Model Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Manado
DOI:
https://doi.org/10.35793/sabua.v12i2.52587Abstract
Abstrak
Rumah merupakan standar untuk memenuhi kebutuhan manusia sebagai makhluk ekonomi. Kota Manado termasuk dalam Kawasan BIMINDO(Bitung, Minahasa Utara dan Manado) yang berperan dalam bidang pariwisata dan industri. Hal tersebut menyebabkan pertumbuhan penduduk yang tinggi di Kota Manado, sehingga banyak memunculkan slum dan squatter. Penyediaan hunian diperlukan, dengan mempertimbangkan ketersediaan lahan dimasa yang akan datang, untuk rekomendasi hunian vertikal dan horizontal. Penelitian ini bertujuan menghitung jumlah unit hunian pada zona arahan pengembangan vertikal dan horizontal, kemudian memberikan rekomendasi zona potensial hunian, ruang terbuka hijau, dan sarana, prasarana dan utilitas, serta memodelkan pembiayaan hunian agar bisa dijangkau masyarakat berpenghasilan rendah(MBR). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis spasial dengan overlay peta citra untuk melihat keadaan eksisting perubahan guna lahan, dan melakukan perhitungan menggunakan aplikasi excel untuk memperoleh jumlah unit hunian di wilayah zona pengembangan. Didapati beberapa wilayah yang sudah terbangun pada rekomendasi zona pengembangan vertikal dan horizontal, sehingga terjadi pengurangan luasan wilayah. Kemudian kecamatan dengan kebutuhan hunian vertikal di Kota Manado diperoleh sejumlah 81.888 unit. Berdasarkan luasan lahan, masih tersedia sejumlah 126.945 unit hunian horizontal yang tersedia, kemudian terdapat 2 kecamatan dengan luasan lahan yang tidak memungkinkan untuk pengembangan perumahan, yaitu Kecamatan Sario(kebutuhan hunian 6.960 unit) dan Kecamatan Wenang(kebutuhan hunian 10.510 unit).
Kata kunci: Pengembangan Hunian; Hunian Vertikal; Hunian Horizontal; Zona Potensial Hunian; MBR.
Abstract
The house is a standard to fulfil human needs as economic beings. The city of Manado is included in the BIMINDO Region (Bitung, North Minahasa and Manado) which plays a role in tourism and industry. This causes high population growth in the city of Manado, causing many slums and squatters to emerge. Provision of shelter is required, taking into account future land availability, for vertical and horizontal housing recommendations. This study aims to calculate the number of residential units in the vertical and horizontal development direction zones, then provide recommendations for potential residential zones, green open spaces, and facilities, infrastructure and utilities, as well as model housing finance so that it can be reached by low-income communities (MBR). The research method used in this study is spatial analysis by overlaying image maps to see the existing state of land use change, and performing calculations using the excel application to obtain the number of residential units in the development zone area. It was found that several areas had been developed according to the recommendations for vertical and horizontal development zones, resulting in a reduction in area. Then districts with vertical housing needs in Manado City obtained a total of 81,888 units. Based on land area, there are still 126,945 units available horizontal residential zones, then there are 2 sub-districts with land areas that do not allow for housing development, namely Sario District (6,960 residential units) and Wenang District (10,510 residential units).
Keyword: Residential Development; Vertical Housing; Horizontal Housing; Residential Potential Zone; Low Income Society.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License