Analisis Curahan Kerja dan Pendapatan Pengolah Captikus Di Desa Kawatak Kecamatan Langowan Selatan Kabupaten Minahasa

Authors

  • Karmila Patrisia Polandos Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sam Ratulangi, Manado
  • Tommy Ferdy Lolowang Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sam Ratulangi, Manado
  • Leonardus Ricky Rengkung Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sam Ratulangi, Manado

Keywords:

curahan kerja, pendapatan, captikus, pengolah, usaha

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui curahan kerja dan menganalisis pendapatan pengolah captikus di Desa Kawatak, Kecamatan Langowan Selatan. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan sekunder. Metode pengambilan sampel secara purposive sampling atau dengan sengaja dengan total jumlah responden sebanyak 20 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tahapan penyadapan air nira merupakan fase paling signifikan dalam proses produksi captikus, baik secara harian, mingguan, maupun bulanan. Tahap ini menyerap lebih dari 90% dari keseluruhan curahan kerja, yang menandakan bahwa aktivitas penyadapan memerlukan alokasi waktu dan tenaga kerja paling besar dibandingkan tahap lainnya. Sebaliknya, penyulingan dan pengepakan hanya menyumbang kurang dari 10%, mencerminkan distribusi kerja yang tidak seimbang. Rata-rata curahan kerja per tenaga kerja per hari cukup tinggi, dengan total bulanan mencapai 22.216 HKP dan rata-rata 1.110,80 HKP, menunjukkan tingginya beban kerja dalam seluruh proses produksi. Dari aspek pendapatan, usaha pengolahan captikus di Desa Kawatak masih memberikan keuntungan yang cukup besar. Rata-rata penerimaan mencapai Rp8.388.000 setiap bulan, dengan biaya produksi sebesar Rp2.529.072,91 per bulan, sehingga menghasilkan pendapatan bersih sekitar Rp5.858.927,09 per bulan untuk setiap pengolah. Kondisi ini membuktikan bahwa usaha captikus masih layak dijalankan secara ekonomi dan memiliki potensi pengembangan lebih lanjut. Selain itu, keuntungan yang diperoleh juga menunjukkan bahwa usaha ini menjadi sumber mata pencaharian yang menjanjikan bagi masyarakat setempat.

References

Akuba, R.H. 2004. Profil Aren Pengembangan Tanaman Aren. Prosiding Seminar Nasional Aren: Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain.

Ditjen Perkebunan. 2004. Perkembangan Aren Di Indonesia. Prosiding Seminar Nasional Aren: Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain.

Effendy, R. 2010. Pendidikan Lingkungan, Sosial, Budaya, dan Teknologi. Bandung: CV Maulana Media Grafika.

Halim, A. 2021. Pengaruh Pembiayaan Ultra Mikro dan Pendampingan Terhadap Peningkatan Pendapatan Pelaku Usaha Mikro Di Kabupaten Mamuju. Jurnal Akuntabel, 18(2): 262-271.

Rindengan, B & Manaroinsong, E. 2009. Aren. Tanaman Perkebunan Penghasil Bahan Bakar Nabati. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan.

Saleh, Y. 2017. Analisis Pendapatan Usaha Pengrajin Gula Aren di Desa Tulo’a Kecamatan Bulango Utara Kabupaten Bone Bolango. Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah, 1(4): 2019-2024.

Sari, F. R. 2020. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Curahan Waktu Kerja Nelayan Pancing Dusun Karanggongso Kabupaten Trenggalek. Skripsi. Universitas Brawijaya. Malang.

Siwu, A. D. 1998. Cap Tikus Sebagai Minuman Khas Orang Minahasa Skripsi. Fakultas Teologi. Universitas Kristen Indonesia Tomohon.

Subri. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi. Aksara.

Suratiyah, K. 2015. Ilmu Usahatani. Jakarta: Penebar Swadaya.

Wala, S. 2013. Profil Usaha Pengolahan Captikus di Desa Tokin Baru Kecamatan Motoling Timur. Skripsi. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian. Universitas Sam Ratulangi. Manado.

Downloads

Published

2025-10-01

How to Cite

Polandos, K. P., Lolowang, T. F., & Rengkung, L. R. (2025). Analisis Curahan Kerja dan Pendapatan Pengolah Captikus Di Desa Kawatak Kecamatan Langowan Selatan Kabupaten Minahasa. AGRI-SOSIOEKONOMI, 21(3), 1169 – 1176. Retrieved from https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jisep/article/view/64325