POLA KOMUNIKASI KELUARGA DALAM MENGHADAPI ANAK PUTUS SEKOLAH DI KAMPUNG DALUGA KELURAHAN KOMBOS TIMUR KECAMATAN SINGKIL
Abstract
ABSTRAK
Keluarga merupakan orang yang terdekat dan tak terlepaskan dari kehidupan anak, menjadi guru pertama bagi anak, dan memiliki peran penting dalam proses pendidikan anak. Salah satu tugas keluarga atau orang tua adalah membina anak untuk sekolah. Akan tetapi, berdasarkan fenomena yang ada masih terdapat anak putus sekolah. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola komunikasi keluarga pada anak putus sekolah di kampung daluga kelurahan kombos timur kecamatan singkil. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep teori komunikasi dari Joseph A DeVito, Yaitu keterbukaan, Empati, Dukungan, Sikap Positif dan Kesetaraan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan wawancara mendalam. Informan dalam penelitian ini berjumlah 6 orang, 3 orang tua, dan 3 anak. Penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling atau teknik menentukan informan dengan kriteria tertentu. Hasil penelitian menemukan keterbukaan Empati, Dukungan, Sikap Positif dan Kesetaraan telah dilakukan orang tua dalam menghadapi anak putus sekolah, akan tetapi tidak mempan untuk anak, anak tetap putus sekolah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pola komunikasi yang diterapkan orang tua dalam menghadapi anak putus sekolah adalah pola komunikasi pasrah. Keluarga dengan pola komunikasi pasrah ini cenderung membiarkan anak melakukan apa yang diinginkan anak, bukan berati tidak melakukan upaya, karena dalam pola komunikasi ini orang tua sudah dalam tahap lelah karena segala upaya yang dilakukan tidak membuat anak mau sekolah lagi, hal tersebutlah yang membuatnya pasrah.
Kata Kunci: Pola Komunikasi Keluarga, Anak Putus Sekolah