UJI KINERJA ALAT PENGERING PALA MENGUNAKAN BAHAN BAKAR BIOMASSA
DOI:
https://doi.org/10.35791/cocos.v2i7.26109Abstract
ABSTRAK
Penjemuran biji pala sering terhambat jika curah hujan tinggi akibatnya kadar air biji pala yang dikeringkan masih tinggi dan tidak merata dengan demikian biji pala dapat terkontaminasi dengan jamur yang dapat menghasilkan racun aflatoksin. Untuk mencegah hal itu maka perlu membuat alat pengering seperti yang disarankan oleh tim Indonesia – UE Trade Support Programme II. Alat yang disarankan oleh Tim Indonesia – EU Trade Support Programme II menggunakan sumber energi listrik dengan daya 1000 Watt. Hal ini menjadi masalah di desa Ambia kecamatan Esang Selatan. Masalah tersebut dapat diatasi dengan memodifikasi alat pengeringan dengan menggunakan tungku berbahan bakar biomassa. Penelitian ini bertujuan untuk menguji teknis alat pengering tipe bak dengan menggunakan bahan bakar biomasa dari segi sebaran suhu, menentukan hubungan kadar air terhadap waktu pengeringan. Penyebaran suhu pada ruang plenum, ruang pengering, suhu bahan dan suhu udara luar terjadi fluktuasi suhu dalam ruang pengering. Perbedaan suhu pengering (plenum) dan suhu lingkungan sangat jauh berbeda Suhu plenum atau suhu udara pengering terendah 53,6 0C, suhu tertinggi 77,6 0C dan suhu lingkungan suhu terendahnya 31,7 0C dan suhu tertinggi 37,2 0C. Pola penurunan kadar air terlihat hampir sama menunjukkan penyebaran suhu yang hampir merata.