Pengembangan Konsep Transit Oriented Development (TOD) di Kota Tomohon
DOI:
https://doi.org/10.35793/sabua.v12i2.48900Abstract
Kemacetan kota dan perkembangan kawasan perkotaan tidak teratur menjadi permasalahan yang sering
terjadi pada kota di Indonesia tidak terkecuali pada Kota Tomohon. Kedua permasalahan kota tersebut
dapat diatasi dengan adanya Pengembangan kawasan TOD dan menjadi solusi dalam penyelesaian masalah
tersebut karena sifatnya yang mengembangkan kawasan dengan transportasi berkelanjutan didukung
dengan desain ramah pejalan kaki, tatanan lahan, dan pengawasan terhadap intensitas pemanfaatan
ruangnya. Pengembangkan kawasan TOD membutuhkan pengidentifikasian terhadap kriteria
pembangunnya, hasil identifikasi kemudian di optimalkan dengan membandingkannya dari standar kriteria
kawasan TOD sebagai kebutuhan pengembangan kawasan TOD. Menggunakan metode kuantitatif
deskriptif dengan proses analisis spasial dan optimasi dan dilakukan pada lima lokasi dalam Kota Tomohon
yakni zona Terminal Beriman, zona Menara Alfa Omega, zona Alfamart Walian, zona Kantor Sinode
GMIM, dan zona Alfmart Kinilow. Hasil penelitian menunjukan kriteria yang sudah di identifikasi
sebelumnya masih memerlukan pengembangan. Kebutuhan pengembangan terbesar untuk jalur pejalan
kaki berada pada zona Alfamart Kinilow dengan persentase 77%. Dalam intensitasnya, kebutuhan
pengembangan KDB terbesar berada di zona Terminal Beriman pada blok tiga sebesar 59% dan KLB pada
blok tiga dengan nilai 1.89. Dari kelima zona yang diteliti dalam kriteria penggunaan lahan campur, zona
Terminal Beriman dan zona Kantor Sinode GMIM masih memiliki kebutuhan pengembangan pada
kawasan residential sebesar 14% untuk zona Terminal Beriman dan 3% untuk zona Kantor Sinode GMIM
dalam mencapai standar dari pengembangan kawasan TOD lingkungan di Kota Tomohon.
Kata kunci: TOD; Transit Oriented Development; Transportasi; Analisis Spasial; SIG.
Abstract
City congestion and the development of irregular urban areas are problems that often occur in cities in
Indonesia, including the City of Tomohon. Both of these city problems can be overcome by developing
TOD areas and being a solution to solving these problems because of their nature to develop areas with
sustainable transportation supported by pedestrian-friendly designs, land arrangements, and monitoring of
the intensity of spatial use. The development of the TOD area requires identification of the building criteria,
the results of the identification are then optimized by comparing them with the standard criteria for the
TOD area as the need for the development of the TOD area. Using a descriptive quantitative method with
a process of spatial analysis and optimization and carried out at five locations within Tomohon City namely
the Faith Terminal zone, the Alfa Omega Tower zone, the Walian Alfamart zone, the GMIM Synod Office
zone, and the Alfmart Kinilow zone. The results of the research show that the criteria that have been
previously identified still require development. The biggest development need for pedestrian paths is in the
Alfamart Kinilow zone with a percentage of 77%. In terms of intensity, the greatest need for KDB
development is in the Terminal Beriman zone in block three at 59% and KLB in block three with a value
of 1.89. Of the five zones examined in the mixed land use criteria, the Beriman Terminal zone and the
GMIM Synod Office zone still have development needs in residential areas of 14% for the Beriman
Terminal zone and 3% for the GMIM Synod Office zone in achieving the standards of the development of
the environmental TOD area in Tomohon City.
Keyword: TOD; Transit Oriented Development; Transportation; Spatial Analysis; GIS
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License