POTENSI EKSTRAK ETANOL TANGKAI DAUN TALAS (Colocasia esculenta [L]) SEBAGAI ALTERNATIF OBAT LUKA PADA KULIT KELINCI (Oryctolagus cuniculus)

Bryan Alfonsius Wijaya

Abstract


ABSTRACT
Taro (Colocasia esculenta [L]) is a cylindrical shaped plant that has a pseudo stalk and light
brown colored bulbs. The heart shaped leaves are elongated and the leaf surfaces are
waterproof which presumably can heal wounds . The purpose of this study was to test the
ethanol extract of taro leaf stalk as an alternative drug in the skin wounds of rabbits
(Oryctolagus cuniculus) and phytochemical screening of compounds which act to cure
wounds. Nine rabbits were used as test animals and were divided into 3 groups (treatment A,
B, and C). Treatment A: wound was given ± 0.2 g betadine drug (positive control), treatment
B: wound was given ± 0.2 g Taro stem extract, treatment C: wound was given no treatment
(negative control). The wound was smeared 2 times a day using betadine liquid (positive
control) and the wound was smeared 2 times a day by using Taro stem extract. Observations
of the injuries were done every day (day 0 to day 9). From the observations, it can be
inferred that Taro stem extract has potential as an alternative drug to cuts because it
demonstrated wound healing activity on rabbit skin, so the test showed that Taro stems and
leaves contain the phytochemical extracts saponins, flavonoids, tannins, alkaloids, steroids
and terpenoids.
Key words : Taro Leaf Stem, Rabbit, Cut, Phytochemistry Test
ABSTRAK
Talas (Colocasia esculenta [L]) merupakan tumbuhan yang memiliki tangkai daun yang
semu, berbentuk silindris dan memiliki umbi berwarna coklat muda, sedangkan pada bagian
daun berbentuk seperti jantung yang memanjang dan permukaan daun yang tahan air
(waterproof) yang di duga dapat menyembuhkan luka. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk
menguji ekstrak etanol tangkai daun Talas sebagai alternatif obat luka pada kulit kelinci
(Oryctolagus cuniculus) dan skrining senyawa fitokimia yang berperan sebagai obat luka.
Hewan uji yang digunakan sebanyak 9 ekor kelinci yang dibagi menjadi 3 kelompok
(perlakuan A, B, dan C). Perlakuan A : luka diberi ± 0,2 g obat betadine (kontrol positif),
perlakuan B : luka diberi ± 0,2 g ekstrak tangkai daun Talas, perlakuan C : luka tanpa
perlakuan (kontrol negatif). Luka dioles 2 kali sehari dengan menggunakan betadine cair
(kontrol positif) dan luka dioles 2 kali sehari dengan menggunakan ekstrak tangkai daun
Talas. Pengamatan luka dilakukan setiap hari (hari ke-0 sampai hari ke-9), dari hasil
pengamatan disimpulkan ekstrak batang Talas dapat berpotensi sebagai alternatif obat luka
sayatan karena telah menunjukkan aktivitas penyembuhan luka pada kulit kelinci, sehingga
dilakukan uji fitokimia yang menunjukkan bahwa ekstrak tangkai daun Talas mengandungan
saponin, flavonoid, tanin, alkaloid, steroid dan terpenoid.
Kata kunci : Tangkai Daun Talas, Kelinci, Luka, Uji Fitokimia

Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.35799/pha.3.2014.5419

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c)



 

 

Publisher :
Pharmacy Study Program,
Faculty of Mathematic and Science
Sam Ratulangi University
Manado, North Sulawesi, Indonesia, 95115

     

Cooperation With :
Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI)
Sulawesi Utara
Manado, North Sulawesi, Indonesia, 95112

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.