Analisis Kebutuhan dan Potensi Pengembangan Ruang Terbuka Hijau Di Kota Bitung Berdasarkan Indeks Hijau Biru Indonesia (IHBI)
Abstract
Abstrak
Penelitian ini menganalisis kebutuhan RTH dan potensi pengembangan RTH di kota Bitung dengan menggunakan metode perhitungan IHBI. IHBI (Indeks Biru Hijau Indonesia) merupakan metode untuk menilai kualitas RTH berdasarkan fungsi ekologi dan sosial dengan memberikan bobot (persentase) yang melibatkan Faktor Hijau-Biru Indonesia (FHBI) dan elemen bonus terbuka hijau. Kota Bitung, sebagai salah satu kota di Indonesia, masih belum mencapai standar minimum tersebut. Perkembangan pesat di Kota Bitung, seperti perubahan lahan menjadi kawasan perumahan, industri, dan perdagangan, menyebabkan berkurangnya RTH di wilayah ini. Kekurangan RTH di Kota Bitung berdampak pada masalah lingkungan, seperti penurunan produksi oksigen, berkurangnya air tanah, ketidakstabilan iklim, menurunnya interaksi sosial, serta penurunan estetika kawasan perkotaan. Dengan memanfaatkan data spasial dan analisis geografis, penelitian ini mengidentifikasi kawasan yang memerlukan pengembangan ruang terbuka hijau. Metode IHBI berpotensi dalam meningkatkan ketersediaan RTH sebagai pengembangan RTH dengan menambahkan luasan jumlah bonus elemen pada setiap RTH yang tersebar. Hasil analisis menunjukkan bahwa kecamatan yang belum mencapai target 30% RTH dapat meningkatkan ketersediaannya dengan penerapan metode IHBI.
Kata kunci'. Pengembangan RTH. Ruang Terbuka Hijau. Indeks Hijau Biru Indonesia
Abstract
This research analyzes the need for green open space and the potential for green open space development in the city of Bitung using the IHBI calculation method. IHBI (Indonesian Blue Green Index) is a method for assessing the quality of green open space based on ecological and social functions by giving weights (percentages) involving the Indonesian Green-Blue Factor (FHBI) and green open bonus elements. Bitung City, as one of the cities in Indonesia, has still not reached this minimum standard. Rapid development in Bitung City, such as changing land into residential, industrial and commercial areas, has resulted in a reduction in green open space in this area. The lack of green open space in Bitung City has an impact on environmental problems, such as decreased oxygen production, reduced groundwater, climate instability, decreased social interaction, and decreased aesthetics of urban areas. By utilizing spatial data and geographic analysis, this research identifies areas that require the development of green open spaces. The IHBI method has the potential to increase the availability of green open space as a green open space development by increasing the number of bonus elements in each spread of green open space. The results of the analysis show that sub-districts that have not reached the target of 30% green open space can increase its availability by implementing the IHBI method.
Keyword: Development of green open space, Green Open Space, Indonesian Blue Green Index (IHBI)