Sistem Transportasi Publik di Kota Tomohon Berdasarkan Konsep Kota Layak Huni
DOI:
https://doi.org/10.35793/sabua.v11i1.41223Abstract
Kota yang baik haruslah mampu menampung segala aktivitas masyarakat dengan memberikan rasa nyaman, aman dan tanang bagi seluruh masyarakat guna untuk beraktivitas dikenal dengan livable city atau kota layak huni. Salah satu aspek yang ada dalam konsep kota layak huni adalah aspek transportasi. Pembangunan Kota Tomohon saat ini sedang berkembang keadaan ini akan selalu sebanding dengan pertumbuhan penduduk dan jumlah kendaraan pribadi, akan tetapi tidak didukung dengan sistem transportasi angkutan umum yang memadai. Tujuan peneltian ini untuk menganalisis apakah sistem transportasi angkutan umum di KotaTomohon mampu mencapai indicator transportasi yang nyaman dalam konteks kota yang layak huni. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif-deskriptif. Analisis ini bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan menggunakan angka-angka dengan menggunakan perhitungan statistic dengan metode skoring skala guttman sampel dalam penelitian ini yaitu 50 responden. Hasil penelitian ini yaitu Kota Tomohon masuk pada kategori mendekati tidak sesuai. Hal tersebut terjadi dikarenakan terdapat variabel yang belum memenuhi prinsip-prinsip yang dikembangkan. Variabel tersebut yaitu, jalur pejalan kaki dengan proporsi masyarakat yang merasa nyaman 36% dan yang tidak 64%, terminal dengan jarak rata-rata terminal ke pusat pelayanan 178 meter serta kepadatan bangunan yaitu 6 bangunan/ha tergolong klasifikasi rendah dan belum sesuai dengan kriteria yang ada dan kenyamanan moda transportasi karena waktu tunggu angkutan umum rata-rata 88 menit. Kata kunci : Kota Layak Huni, Transportasi, Angkutan Umum, Kota Tomohon
A good city must be able to accommodate all community activities by providing a sense of comfort, security and challenge for the entire community to carry out activities known as Livable City or City Worth Living. One aspect of the concept of a livable city is the transportation aspect. The development of Tomohon City is currently developing. This situation will always be proportional to population growth and the number of private vehicles, but it is not supported by an adequate public transportation transportation system. The purpose of this study is to analyze whether the public transportation transportation system in Tomohon City is able to achieve comfortable transportation indicators in the context of a livable city. This study uses a quantitative-descriptive approach. This analysis aims to explain the phenomenon by using numbers using statistical calculations using the Guttman scale scoring method. The sample in this research is 50 respondents. The results of this study are that the City of Tomohon is in the category of approaching unsuitable. This hall occurs because there are variables that do not meet the principles developed. These variables are pedestrian paths with the proportion of people who feel comfortable 36% and those who don't 64%, terminals with an average distance of 178 meters from the terminal to the service center and a building density of 6 buildings/ha classified as low and not in accordance with existing criteria. and the convenience of transportation modes because the average waiting time for public transportation is 88. Keywords: Liveable City, Transportation, Public Transportation, Tomohon City
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License