RESPON SPEKTRA PADA JEMBATAN IR. SOEKARNO MANADO
Abstract
Gempa terjadi secara terus-menerus dan tidak dapat diprediksi kapan dan dimana episenter gempa akan terjadi. Akibatnya kondisi dan parameter kegempaan suatu daerah ikut berubah-ubah seiring dengan kejadian-kejadian gempa. Parameter kegempaan seperti percepatan tanah maksimum dan respon spektra suatu daerah merupakan parameter yang digunakan untuk syarat desain gedung sesuai ketentuan Standar Nasional Indonesia 1726:2012 mengenai perencanaan gedung tahan gempa. Jembatan Ir. Soekarno merupakan salah satu infrastruktur lalu lintas yang terdapat di kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara. Daerah ini merupakan salah satu daerah dengan keaktifan seismik tinggi, sehingga parameter-parameter kegempaan yang digunakan pada perhitungan beban gempa struktur harus sesuai dengan keadaan terbaru lokasi tersebut. Parameter kegempaan ini perlu dilakukan pemutakhiran secara berkelanjutan agar dapat mengetahui beban gempa yang dihasilkan pada struktur jembatan. Parameter-parameter kegempaan terbaru termuat pada Peta Gempa Indonesia 2017. Berdasarkan parameter-parameter yang tersedia dilakukan analisis resiko gempa dengan metode probabilitas. Analisis dilakukan dengan bantuan EZ-FRISK menghasilkan percepatan tanah maksimum dengan probabilitas terlampaui 2% dalam 50 tahun dimana gedung di desain untuk menghindari keruntuhan pada Maximum Considered Earthquake (MCE) sesuai ASCE 7-10. Kemudian penentuan respon spektra lokasi berdasarkan pada SNI 1726:2012. Hasil klasifikasi data tanah mendapatkan lapisan tanah lokasi termasuk pada klasifikasi tanah sedang. Hasil analisis resiko gempa pada periode ulang gempa 2500 tahun mendapatkan percepatan tanah maksimum lokasi penelitian = 0.732 g dan respon spektra desain = 1.139 g.
Kata Kunci: Respon Spektra, Gempa Bumi, PSHA, ZMAP, EZ-FRISK 7.52