SISTEM AKTIVITAS DAN POLA RUANG PEMUKIMAN NELAYAN DI KELURAHAN MAASING MANADO
DOI:
https://doi.org/10.35793/sabua.v7i1.8275Abstract
Reklamasi kawasan pesisir pantai yang dilakukan pemerintah selain membuka akses secara umum kepada masyarakat pesisir yang sekaligus meningkatkan nilai kawasan secara ekonomis, akan tetapi disisi lain juga menyebabkan masalah bagi permukiman nelayan yang telah lama ada, dimana perubahan yang terjadi di wilayah pesisir perkotaan lebih banyak diakibatkan oleh terjadinya peningkatan pembangunan yang tidak bersentuhan langsung dengan kebutuhan esensial masyarakat pesisir terutama nelayan yang menjadi penghuni pada umumnya di wilayah tersebut. Kelurahan Maasing merupakan salah satu kelurahan yang dilalui oleh garis pantai pengembangan kota Manado yang dilakukan reklamasi pantai. Manado yang merupakan salah satu kota pesisir pantai yang sedang berkembang di Sulawesi Utara, memiliki garis pantai kota terpanjang didaerah ini. Wilayah pengembangan ekonomi pesisir pantai di wilayah ini, memiliki potensi perikanan yang cukup besar. Sebagaimana yang terjadi pada pembangunan Jalan Boulevard Part one (dibagian selatan Manado yang membentang dari pusat kota hingga daerah Bahu) dampak dari desakan pengembangan wilayah kota Manado dan pembangunan diatas wilayahnya memiliki ekses baik positif maupun negatif kepada lingkungan sekitarnya. Perubahan fisik wilayah pesisir kelurahan Maasing akibat reklamasi dan pembangunannya. Pada kaitan ini peneliti berasumsi bahwa sudah pasti reklamasi dan pembangunan yang dilakukan diatasnya akan berpengaruh terhadap pola aktivitas ekonomi-sosial nelayan, termasuk juga kepada pola ruang secara arsitektural atau dengan kata lain bahwa perubahan aktivitas masyarakat yang ada akan berpengaruh terhadap perubahan ruang yang ada.
Downloads
How to Cite
Issue
Section
License
Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License