Analisis akumulasi kandungan logam kadmium pada akar dan daun mangrove di Perairan Basaan-Belang Kabupaten Minahasa Tenggara dan Likupang Kabupaten Minahasa Utara
Abstract
Laut sangat bermanfaat dalam kegiatan budidaya, penangkapan ikan, rekreasi, transportasi dan sebagainya. Tapi laut juga menjadi alternatif terakhir yang menerima beban dari aktivitas-aktivitas antropogenik tersebut. Kadmium adalah salah satu logam berat yang paling berbahaya. Ketika kadmium memasuki ekosistem akuatik, kadmium akan terakumulasi dengan biota laut dan mempengaruhi rantai makanan sehingga mengancam kesehatan manusia yang sering mengeksploitasi sumber daya laut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kandungan kadmium di akar dan daun mangrove Avicennia sp. dan Rhizophora sp. pada lokasi yang berbeda. Hasil analisis kadmium dari dua spesies mangrove di empat lokasi sampling yang berbeda dari penelitian ini, yang tertinggi pada Rhizophora sp. ditemukan di daun yaitu 26.742 ppb dan 21.027 ppb di akar dari Desa Ambon di Likupang, sedangkan kandungan terendah berjumlah <0,07 ppb ditemukan di akar dari Desa Buku di Belang dan 14.346 ppb di daun dari Laboratorium Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Desa Likupang Dua. Kemudian kandungan kadmium tertinggi pada Avicennia sp. ditemukan di akar yaitu 44.355 ppb dari Desa Ambon di Likupang dan 23.164 ppb di daun dari Laboratorium Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Desa Likupang Dua, sedangkan kandungan terendah ditemukan di Desa Basaan, yaitu 22.234 ppb di akar dan 8.741 ppb di daun. Perbedaan akumulasi kadmium pada dua spesies mangrove disebabkan adanya perbedaan morfologi akar dan daun. Mangrove jenis Avicennia sp. dapat dijadikan sebagai tumbuhan fitoremediator karena memiliki daya serap logam kadmium lebih besar dibandingkan Rhizophora sp
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.35800/jplt.6.1.2018.20569
Refbacks
- There are currently no refbacks.