KOMUNIKASI ANTARPRIBADI SIPIR DAN WARGA BINAAN TENTANG KETERBUKAAN DIRI DI LEMBAGA PERMASYARAKATAN PEREMPUAN KLASS IIB MANADO
Abstract
ABSTRAK
Â
Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah bagaimana komunikasi antarpribadi menjadi kunci dari permasalahan antara sipir atau penjaga tahanan dan warga binaan atau narapidana dalam kasus keterbukaan diri. Bagaimana seorang sipir melakukan komunikasi dua arah dengan warga binaan dalam hal ini sipir mengajak atau membina seorang warga binaan untuk berkomunikasi dengan sehingga warga binaan tersebut mampu menceritakan atau mampu berkomunikasi dengan mereka juga. Sehingga warga binaan tersebut tidak lagi merasa kesusahan untuk beradaptasi di dalam Lembaga permasyarakatan perempuan klass iib manado. Focus penelitian ini adalah bagaimana seorang sipir dan warga binaan berkomunikasi secara pribadi dan melakukan keterbukaan diri. Teori yang digunakan adalah teori komunikasi antarpribadi (Joseph A.Devito). metode penelitian ini adalah menggunakan metode kualiatif. Dengan Teknik pengumpulan data wawancara langsung (dept interview) dengan para informan penelitian dan juga melalui media online. Hasil penelitian ini di dapati bahwa kerebukaan dari seorang sipir ke warga binaan sudah sangat efektif melalui sesi konseling dimana para warga binaan bisa berkomunikasi dengan mereka secara leluasa, tapi masih ada warga binaan yang masih mau menutup dirinya untuk tidak berkomunikasi dengan sipir, tapi sipir tidak bisa membiarkan hal itu sehingga di balik hambatan yang ada mereka langsung mencari jalan keluar untuk mendapati solusinya dengan cara mendekati pelan pelan dan terus menggali informasi tentang diri seorang warga binaan. Hambatan yang ditemui dalam berkomunikasi adalah : Emosi, Ketakutan, Kecemasan. Tiga unsur ini mempengaruhi sikap ketika berkomunikasi dengan sipir atau warga binaan
Â
Kata Kunci : Komunikasi Antarpribadi, Sipir, Warga Binaan