RESPONS STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT DENGAN VARIASI KEKAKUAN KOLOM AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI 03-1726-2012

Authors

  • Kiemberly Siajaya
  • Reky S. Windah
  • Banu Dwi Handono

Abstract

Variasi konfigurasi yang diterapkan pada struktur seringkali menimbulkan ketidakberaturan vertikal maupun horisontal pada struktur. Bangunan dengan tinggi kolom yang berlebihan dan plat lantai yang tidak utuh mengikuti denah lantai dapat menyebabkan distribusi kekakuan vertikal sepanjang bangunan menjadi buruk. Variasi ini juga dapat menyebabkan munculnya torsi pada bangunan akibat pusat massa yang tidak tepat dengan pusat kekakuan. Struktur seperti ini perlu diperiksa terhadap ketidakberaturan kekakuan tingkat lunak dan ketidakberaturan torsional, untuk mencegah kerusakan dan keruntuhan struktur serta agar tetap nyaman digunakan.

Model struktur yang dianalisis dalam penelitian ini merupakan bangunan beton bertulang 12 lantai yang difungsikan sebagai hotel. Program ETABS digunakan untuk menganalisis respons dinamik struktur dengan metode Ragam Respons Spektrum. Standar peraturan pembebanan gempa yang digunakan yaitu SNI 03-1726-2012. Variasi struktur bangunan dengan ketidakberaturan distribusi kekakuan vertikal dimodelkan dengan adanya plat-plat lantai 1 yang dihilangkan sehingga ada kolom tertentu yang tingginya menjadi 2 kali tinggi lantai tipikal.

Hasil pemeriksaan ketidakberaturan pada lantai 1 adalah ditemukan ketidakberaturan kekakuan tingkat lunak di lantai 1 pada model g (model double height soft story). Sedangkan pada beberapa model dengan partial soft story terjadi tingkat lunak pada lantai 2. Pada semua model tidak ditemukan kemungkinan terjadinya ketidakberaturan torsi di semua lantai. Simpangan antar lantai maksimum ditemukan pada model g arah Y sebesar 62,80 mm. Nilai simpangan antar tingkat pada tingkat dengan ketidakberaturan tingkat lunak ditemukan setidaknya 2 kali lebih besar dibandingkan dengan simpangan antar lantai tingkat tersebut pada model struktur awal tanpa adanya variasi perbedaan kekakuan kolom. Penurunan kekakuan tingkat sebesar 44,55% (dibandingkan dengan kekakuan tingkat model awal) sudah menyebabkan ketidakberaturan vertikal tipe 1a pada model e2.

 

Kata kunci: gempa, analisis ragam respons spektrum, ETABS, ketidakberaturan kekakuan tingkat lunak, ketidakberaturan torsi.

Downloads

Published

2018-06-26