PENGARUH PERKEMBANGAN INDUSTRI MEBEL TERHADAP POLA PEMANFAATAN LAHAN DI DESA LEILEM KECAMATAN SONDER
Abstract
Desa Leilem telah ditetapkan sebagai Pusat Pengembangan Lingkungan (PPL) yang tercantum dalam Perda No 1 Tahun 2014 tentang RTRW Kabupaten Minahasa 2014-2034 untuk mengembangkan industri mebel dan wisata mandi uap. Perkembangan industri mebel sendiri belum terwadahi dalam perencanaan kawasan industri yang baik, sehingga meningkatkan permintaan lahan untuk aktivitas industri mebel serta aktivitas pendukungnya.Hal ini akan meningkatkan jumlah konversi lahan dan mengakibatkan perubahan pola pemanfaatan lahan, yang kemudian dilakukan suatu kajian untuk melihat bagaimana perubahan pola pemanfaatan lahan dan seberapa besar pengaruh perkembangan industri mebel terhadap perubahan pola pemanfaatan lahan di Desa Leilem. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh perkembangan industri terhadap pola pemanfaatan lahan di Desa Leilem Kecamatan Sonder. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Metode Deskriptif Kualitatif digunakan untuk mengambarkan pola pemanfaatan lahan untuk metode deskriptif kuantitatif digunakan untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan Industri. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari hasil survey dan wawancara dengan masyarakat, pelaku industri dan pemerintah, sedangkan data sekunder berupa dokumen-dokumen mengenai perkembangan industri dan peta-peta pemanfaatan lahan dalam bentuk foto udara dalam 10 tahun terakhir dari instansi-instansi terkait. Data-data tersebut kemudian diolah dan dianalisis dengan metode desktiptif dengan mengunakan teknik pembobotan (faktor skoring). Hasil analisis berupa data deskriptif dan statistik yang memperlihatkan faktor-faktor apa yang mempengaruhi perkembangan industri mebel. Dari analisis perubahan pemanfaatan lahan dihasilkan data deskriptif yang memperlihatkan perubahan pola pemanfaatan lahan permukiman dari sebelumnya berbentuk terpusat kemudian berkembang dan berbentuk memencar kesegala arah yang cenderung membentuk bujursangkar. Berdasarkan hasil survei diketahui terjadi konversi lahan untuk industri mebel di sebesar 1,184 Ha yang terbagi atas 72,5 % lahan permukiman, 19 % lahan perkarangan dan 8.5 % lahan perkebunan. Perubahan pola pemanfaatan lahan ini disebabkan oleh munculnya industri-industri di lahan pekarangan/perkebunan di Desa Leilem yang diikuti pertumbuhan permukiman penduduk kesegala arah.
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.35793/sp.v1i1.8239
Refbacks
- There are currently no refbacks.