Sistem Pendukung Keputusan Dalam Memetakan Wilayah Risiko Banjir Menggunakan Fuzzy Multi Criteria Decision Making
DOI:
https://doi.org/10.35799/dc.3.2.2014.5439Abstract
Abstrak
Banjir yang melanda di berbagai wilayah Indonesia merupakan suatu fenomena logis karena negara ini berada di daerah tropis dengan intensitas curah hujan yang sangat tinggi. Penelitian bertujuan untuk memetakan daerah berisiko banjir di Kota Manado. Pemetaan wilayah berisiko banjir di Kota Manado memerlukan beberapa pendapat atau masukan dari berbagai pihak. Atribut yang digunakan yaitu kemiringan lahan (%), ketinggian wilayah (%), DAS (km), luas pemukiman/wilayah tutupan lahan (%) dan curah hujan (mm). Penentuan wilayah banjir di Kota Manado menggunakan Fuzzy Multi Criteria Decision Making (MCDM) dengan dua (2) metode yaitu Simple Additive Weighting Method (SAW) dan Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS). Hasil dengan menggunakan metode SAW dan SAW Fuzzy menunjukkan bahwa wilayah paling berisiko banjir yaitu Kecamatan Wenang. Hasil dengan menggunakan metode TOPSIS dan TOPSIS Fuzzy menunjukkan bahwa wilayah paling berisiko banjir yaitu Kecamatan Bunaken. Wenang sebagai wilayah banjir disebabkan lahan yang berada di dataran landai, ketinggian wilayah di bawah 240 meter, memiliki aliran sungai, intensitas curah hujan tinggi, dan besarnya tutupan lahan mencapai 94,59%. Bunaken menjadi wilayah banjir karena Bunaken memiliki aliran sungai terpanjang di Kota Manado yaitu 17,9 km.
Kata kunci: Fuzzy, Kota Manado, MCDM, SAW, TOPSIS, Wilayah Banjir.