PENGARUH HUBUNGAN BEBAN LALU LINTAS & CBR SUBGRADE TERHADAP DESAIN TEBAL PERKERASAN LENTUR JALAN BARU PADA DAERAH IKLIM I & DAERAH IKLIM II
Abstract
Dalam menghitung desain tebal perkerasan lentur, salah satu faktor yang perlu diperhatikan adalah faktor kondisi lingkungan, dalam hal ini menyangkut iklim dan curah hujan. Pada beberapa tahun terakhir kita sering mendengar bahkan membahas tentang perubahan iklim atau yang dikenal dengan climate change. Menurut penelitian dari National Aeronautics and Space Administration (NASA) yang dimuat dalam situsnya, salah satu dampak dari climate change adalah perubahan pola curah hujan dalam skala global. Hal ini menyebabkan terjadinya peralihan, dimana daerah yang awalnya memiliki tingkat curah hujan rendah akan mengalami perubahan tingkat curah hujan menjadi tinggi.
Perhitungan desain tebal perkerasan lentur jalan baru dengan metode AASHTO 1972 mempertimbangkan faktor regional dalam hal ini iklim & curah hujan. Dimana untuk daerah iklim I dengan tingkat curah hujan < 900 mm/thn digunakan FR = 1 sedangkan daerah iklim II dengan tingkat curah hujan > 900 mm/thn digunakan FR = 1.5. Untuk perhitungan dengan metode AASHTO 1986 diperkenalkan konsep koefisien drainase untuk mengakomodasi kualitas sistem drainase yang dimiliki perkerasan jalan.
Dalam penelitian ini dilakukan pengumpulan data-data yang akan digunakan seperti CBR tanah dasar, beban lalu lintas, ZR, S0, ∆Psi, koefisien drainase, material lapis perkerasan, Mr , dll. Dimana data yang digunakan bersifat asumsi untuk menggambarkan beberapa kondisi dilapangan yang mungkin terjadi pada waktu yang akan datang.
Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa tebal total perkerasan menggunakan metode AASHTO 1972 untuk daerah iklim I, dengan variasi CBR tanah dasar dan variasi beban lalu lintas adalah berkisar 32 ~ 73.5 cm sedangkan untuk daerah iklim II, dengan variasi CBR tanah dasar dan variasi beban lalu lintas adalah berkisar 32.5 ~ 78 cm. Kemudian menggunakan metode AASHTO 1986, dengan variasi CBR tanah dasar dan variasi beban lalu lintas didapatkan tebal perkerasan total,untuk tipe Granular Roadbase – Structrual Surface adalah berkisar 33.5  ~ 60 cm sedangkan untuk tipe Cement Treated Base – Structrual Surface, adalah berkisar 28 ~ 55 cm.. Dari hasil analisa data maka didapatkan perbandingan tebal total perkerasan dengan variasi nilai CBR tanah dasar dan beban lalu lintas. Serta didapatkan model matematis yang dapat digunakan untuk memperkirakan tebal total dengan nilai CBR tanah dasar yang lain.
Â
Kata Kunci: curah hujan, CBR tanah dasar, tebal lapis perkerasan, AASHTO