PENDEKATAN KENYAMANAN THERMAL PADA ARSITEKTUR TRADISIONAL

Authors

  • Fennyrian Masarrang
  • Joseph Rengkung Jurusan Arsitektur, FT-UNSRAT

DOI:

https://doi.org/10.35793/matrasain.v10i2.4111

Abstract

Artikel ini membahas tentang kenyamanan thermal pada arsitektur tradisional yang merupakan suatu kondisi thermal yang dirasakan oleh manusia tetapi dikondisikan oleh lingkungan dan benda-benda di sekitar arsitekturnya. Pembahaan di mulai dengan melihat standar internasional mengenai kenyamanan thermal yaitu : sensasi thermal yang di alami manusia merupakan fungsi dari 4 faktor iklim yaitu: suhu udara, radiasi, kelembaban udara, kecepatan angin, serta faktor-faktor individu yang berkaitan dengan laju metabolisme tubuh, serta pakaian yang di gunakan.

Adapun prinsip dari pada kenyamanan thermal sendiri adalah, teciptanya keseimbangan antara suhu tubuh manusia dengan suhu tubuh sekitarnya. Karena jika suhu tubuh manusia dengan lingkungannya memiliki perbedaan suhu yang signifikan maka akan terjadi ketidaknyamanan yang di wujudkan melalui kepanasan atau kedinginan yang di alami oleh tubuh.

Namun dalam perkembangan dan penerapan pada bangunan tradisional, aspek kenyamanan termal dan kekokohan konstruksi tidak dipertimbangkan. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk memahami konsep dasar pembentukan arsitektur tradisional ini dalam aspek kenyamanan thermal. Karya tulis ini dibuat yang bertujuan untuk memberikan gambaran bagi masyarakat luas, mahasiswa dan arsitek, agar dapat memahami arti penting kenyamanan termal yang dapat diupayakan melalui arsitektur tradisional.

Kata kunci : kenyamanan thermal dan arsitektur tradisional.

Author Biography

Joseph Rengkung, Jurusan Arsitektur, FT-UNSRAT

Jurusan Arsitektur, FT-UNSRAT

Staf Pengajar

Downloads

Published

2013-08-01

How to Cite

Masarrang, F., & Rengkung, J. (2013). PENDEKATAN KENYAMANAN THERMAL PADA ARSITEKTUR TRADISIONAL. MEDIA MATRASAIN, 10(2), 27–37. https://doi.org/10.35793/matrasain.v10i2.4111

Issue

Section

Articles

Most read articles by the same author(s)

<< < 1 2