Identifikasi Karakteristik Pola Spasial Bentang Lahan di Kawasan Pesisir Kota Manado
DOI:
https://doi.org/10.35793/sabua.v13i2.59296Abstract
Abstrak
Wilayah pesisir Kota Manado merupakan zona transisi daratan dan perairan dengan karakteristik bentang lahan yang unik, mencakup bentang lahan alami dan buatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola spasial bentang lahan di kawasan pesisir menggunakan analisis spasial berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) dan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola bentang lahan di kawasan pesisir Kota Manado berongga dan berlekuk-lekuk, dipengaruhi oleh aktivitas reklamasi pantai. Kondisi saat ini didominasi oleh bentang lahan buatan, dengan garis pantai terpanjang sebesar 7,4 km yang berada di segmen 3 (meliputi Kelurahan Titiwungen Utara, Titiwungen Selatan, Wenang Utara, Wenang Selatan, dan Calaca) yang mendukung aktivitas perdagangan dan jasa. Sementara itu, bentang lahan alami dengan panjang garis pantai sebesar 1,37 km ditemukan di segmen 1 (meliputi Kelurahan Malalayang 2, Malalayang 1, dan Malalayang 1 Timur) dengan fungsi tradisional seperti parkir perahu nelayan. Topografi kawasan berupa dataran rendah (0–12 mdpl) dengan kemiringan lereng (0–15%), didominasi lahan untuk permukiman, perdagangan, dan jasa. Studi ini memberikan pemahaman tentang pola spasial bentang lahan untuk mendukung pengelolaan pesisir yang berkelanjutan.
Kata kunci: Bentang lahan; Reklamasi; Pesisir; Pola spasial; Manado
Abstract
The coastal area of Manado City is a land and water transition zone with unique landscape characteristics, including natural and artificial landscapes. This research aims to identify spatial patterns of landforms in coastal areas using Geographic Information System (GIS)-based spatial analysis and qualitative descriptive analysis. The results showed that the landscape pattern in the coastal area of Manado City is hollow and indented, influenced by coastal reclamation activities. The current condition is dominated by artificial landscapes, with the longest coastline of 7.4 km located in segment 3 (covering North Titiwungen, South Titiwungen, North Wenang, South Wenang and Calaca villages) which supports trade and service activities. Meanwhile, a natural landscape with a coastline length of 1.37 km is found in segment 1 (covering Malalayang 2, Malalayang 1, and Malalayang 1 East villages) with traditional functions such as parking for fishing boats. The topography of the area is lowland (0-12m above sea level) with slopes (0-15%), dominated by land for settlements, trade and services. This study provides an understanding of the spatial pattern of landscapes to support sustainable coastal management.
Keyword: Landform; Reclamation; Coastal; Spatial patterns; Manado.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License