarinic Manifestations After Wild Mushroom Ingestion, Emergency Medicine Department, School of Medical Sciences, University Sains Malaysia, Malaysia.

Darwis, W., Desnalianif, D., & Supriati, R. (2011). Inventarisasi Jamur Yang Dapat Dikonsumsi Dan Beracun Yang Terdapat Di Hutan Dan Sekitar Desa Tanjung Kemuning Kaur Bengkulu. Konservasi Hayati, 7(2), 1-8.

Desjardin D.E., Wood M.G., Steven F.a. (2014). California Mushroom: The Comprehensive Identification Guide. Timber Press. London

Djarijah, N.M., dan A.S. Djariyah. (2001). Budi Daya Jamur Tiram, Kanisius, Yogyakarta.

Djarwanto, D., Suprapti, S., & Martono, D. (2008). Koleksi, Isolasi Dan Seleksi Fungi Pelapuk Di Areal Rutan Taman Industri Pulp Mangium Dan Ekaliptus. Jurnal Penelitian Hasil Hutan, Vol. 26 No. 4, 1-17.

Fauzi, R., Hidayat, M. Y., & Saragih, G. S. (2018). Macroscopic Fungi Species In Kelimutu National Park, East Nusa Tenggara. Jurnal Wasian, 5(2), 67-78.

Ghosh, S. (2013). Isolation Of Polysaccharides And Terpenoids From Some Basidiomycota And Their Antibacterial Activities. Microbiology Research Journal International, 4(2), 155-166. https://doi.org/10.9734/BMRJ/2014/4615

Hasanuddin, H. (2018). Jenis Jamur Kayu Makroskopis Sebagai Media Pembelajaran Biologi (Studi di TNGL Blangjerango Kabupaten Gayo Lues). BIOTIK: Jurnal Ilmiah Biologi Teknologi dan Kependidikan, 2(1), 38-52.

Hendritomo, H. I. (2010). Jamur Konsumsi Berkhasiat Obat. Yogyakarta: Lily Publisher. Edisi I, 2010. Hal: 46-67.

Hubregtse, J. 2018. Fungi In Australia Basidiomycota. Field Naturalists Club.

Kirar, V., Mehrotra, S., Negi, P. S., Nandi, S. P., & Misra, K. (2015). Hptlc Fingerprinting, Antioxidant Potential And Antimicrobialefficacy Of Indian Himalayan Lingzhi: Ganoderma Lucidum. Indian. J. Pharm. Sci, 6.

Lingga, R., Dalimunthe, N. P., Afriyansyah, B., Irwanto, R., Henri, H., Januardi, E., & Safitri, S. (2021). Keanekaragaman Jamur Makroskopik Di Hutan Wisata Desa Tiang Tarah Kabupaten Bangka. Bioma: Jurnal Ilmiah Biologi, 10(2), 181-200

Moore, S., dan O’ Sullivan, P. (2014). A guide to common fungi of the Hunter-Central Rivers region. Ligare Pty Ltd.

Munir, E. (2006). Pemanfaatan Mikroba Dalam Bioremediasi: Suatu Teknologi Alternatif Untuk Pelestarian Lingkungan. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Dalam Bidang Mikrobiologi FMIPA USU. USU Repository. Medan.

Napitupulu, D. S., & Situmorang, P. R. (2020). Jenis-Jenis Jamur Makroskopis Kelompok Divisio Basidiomycetes Di Taman Hutan Raya Bukit Barisan Tongkoh Kabupaten Karo Sumatera Utara. Elisabeth Health Jurnal, 5(02), 1-8.

Ningsih, D., Rejeki, E. S., & Ekowati, D. (2009). Aktivitas Antidiabetes Jamur Lingzhi (Ganoderma lucidum) Pada Tikus Putih Jantan. Jurnal farmasi Indonesia, 6(3), 12-18.

Parjimo, H., & Andoko, A. (2007). Budi Daya Jamur. AgroMedia Pustaka. Jakarta.

Polese. J. M. (2005). The Pocket Guide To Mushrooms. London: Divis, Cologne.

Putir, P. E., Mardji, D., & Simarangkir, B. D. A. S. (2008). Keanekaragaman Jenis Jamur Makro Pada Dua Kondisi Hutan Berbeda Di Kalampangan Zone Cimtrop Kalimantan Tengah. Jurnal Kehutanan Tropika Humida, 1(2), 155-170.

Putra, I.P., & Astuti, M. (2020) Catatan Beberapa Jamur Liar Yang Tumbuh Di Sekitar Permukiman Penduduk. Quagga: Jurnal Pendidikan dan Biologi, 13(1), 48-59. doi: 10.25134/quagga.v13i1.3617.

Ribeiro, J.P., Ali Abol Hassan, M., Rouf, R., Tiralongo, E., May, T.W., Day, C.J., Imberty, A., Tiralongo, J. and Varrot, A. (2017). Biophysical Characterization And Structural Determination Of The Potent Cytotoxic Psathyrellaasperospora Lectin . Proteins, 85: 969-975.

Rina, T., & Arico, Z. (2019). Jenis-Jenis Jamur Makroskopis Di Ekowisata Bukit Lawang Tngl Sumatera Utara. BIOLOGICA SAMUDRA, 1(2), 43-47.

Rugayah, W., dan Pratiwi. (2004). Pedoman Pengumpulan Data Keanekaragaman Flora, Pusat Penelitian Biologi-LIPI, Bogor

Saputra, D. Y., Nurmiati, N., & Periadnadi, P. (2018). Study of Wild Edible Polyporus (Cendawan Elang) From West Kayu Aro Subdistrict, Kerinci Regency, JAMBI. Metamorfosa: Journal of Biological Sciences, 5(1), 112-116.

Sastrawidana, I. D. K., Maryam, S., & Sukarta, I. N. (2012). Perombakan Air Limbah Tekstil Menggunakan Jamur Pendegradasi Kayu Jenis Polyporus Sp Teramobil Pada Serbuk Gergaji Kayu. Jurnal Bumi Lestari, 12(2), 382-389.

Situmorang, E., & Jayanthi, S. (2019). Keanekaragaman Jenis Jamur Makroskopis Di Taman Hutan Raya Bukit Barisan Kecamatan Dolat Rakyat Kabupaten Karo. Jurnal Jeumpa, 6(2), 294-300.

Suharjo, E. (2007). Budidaya Jamur Merang Dengan Media Kardus. AgroMedia Pustaka, Jakarta. 68 h.

Susanto, A., Prasetyo, A. E., Priwiratama, H., Wening, S., & Surianto, S. (2013). Ganoderma Boninense Penyebab Penyakit Busuk Batang Atas Kelapa Sawit. Jurnal Fitopatologi Indonesia, 9(4), 123-123..

Tampubolon, J. (2010). Inventarisasi Jamur Makroskopis Di Kawasan Ekowisata Bukit Lawang Langkat Sumatera Utara.

Wahyudi, A.E., Linda, R., dan Khotimah, S. (2012). Inventarisasi Jamur Makroskopis Di Hutan Rawa Gambut Desa Teluk Bakung Kecamatan Sungai Ambawang Kabupaten Kubu Raya. Jurnal Protobiont, 1(1):8-11

Wahyudi, T. R., Rahayu, S., & Azwin, A. (2016). Keanekaragaman Jamur Basidiomycota Di Hutan Tropis Dataran Rendah Sumatera, INDONESIA (Studi Kasus di Arboretum Fakultas Kehutanan Universitas Lancang Kuning Pekanbaru). Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan, 11(2), 98-111.

Webster J, Weber, R.W.S. (2007). Introduction To Fungi. Cambridge University Press, New York

Wibowo, S. G., Mardina, V., & Fadhliani, F. (2021). Exploration And Identification Of High-Level Fungus Species In The Protected Forest Area City of Langsa City. BIOLOGICA SAMUDRA, 3(1), 1-13.

Widhiastuti, R. (2010). Inventarisasi Jamur Makroskopis Di Ekowisata Tangkahan Kabupaten Langkat Sumatera Utara.

Yan, J. Q., & Bau, T. (2018). The Northeast Chinese Species Of Psathyrella (Agaricales, Psathyrellaceae). MycoKeys, (33), 85.

Zamroni, A., & Hamdi, S. (2017). Eksplorasi Dan Isolasi Jamur Liar Yang Tumbuh Pada Areal Hutan Sekunder Di Wilayah Kelurahan Sungai Keledang, Samarinda (Expolration And Isolation Of Mushrooms Wildly Grown On Secondary Forest In Sungai Keledang Village, Samarinda). Jurnal Teknologi Pangan, 10(1).




DOI: https://doi.org/10.35799/jbcw.v2i1.42211

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2022 Journal of Biotechnology and Conservation in Wallacea