HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEGAWAI PERSEROAN TERBATAS PEMBANGKIT LISTRIK NEGARA UNIT LAYANAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI LAHENDONG

Jisia Natasia Roya, Oksfriani Jufri Sumampouw, Wulan Pingkan Julia Kaunang

Abstract


Kelelahan kerja merupakan keadaan yang disertai dengan penurunan ketahanan dan efisiensi dari fisik, mata, dan syaraf. Kelelahan kerja merupakan salah satu penyebab terjadinya penyakit akibat kerja atau kecelakaan kerja. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menggambarkan kelelahan kerja pada pegawai PT. PLN (Persero) Unit Layanan PLTP Lahendong. Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik kuantitatif dengan menggunakan rancangan cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni hingga bulan Juli 2020, tempat penelitian di PT. PLN (Persero) Unit Layanan PLTP Lahendong Sampel pada penelitian ini yaitu total populasi sebanyal 32 responden. Kelelahan kerja adalah seorang yang mengalami penurunan ketahanan tubuh serta mengalami penurunan daya kerja dalam melakukan suatu pekerjaan. Alat ukur kelelahan kerja yang digunakan kuesioner IFRC (Industrial Fatigue Research Committee) aspek yang diukur yaitu pelemahan kegiatan, pelemahan motivasi, dan kelelahan fisik. penilaian kelelahan subjektif dengan 4 skala likert dengan skor 0 jika tidak pernah merasakan, skor 1 kadang-kadang merasakan, skor 2 sering merasakan, skor 3 sering sekali merasakan. Langkah berikut adalah menghitung jumlah skor pada masing-masing kolom dari ke-30 pertanyaan yang diajukan dan menjumlahkannya menjadi total skor individu. Skor individu terendah adalah 0 dan skor individu tertinggi adalah 90. Hasil  analisi dalam penelitian ini meliputi variable univariat dan bivariate dengan menggunakan uji spearmen. Beban kerja adalah sejumlah kegiatan yang harus diselesaikan oleh organisasi atau perusahaan dalam waktu yang sudah ditetapkan, faktor beban kerja yaitu faktor internal dan ekterna. Untuk hasil dari karakteristik responden menunjukkan paling banyak pada ketegori umur <40 tahun (93.8%), dan untuk jenis kelamin yang paling banyak yaitu laki-kali (90.6%), dengan nilai p sebesar 0.010<0.05 sehingga ada hubungan antara beban kerja dengan kelelahan kerja pada pegawai di PT. PLN (Persero) Unit Layanan PLTP Lahendong. lDari hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa pegawai PT. PLN (Persero) Unit Layanan PLTP Lahendong paling banyak memiliki beban kerja yang ringan,  pegawai PT. PLN (Persero) Unit Layanan PLTP Lahendong paling banyak memiliki kelelahan kerja yang tinggi, dan beban kerja berhubungan dengan kelelahan kerja pada pegawai PT. PLN (Persero) Unit Layanan PLTP Lahendong dimana semakin rendah beban kerja maka semakin rendah pula kelelahan kerja. Untuk saran dari penelitian ini, saran teoritis bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian sejenis namun dapat menambahkan variabel lainnya seperti produktivitas kerja,strees kerja, iklim kerja, dan lain-lain, saran praktis bagi perusahaan dan tenaga kerja agar lebih mempertimbangkan waktu istirahat dan penyesuaian jam kerja, serta saran kebijakan memberikan pelatihan tentang pentingnya sikap kerja yang baik dan benar (ergonomis).

 

Kata kunci : Kelelahan kerja, pegawai

 

ABSTRACT

Fatigue at work is a condition accompanied by decreased endurance and efficiency of the physical, eye, and nervous system. Fatigue at work is one of the causes of occupational diseases or work accidents. The purpose of this study is to describe the work fatigue of employees of PT. PLN (Persero) Lahendong PLTP Service Unit. This research is a quantitative analytic survey research using a cross sectional design. This research was conducted in June-July, the place of research at PT. PLN (Persero) PLTP Lahendong Service Unit. The sample in this study was a total population of 32 respondents. Fatigue is a person who has decreased endurance and decreased work power in doing a job. The measuring instrument for work fatigue used is the IFRC (Industrial Fatigue Research Committee) questionnaire. The aspects measured are the weakening of activities, attenuation of motivation, and physical fatigue. Assessment of subjective fatigue with 4 Likert scale with a score of 0 if you never feel, a score of 1 sometimes feels, a score of 2 is often felt, a score of 3 is often felt. The next step is to calculate the total score in each column of the 30 questions posed and add them to the individual total score. The lowest individual score was 0 and the highest individual score was 90. The results of the analysis in this study included univariate and bivariate variables using the spearmen test. Workload is a number of activities that must be completed by an organization or company within a specified time, the factors of workload include qualitative and quantitative workloads. The results of the characteristics of the respondents showed that most of them were in the age category <40 years (93.8%), were male (90.6%), with a p value of 0.010 <0.05 so that there was a relationship between workload and work fatigue on employees at PT. PLN (Persero) Lahendong PLTP Service Unit. From the research results, it can be concluded that the employees of PT. PLN (Persero) PLTP Lahendong Service Unit has the most light workload, employees of PT. PLN (Persero) PLTP Lahendong Service Unit has the highest work fatigue, and workload is related to work fatigue on employees of PT. PLN (Persero) PLTP Lahendong Service Unit where the lower the workload, the lower the work fatigue. For suggestions from this research, theoretical suggestions for future researchers are expected to be able to carry out similar research but can add other variables such as work productivity, work stress, work climate, etc., practical suggestions for companies and workers to consider more rest periods and adjustments. working hours, as well as policy advice provide training on the importance of a good and correct work attitude (ergonomics).

 

Keywords : Fatigue at work, employees


Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




My Statistic JournalStatcounter