Sarana Air Bersih dan Jamban Keluarga pada Balita Penderita Diare Anak Berumur Bawah Lima Tahun

Authors

  • Diqna Noventi 1Laboratorium Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Keselamatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
  • Jootje M.L. Umboh Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado Indonesia
  • Oksfriani Jufri Sumampouw Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.35801/jpai.4.2.2023.44112

Abstract

Clean water facilities are buildings, equipment, and equipment that produce, provide, and distribute clean water to the community for daily life, while a family latrine is a building used to dispose of and collect human waste, commonly called a latrine. The purpose of this study was to describe clean water facilities and family latrines for under-five children with diarrhea. This is a descriptive research. The sample size is 56 respondents using total sampling. The research was conducted from February to July 2022 through questionnaires distributed directly to respondents. The results shows that the distribution of piped clean water facilities can be seen that as many as 26 respondents (52.0%) of whom are included in the high pollution risk, while 24 respondents (48.0%) are included in the low pollution risk. The distribution of clean water facilities from drilled wells is 3 respondents (50.0%) of whom are included in the high pollution risk, while 3 respondents (50.0%) are included in the low pollution risk. The distribution of latrine sanitation shows that 27 respondents (48.2%) are included in the category of high pollution risk scores. The type of latrine owned by 51 respondents (91.1%) used a goose neck latrine with septitank and absorption, 1 respondent (1.8%) used a latrine with a cemplung type without a lid, and 4 respondents (7.1%) did not have a latrine. It can be concluded that the distribution of clean water facilities is mostly used in piped clean water facilities. For the distribution of latrine sanitation, the most used types of goose-neck latrines with septitank and absorption.

Keywords:  Clean Water Facilities, healthy latrine, Diarrhea, Under-five children

 

 

ABSTRAK

Sarana air bersih yaitu bangunan, peralatan beserta perlengkapan yang melakukan produksi, penyediaan, serta penyaluran air bersih terhadap warga guna kepentingan keseharian, sedangkan jamban rumah tangga adalah bangunan yang dipakai dalam penyimpanan dan pengumpulan kotoran manusia, biasanya dikatakan dengan WC atau jamban, jadi sampah yang digunakan. Tujuan Penelitian ini untuk menggambarkan sarana air bersih dan jamban keluarga pada penderita diare balita di wilayah kerja Puskesmas Kawangkoan Barat Kabupaten Minahasa. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Besar sampel yaitu sebanyak 56 responden dengan menggunakan total sampling. Penelitian di lakukan pada bulan Februari sampai dengan Juli 2022 melalui kuesioner yang disebarkan langsung kepada responden. Hasil penelitian ini distribusi sarana air bersih perpipaan dapat dilihat bahwa sebanyak 26 responden (52,0%) diantaranya termasuk dalam resiko pencemaran tinggi, sedangkan 24 responden (48,0%) termasuk dalam resiko pencemaran rendah. Distribusi sarana air bersih sumur bor sebanyak 3 responden (50,0 %) diantaranya termasuk dalam resiko pencemaran tinggi, sedangkan 3 responden (50,0%) termasuk dalam resiko pencemaran rendah. Distribusi sanitasi jamban menunjukkan 27 responden (48,2%) termasuk dalam kategori skor resiko pencemaran tinggi. Jenis jamban yang dimiliki sebanyak 51 responden (91,1%) menggunakan jenis jamban leher angsa dengan septitank dan resapan, 1 responden (1,8%) menggunakan jamban dengan jenis cemplung tanpa tutup, dan 4 responden (7,1%) tidak memiliki jamban. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu distribusi sarana air bersih terbanyak digunakan yaitu pada sarana air bersih perpipaan. Untuk distribusi sanitasi jamban paling banyak menggunakan jenis jamban leher angsa dengan septitank dan resapan.

Kata Kunci:  Sarana Air Bersih, Jamban Sehat, Diare, Balita

References

Abdullah. (2010). Tujuh Syarat Membuat Jamban Sehat. Diakses dari : http://sanitasi.or.id/index .php?option=com.

Adhiningsih, Y. R., & Juniastuti, J. (2019). Diare Akut pada Balita di Puskesmas Tanah Kali Kedinding Surabaya. Jurnal Ilmiah Kesehatan. 1(2)

Adianto,.1993. Biologi Pertanian, Pupuk Kandang, Pupuk Organik Nabati dan Insektisida. Bandung Alumni.

Afriani, B. (2017). Peranan Petugas Kesehatan dan Ketersediaan Sarana Air Bersih dengan Kejadian Diare. Jurnal Aisyah: Jurnal Ilmu Kesehatan, 2(2), 117-122.

Ariani, Ayu Putri. 2016. Diare. Pencegahan dan Pengobatannya. Yogyakarta: Nuha Medika.

Arimbawa, I. W., Dewi, K. A. T., & bin Ahmad, Z. (2016). Hubungan Faktor Perilaku dan Faktor Lingkungan terhadap Kejadian Diare pada Balita di Desa Sukawati, Kabupaten Gianyar Bali Tahun 2014. Intisari Sains Medis, 6(1), 8-15.

Arum, YK. 2015. Inspeksi Sanitasi Sumur Gali. Retrieved fromhttp://www.academia.edu/9646877/Inspeksi_Sanitasi_Sumur_Gali, diakses pada tanggal 4 Maret 2017.

Budi Santoso, H. 1998. Pupuk Kompos. Penerbit Kanisius. Jakarta.

Center for Disease Control and Prevention. 2014a. Toilets and latrines (online) diakses dari http://www.cdc.gov/healthywater/global/sanitation/toilets.html pada 21 Maret 2021

Center for Disease Control and Prevention. 2014b. Wash your hands (online) diakses dari http://www.cdc.gov/features/handwashing/ pada 27 Maret 2021

Darmika A. dan Somia IKA. (2016). Karakteristik Penderita Diare pada Anak Balita di Kecamatan Tabanan Tahun 2013. E-Jurnal Medika. 5(11):1-5.

Departemen Kesehatan RI. 2005. Materi Pelatihan Instruktur Perbaikan & Pengawasan Kualitas Air dan Lingkungan untuk Mendukung Pendekatan Partisipatori (online) https://kink.onesearch.id/Record/IOS3254.slims-1052

Dessalegn, M., A. Kumie, dan W. Tefera. 2012. Predictors of under-five childhood diarrhea: Mecha District, West Gojam, Ethiopia. Ethiopian journal of health development. 25(3): 192-200. (online) diakses dari http://scholar.google.com/scholar?start=20&q=under+five+children+diarrhea&hl=id&as_sdt=0,5&as_ylo=2010 pada 5 Maret 2021

Entjang, I., (2000). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cetakan ke XIII. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.

Ginanjar, R. (2008). Hubungan Jenis Sumber Air Bersih dan Kondisi Fisik Air Bersih Dengan Kejadian Diare di Wilayah Kerja Puskesmas Sukmajaya Tahun 2008. Skripsi. Depok. Universitas Indonesia. https://saidnazulfiqar. files. wordpress. com/2011/10/hubungan-air-bersih-dan-diare. pdf (20.30 WIB, 20 Agustus 2015).

Gupta S, Krishnan A, Sharma S, Kumar P, Aneja S, Ray P. (2018). Changing pattern of prevalence, genetic diversity, and mixed infections of viruses associated with acute gastroenteritis in pediatric patients in New Delhi, India. Journal of Medical Virology. 90(3):469-476.

Hasriani, H., Alwi, M., & Umrah, U. (2013). Deteksi Bakteri Coliform Dan Escherichia coli Pada Depot Air Minum Isi Ulang Di Kota Pasangkayu Kabupaten Mamuju Utara Sulawesi Barat. Biocelebes, 7(2).

Indonesian Pubic Health. 2014. Standar Jamban Keluarga (online) diakses dari http://www.indonesian-publichealth.com/2013/01/syarat-jamban-keluarga.html pada 21 Maret 2021

Kasman, K., & Ishak, N. I. (2020). Kepemilikan Jamban Terhadap Kejadian Diare Pada Balita Di Kota Banjarmasin. Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia, 7(1), 28-33.

Katiandagho, D., & Darwel, D. (2019). Hubungan Penyediaan Air Bersih dan Jamban Keluarga Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Desa Mala Kecamatan Manganitu Tahun 2015. Jurnal Sehat Mandiri, 14(2), 64-78.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2010b. Lintas Diare: Lima langkah tuntaskan diare. Buku Saku Petugas Kesehatan. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Jakarta

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Riset kesehatan dasar tahun 2018. Jakarta

Kementerian Kesehatan RI. (2019). Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018. Jakarta: Lembaga Penerbit Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Kementerian Kesehatan RI. 2011. Manajemen Terpadu Balita Sakit. Direktorat Bina Kesehatan Anak (online) diakses dari http://www.gizikia.depkes.go.id/?s=ISPA&print=print-page pada 15 Maret 2021

Lai CC, Ji DD, Wu FT, Mu JJ, Yang JR, Jiang DD, Lin WY, Chen WT, Yen MY, Wu HS, Chen TH. (2016). Etiology and risk factors of acute gastroenteritis in a Taipei emergency department: Clinical features for bacterial gastroenteritis. Journal of Epidemiology. 26(4):216-223.

Maryanti E, Lesmana SD, Mandela H, Herlina S. (2017). Profil Penderita Diare Anak Di Puskesmas Rawat Inap Pekanbaru. Jurnal Ilmu Kedokteran. 8(2):101-105.

Oliveira RKL de, Oliveira BSB de, Bezerra JC, Silva MJN da, Sousa Melo FM de, Joventino ES. (2017). Influence of socio-economic conditions and maternal knowledge in self-effectiveness for prevention of childhood diarrhea. Escola Anna Nery. 21(4):e20160361.

O'Reilly, C. E., P. Jaron, B. Ochieng, A. Nyaguara, J.E. Tate, M.B. Parsons,... dan E. Mintz. 2012. Risk faktors for death among children less than 5 years old hospitalized with diarrhea in rural western Kenya, 2005–2007: A Cohort Study. PLoS medicine. 9(7), e1001256.

Pasaribu S A. 2015. Hubungan Sanitasi Lingkungan Rumah dan Higiene Perorangan dengan Kejadian Kecacingan pada Siswa SDN 101200 Desa Peerkebunan Hapesong dan SDN 101300 Desa Napa Kecamatan Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2015. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Pebriani, R. A., S. Dharma, dan E. Naria. 2013. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Jamban Keluarga Dan Kejadian Diare Di Desa Tualang Sembilar Kecamatan Bambel Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2012. Lingkungan dan Kesehatan Kerja. Vol. 2(3).

Pinontoan, O. R., & Sumampouw, O. J. (2019). Dasar Kesehatan Lingkungan. Deepublish.

Profil kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2016. Dinas Kesehatan Daerah Provinsi Sulawesi Utara. Manado

Purnama, S. G., Purnama, H., & Subrata, I. M. (2017). Kualitas Mikrobiologis dan Higiene Pedagang Lawar di Kawasan Pariwisata Kabupaten Gianyar, Bali. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia, 16(2), 56-62.

Putra, A. D. P., Rahardjo, M., & Joko, T. (2017). Hubungan Sanitasi Dasar Dan Personal Hygiene Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Tasikmadu Kabupaten Karanganyar. Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip), 5(1), 422-429.

Rohmah, N., & Syahrul, F. (2017). Hubungan kebiasaan cuci tangan dan penggunaan jamban sehat dengan kejadian diare balita. Jurnal Berkala Epidemiologi, 5(1), 95-106.

Simatupang, M. M. (2014). Hubungan sanitasi jamban dan air bersih dengan kejadian diare pada balita di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Kota Medan tahun 2014. None, 3(3), 14517.

Siziya S, Muula AS, dan Rudatsikira E. (2013). Correlates of diarrhoea among children below the age of 5 years in Sudan. African Health Sciences. 13(2):376-383.

Subagijo. 2006. Hubungan Antara Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan Kejadian Diare Yang Beobat ke Puskesmas Purwokerto Barat Tahun 2006. Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang (online) diakses dari http://eprints.undip.ac.id/4599/1/2815.pdf pada 20 April 2021

Sulianti S B. 2008. Studi fito kimia Ocimum spp.: Komponen kimia minyak atsiri Kemangi dan ruku-Ruku. Berita Biologi 9(3): 237-

Sumampouw OJ, Nelwan JE, Rumayar AA. (2019). Socioeconomic Factors Associated with Diarrhea among Under-Five Children in Manado Coastal Area, Indonesia. Journal of global infectious diseases. 11(4):140-146.

Sumampouw, O. J. (2017). Diare Balita: Suatu Tinjauan dari bidang Kesehatan Masyarakat. Deepublish.

Susanti, W. E., & Sunarsih, E. (2016). Determinan Kajadian Diare pada Anak Balita di Indonesia (Analisis Lanjut Data Sdki 2012). Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 7(1).

The United Nations Children’s Fund. 2014a. UNICEF Indonesia-Overview-Water & Environmental Sanitation (online) diakses ari http://www.unicef.org/indonesia/wes.html pada 1 Maret 2021

The United Nations Children’s Fund. 2014b. WHO and UNICEF call for renewed commitment to breastfeeding (online) diakses dari http://www.unicef.org/media/media_40135.html pada 5 April 2021

The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization. 2014. Diarrhoea (online) diakses dari http://www.unesco.org/education/educprog/ste/pdf_files/health/prevention.pdf pada 22 Maret 2014

Umiati, U. (2010). Hubungan antara sanitasi lingkungan dengan kejadian diare pada balita di wilayah kerja puskesmas Nogosari Kabupaten Boyolali Tahun 2009 (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).

Utama, S. Y. A., Inayati, A., & Sugiarto, S. (2019). Hubungan Kondisi Jamban Keluarga dan Sarana Air Bersih dengan Kejadian Diare pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Arosbaya Bangkalan. Dinamika Kesehatan: Jurnal Kebidanan Dan Keperawatan, 10(2), 820-832.

Warintek. ristek. go. id/pangan_kesehatan/tanaman_obat/lipi_pdii/pepaya. htm dan warintek. ristek. o.id/pertanian/pepaya. (akses 20 November 2019)

Water and Sanitation Programme World Bank, 2008a. Economic Impacts of Sanitation in South East Asia (online) diakses dari http://www.wsp.org/sites/wsp.org/files/publications/Sanitation_Impact_Synthesis_2.pdf diakses pada 22 Maret 2021

Wibowo, T. A., Soenarto, S. S., & Pramono, D. (2004). Faktor-faktor risiko kejadian diare berdarah pada balita di kabupaten Sleman. Berita kedokteran masyarakat, 20(2004).

Wijaya, Y. (2012). Faktor Risiko Kejadian Diare Balita di Sekitar TPS Banaran Kampus UNNES. Unnes Journal of Public Health, 1(2).

World Health Organization & The United Nations Children’s Fund. 2006. Meeting the MDG drinking water and sanitation target : the urban and rural challenge of the decade (online) diakses dari http://www.who.int/water_sanitation_health/monitoring/jmpfinal.pdf pada 22 Maret 2021

World Health Organization and The United Nations Children’s Fund. 2010. Joint Monitoring Programme for Water Supply and Sanitation of WHO and UNICEF: Indonesia data 2010 (online) diakses dari http://www.unicef.org/media/files/JMP-2010Final.pdf pada 22 Maret 2021

World Health Organization. 2013a. Definition of Diarrhea (online) diakses dari http://www.medterms.com/script/main/art.asp?articlekey=2985 pada 16 Oktober 2021

World Health Organization. 2013b. Diarrhoea (online) diakses dari http://www.who.int/topics/diarrhoea/en/ pada 18 Oktober 2021

Wulandari AP. (2009). Hubungan antara Faktor Lingkungan dan Faktor Sosiodemografi dengan Kejadian Diare pada Balita di Desa Blimbing Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen Tahun 2009 (skripsi). Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Yusuf S. (2011). Profil Diare di Ruang Rawat Inap Anak. Sari Pediatri. 13(4):265-270.

Zubir, J. M., & Wibowo, T. (2006). Faktor-faktor Resiko Kejadian Diare Akut pada Anak 0-35 Bulan (BATITA) di Kabupaten Bantul. Sains Kesehatan, 19(3), 319-332.

Downloads

Published

2022-12-07