FLOATING ARCHITECTURE SEBAGAI PEMBENTUK IDENTITAS WATERFRONT
DOI:
https://doi.org/10.35793/matrasain.v9i2.666Abstract
Dasar pemikiran makalah ini yaitu Arsitektur Floating yang muncul sebagai alternatif baru dalam perencanaan bangunan yang mampu beradaptasi terhadap perubahan iklim dan menjawab pertanyaan mengenai permasalahan lahan untuk membangun (tanah) yang semakin terbatas. Arsitektur floating yang dimaksud dalam makalah ini lebih dikhususkan membahas tentang pengolahan kawasan waterfront. Kawasan tepi air (waterfront) merupakan bagian elemen fisik kota yang sangat potensial untuk dikembangkan menjadi suatu kawasan yang hidup (livable) dan tempat berkumpul masyarakat. Dalam perkembangannya Konsep Waterfront di beberapa Negara didunia memiliki konsep yang cenderung sama. Pembangunan kawasan waterfront yang selaras dengan alam menjadi aspek penting yang menjadi perhatian dunia, dengan penekanan terhadap aspek lingkungan maupun fungsi.
Aspek-aspek pertimbangan diperoleh berdasarkan studi literatur. Hasil studi menunjukkan bahwa dalam pengembangan arsitektur floating sebagai identitas waterfront penting untuk mengharmoniskan antara kota/lahan dan air agar keduanya dapat berperan timbal balik. Arsitektur floating menjadi pembentuk identitas kawasan waterfront yang modern tidak hanya dilihat dari kecanggihan teknologi dan nilai estetika yang dimunculkan, tapi juga berhubungan dengan kelestarian lingkungan. Hal ini juga mampu menghadirkan fungsi-fungsi yang mewadahi kegiatan dalam kawasan tepi air secara lebih efektif dan fungsional serta menjadi solusi penanggulangan terhadap perubahan iklim dan dampak yang ditimbulkan.
Kata Kunci : Arsitektur Floating, Waterfronts