Faktor - Faktor Kekumuhan Di Kawasan Permukiman Perkotaan Amurang – Tumpaan

Slum Factors In Amurang-Tumpaan Urban Settlement Area

Authors

  • Magdalena C. Rorimpandey
  • Rieneke L.E. Sela
  • Dwight Rondonuwu

DOI:

https://doi.org/10.35793/sabua.v11i2.45977

Abstract

Abstrak

Akibat semakin pesatnya pertumbuhan penduduk berdampak pada aspek kehidupan, terutama mengenai permukiman. Surat keputusan Bupati Kabupaten Minahasa Selatan Nomor 217 tahun 2015 tentang penetapan lokasi kawasan permukiman kumuh terdapat 23 lokasi kawasan permukiman kumuh yang tersebar di 9 wilayah kecamatan. Berdasarkan arahan pelaksanaan RKP-KP tahun 2015, lokasi penanganan permukiman kumuh perkotaan akan mengacu pada kawasan kumuh yang berada di kawasan perkotaan Amurang-Tumpaan. Dengan perincian luasan yaitu kelurahan Ranoyapo 0,52 Ha, Uwuran 10,99 Ha, Ranomea 0,59 Ha, Lopana 2,49 Ha, Tumpaan 11,55 Ha, serta Tumpaan Baru 0,36 Ha, semuanya memiliki tingkat kekumuhan yang berat. Sehingga penelitian ini perlu dilakukan agar mendapatkan output berupa faktor-faktor kekumuhan di kawasan permukiman perkotaan Amurang-Tumpaan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor  kekumuhan di permukiman perkotaan Amurang-Tumpaan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan analisis skoring. Hasil analisis faktor kondisi bangunan gedung, kondisi jalan lingkungan, kondisi penyediaan air minum, kondisi drainase lingkungan, kondisi pengelolaan air limbah, kondisi pengelolaan persampahan dan kondisi proteksi kebakaran menunjukan memiliki skor yang tinggi dikarenakan cakupan pelayanan dan persyaratan teknis yang tidak memenuhi standart, sedangkan kondisi jalan lingkungan ada pada tingkat kekumuhan yang sedang karena sebagian besar jalan lingkungan yang ada pada lokasi penelitian ini sudah memiliki cakupan pelayanan dan persyaratan teknis yang sudah memenuhi standart.

Kata kunci: Permukiman Kumuh; Faktor Kekumuhan Kawasan Perkotaan Amurang Tumpaan.

Abstract

As a result of the rapid population growth, it has an impact on aspects of life, especially regarding settlements. Decree of the Regent of South Minahasa Regency Number 217 of 2015 concerning the determination of the location of slum areas, there are 23 locations of slum areas spread over 9 sub-districts. Based on the direction of the 2015 RKP-KP implementation, the location for handling urban slums will refer to the slum area in the Amurang-Tumpaan urban area. With details of the area, namely Kelurahan Ranoyapo 0.52Ha, Uwuran 10.99Ha, Ranomea 0.59Ha, Lopana 2.49Ha, Tumpaan 11.55Ha, and Tumpaan Baru 0.36Ha, all of them have a heavy level of slums. So this research needs to be done in order to get an output in the form of slum factors in the Amurang-Tumpaan urban settlement area. The purpose of this study was to analyze the slum factor in the urban settlements of Amurang-Tumpaan. The data analysis technique used in this research is using scoring analysis. The results of factor analysis of building conditions, environmental road conditions, drinking water supply conditions, environmental drainage conditions, wastewater management conditions, waste management conditions and fire protection conditions show that they have a high score due to service coverage and technical requirements that do not meet the standards. while the condition of the environmental road is at a moderate level of slums because most of the existing environmental roads in this research location already have service coverage and technical requirements that have met the standard.

Keyword: Slums; Slums Factors in Amurang Tumpaan Urban Area

Downloads

Published

2022-11-30

How to Cite

Rorimpandey, M. C., Sela, R. L., & Rondonuwu, D. (2022). Faktor - Faktor Kekumuhan Di Kawasan Permukiman Perkotaan Amurang – Tumpaan: Slum Factors In Amurang-Tumpaan Urban Settlement Area. Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan Dan Arsitektur, 11(2), 21–28. https://doi.org/10.35793/sabua.v11i2.45977