PENGARUH MODULUS KEHALUSAN AGREGAT TERHADAP PENENTUAN KADAR ASPAL PADA CAMPURAN JENIS AC-WC
Abstract
Modulus Kehalusan (Fineness Modulus) butir agregat didefinisikan sebagai jumlah persen kumulatif dari butir-butir agregat yang tertinggal diatas suatu set ayakan dan kemudian dibagi dengan seratus, oleh karena itu Fineness Modulus menggambarkan distribusi besaran atau jumlah presentase butiran baik agregat halus maupun agregat kasar. Semakin besar Modulus Kehalusan maka semakin kecil luas permukaan agregat yang perlu diselimuti aspal, sehingga Modulus Kehalusan menentukkan besarnya aspal yang dibutuhkan dalam suatu campuran yang pada akhirnya akan mempengaruhi kekuatan campuran
Pada penelitian ini telah dilakukan percobaan dilaboratorium dengan menggunakan Fineness Modulus sebagai salah satu faktor penentu kadar aspal dan juga untuk melihat pengaruh kondisi gradasi menerus dengan Fineness Modulus. Dalam perencanaan ini akan dibuat tiga variasi gradasi untuk melihat pengaruh Modulus Kehalusan dari masing-masing gradasi.
Metode pelaksanaan yang digunakan untuk melihat pengaruh Fineness Modulus sebagai penentuan kadar aspal pada campuran jenis AC-WC (Asphalt Concrete – Wearing Course) yaitu akan diperiksa berdasarkan gradasi yang ada kemudian akan dihitung nilai FM-nya setelah itu akan dibuat campuran dan dievaluasi dengan Kriteria Marshall dari masing-masing gradasi. Setelah itu akan diambil sampel hasil perancangan dari masing-masing gradasi untuk pemeriksaan Marshall guna mendapatkan hasil kadar aspal terbaik yang akan dihubungkan dengan nilai Fineness Modulus.
Hasil Uji Marshall dari ke 3 gradasi dengan campuran AC-WC masuk dalam spesifikasi umum bidang jalan dan jembatan, divisi VI Revisi III Perkerasan beraspal, Dep. PU, Edisi 2010. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut, nilai Fineness Modulus 5,01 dengan kadar aspal terbaik 7,2% untuk gradasi batas atas, FM 5,44 dengan kadar aspal terbaik 6,8% untuk gradasi batas tengah dan FM 5,63 dengan kadar aspal terbaik 6,4% untuk gradasi batas bawah. Adapun data-data hubungan FM dengan kriteria Marshall untuk nilai Stability didapatkan grafik yang berfluktuasi sesuai dengan batas-batas kriteria Marshall berdasarkan spesifikasi, untuk Kriteria Marshall: Flow, VMA, VFB dan Ratio Filler diperoleh hasil semakin besar Fineness Moduus maka semakin kecil hasil kriteria Marshall tersebut. Dan untuk kriteria Marshall: Density dan VIM diperoleh hasil semakin besar Fineness Modulus maka semakin besar hasil kriteria Marshall tersebut. Dapat disimpulkan penggunaan Modulus Kehalusan pada penentuan kadar aspal mempunyai pengaruh yakni semakin besar Modulus Kehalusan maka semakin kecil kadar aspal yang diperlukan sehingga Modulus Kehalusan dapat digunakan sebagai penentuan kadar aspal campuran AC-WC. Dan disarankan untuk pelaksanaan pembuatan konstruksi jalan menggunakan nilai Modulus Kehalusan yang besar sehingga kadar aspal yang akan digunakan sedikit akan tetapi tetap masuk dalam spesifikasi yang telah ditentukan.
Kata kunci: Aspal, Agregat, Modulus Kehalusan, Marshall, AC-WC