PROBLEMATIKA PENGELOLAAN PASAR TRADISIONAL

Daniel Tumbale

Abstract


ABSTRAK

                Keberadaan pasar tradisional khususnya di wilayah pinggiran kota sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Seperti yang terjadi di Kelurahan Kolongan Beha, Kecamatan Tahuna Barat Kabupaten Kepulauan Sangihe. Atas dasar itu salah seorang mantan anggota DPRD Kabupaten Kepulauan Sangihe, J. Wenas, memprakarsai dibangunnya pasar tradisioanal di wilayah ini, yang kemudian namanya diabadikan sebagai nama pasar tersebut. Ironisnya, keberadaan pasar J. Wenas kurang lebih satu dekade terakhir, yang mana pasar ini sejatinya dibangun atas permintaan masyarakat kelurahan Kolongan Beha dan sekitarnya untuk memiliki sebuah pasar yang nantinya diharapkan menjadi pusat perekonomian, bahkan bukan hanya di kelurahan Kolongan Beha, melainkan menjadi pusat perekonomian di kecamatan Tahuna Barat sudah tidak berfungsi sebagaimana harapan masyarakat kecamatan Tahuna Barat, serta tidak sesuai dengan sebagaimana tujuan awal didirikannya pasar ini. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian ini akan mengidentifikasi penyebab buruknya pengelolaan pasar Tradisional J. Wenas, serta mendeskripsikan penyebabnya. Hasil penelitian menggambarkan penyebab buruknya pengelolaan pasar tradisional J. Wenas ini, disebabkan oleh beberapa factor. Diantaranya: ketidakjelasan kewenangan (otonomi) pengelolaan pasar tersebut dan juga pengelolaannya yang tidak terintegrasi. Akibatnya maksimalisasi pendapatan dari pasar tersebut sulit untuk direalisasikan. Selain itu standarisasi dari kualitas pelayanan di pasar J. Wenas ini sangat buruk. Jika hal ini tidak segera dibenahi maka kerugian yang dialami oleh pemerintah akan semakin besar. Padahal keberadaan pasar ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat Kelurahan Kolongan Beha, Kecamatan Tahuna Barat Kabupaten Kepulauan Sangihe.

 
Kata Kunci: Pengelolaan; Pasar Tradisional

 

 

ABSTRACT

The existence of traditional markets, especially in suburban areas, is very much needed by the community. As happened in Kolongan Beha Village, Tahuna Barat District, Sangihe Islands Regency. On that basis, a former member of the Sangihe Islands Regency DPRD, J. Wenas, initiated the construction of a traditional market in this area, which was later immortalized as the name of the market. Ironically, the existence of a market that is very much needed by this community, its current management is very sad, because in the last decade or so, this market was actually built at the request of the people of Kolongan Beha and its surroundings to have a market which is expected to become the center of the economy. not only in the Kolongan Beha sub-district, but being the center of the economy in the Tahuna Barat sub-district has not functioned as expected by the people of the Tahuna Barat sub-district, and is not in accordance with the original purpose of establishing this market. By using a qualitative approach, this study will identify the causes of poor management of the J. Wenas Traditional Market, and describe the causes. The results illustrate that the causes of poor management of J. Wenas traditional markets are caused by several factors. Among them: the unclear authority (autonomy) for the management of the market and also its management that is not integrated. As a result, the maximization of the function of the market is difficult to realize. In addition, the standardization of service quality in the J. Wenas market is very poor. If this is not corrected immediately, the losses experienced by the government will be even greater. Even though the existence of this market is very much needed by the people of Kolongan Beha Village, Tahuna Barat District, Sangihe Islands Regency.

 

Keywords: Management; Traditional Market

Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


POLITICO: Jurnal Ilmu Politik

FISIP UNSRAT