Bathimetri di perairan pantai depan Sungai Bahu, Kecamatan Malalayang, Manado

Authors

  • Wandasari Hamid Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Sam Ratulangi
  • Frangky E. Kaparang Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Sam Ratulangi
  • Heffry V. Dien Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Sam Ratulangi

DOI:

https://doi.org/10.35800/jitpt.2.1.2015.8334

Abstract

ABSTRACT

The word bathymetry come from the Greek. Bathy is depth and metry is the science of measurement. So bathymetry can be defined as the science of measuring and mapping the bottom of waters. It is necessary to have accurate data about the physical state of the waters like shape of the coastline, tidal height and the shape of seabed. So that the objectives of this study are: to map the shape of the coastline, the state of tides and to describe the contours of the seabed. Collecting data using a water depth transect pattern normal to coastline. Tidal height measured using a tide pole. Results showed that the length of the surveyed coastline was 1,327 meters stretching from position 1027'39.9 "-124049'13.7" N to 1027'34.0 "-124049'03.0" E. Sea level at high tide was 204 cm high at 05.00 pm and low tide (10 cm) occurred at 00.00 pm. Seabed of Malalayang coastal waters has two basic forms; at north the depth was more than 100 m and the contour was very steep, while at northwest of the study location had the depth of less than 100 m and shape sloping beaches with contour lines rather far apart.

Keywords: bathymetry, Bahu River, Malalayang District

 

ABSTRAK

Kata bathimetri berasal dari bahasa Yunani yaitu Bathy adalah kedalaman dan metry ialah ilmu tentang pengukuran. Sehingga Bathymetri dapat didefinisikan sebagai ilmu tentang pengukuran dan pemetaan dasar perairan. Untuk itu diperlukan data yang akurat tentang keadaan fisik perairan seperti bentuk garis pantai, pasang surut kedalaman perairan dan bentuk dasar laut. Sehingga yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah: untuk memetakan bentuk garis pantai, keadaan pasang surut dan menggambarkan kontur dasar laut. Survei dilakukan dengan menggunakan metode sounding. Pengambilan data kedalaman perairan mengikuti pola transek yang tegak lurus garis pantai. Tinggi pasang surut diukur dengan palem pasut. Hasil penelitian bahwa panjang garis pantai lokasi penelitian adalah 1.327 meter yang terbentang dari posisi 1027’39.9â€-124049’13.7†LU sampai1027’34.0â€-124049’03.0†BT. Tinggi permukaan air laut pada saat pasang tertinggi yaitu 204 cm pada pukul 17.00 WITA dan surut terendah (10 cm) terjadi pada pukul 00.00 WITA. Keadaan dasar perairan di pantai Malalayang memiliki 2 bentuk dasar perairan yakni dibagian utara memiliki tingkat kedalaman yang lebih besar dari 100 meter dan bentuk pantainya adalah lereng terjal dengan garis kontur yang berdekatan, sedangkan barat laut dari lokasi penelitian memiliki tingkat kedalaman yang kurang dari 100 meter dan bentuk pantainya landai dengan garis kontur yang agak berjauhan.

Kata-kata kunci: bathimetri, Sungai Bahu, Kecamatan Malalayang

Downloads

Published

12-07-2015

How to Cite

Hamid, W., Kaparang, F. E., & Dien, H. V. (2015). Bathimetri di perairan pantai depan Sungai Bahu, Kecamatan Malalayang, Manado. JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP, 2(1). https://doi.org/10.35800/jitpt.2.1.2015.8334

Issue

Section

Articles

Most read articles by the same author(s)

> >>