AKTIVITAS HEMOLITIK TERIPANG (Bohadschia graeffei) DARI PANTAI MALALAYANG, SULAWESI UTARA PADA BEBERAPA SUHU DAN pH
DOI:
https://doi.org/10.35799/jis.13.1.2013.1947Abstract
Aktivitas Hemolitik Teripang (Bohadschia graeffei) dari Pantai Malalayang, Sulawesi Utara pada Beberapa Suhu dan pH
ABSTRAK
Teripang (Bohadschia graeffei) merupakan salah satu sumber bahan hayati laut yang bermanfaat di bidang pangan maupun biomedik. Hewan ini dilaporkan memiliki kandungan hemolisin, yaitu protein aktif yang mampu melisis sel darah merah. Pengembangan potensi hemolitiknya dapat menjadikannya sebagai kandidat obat antitumor, sitolisin ataupun bahan dalam bidang kajian biomedik. Namun demikian, hingga saat ini, belum banyak penelitian mengenai hemolisin teripang yang berasal dari perairan Sulawesi Utara. Sampel teripang  yang diperoleh diekstraksi mengikuti metode Kamiya et al. (1991) yang telah dimodifikasi. Sampel teripang segar diblender dan dilarutkan dalam larutan Buffer fosfat. Setelah diaduk, campuran disaring dan filtrat yang diperoleh disentrifus. Pada supernatan, kemudian dilakukan proses salting out dengan penambahan amonium sulfat. Proses ini dibantu dengan penambahan aseton. Ekstrak kasar yang diperoleh dikeringkan untuk digunakan dalam uji aktivitas hemolitik    dengan menggunakan suspensi eritrosit standar. Unit Hemolitik (HU). Hasil pengujian menampakkan bahwa aktivitas hemolitik teripang terjadi pada suhu dan pH optimum berturut-turut yaitu 50 °C dan 8. Nampak bahwa suhu optimum cukup tinggi dan tidak terjadi penurunan aktivitas yang tajam pada suhu yang lebih tinggi. Hal ini merupakan suatu hal yang unik dan masih harus diteliti lebih lanjut.
Kata kunci : aktivitas hemolitik, Bohadschia graeffei, hemolisin, pantai Malalayang
Â
Hemolysin Activity of  Sea Cucumbers (Bohadschia graffei) from Malalayang Coastal, North Sulawesi on Different Temperatures and pH
ABSTRACT
ABSTRACT
Sea cucumber (Bohadschia graeffei) is one of marine resource that useful in food and biomedical fields. This animal contains hemolysin; a protein is able to lysis red blood cells. Developing of its potential hemolytic activity can make this animal to be a candidate of antitumor drug, sitolisin or material in biomedical researxh. However, until now, only a little information has been found about hemolysin from sea cucumbers from seas in North Sulawesi. Sea cucumbers samples were extracted following the modified method of Kamiya et al. (1991). Samples of fresh cucumber were blended and dissolved in phosphate buffer solution. After stirring, the mixture was filtered and the obtained filtrate was centrifused. Then, supernatant were processed salting out with adding ammonium sulfate. This process was aided by adding acetone. Crude extract obtained was dried to be used in hemolytic activity assay by using standard erythrocyte suspension. Test results showed that the hemolytic activity of sea cucumbers occured at optimum temperature and pH was respectively 50 °C and 8. It appears that the optimum temperature is high enough and not sharp decline in activity at higher temperatures. This is a unique thing and needed to be investigated further.
Keywords: hemolytic aktivity, Bohadschia graeffei, hemolysin, Malalayang coastal