ANALISA GELOMBANG KEJUT AKIBAT AKTIVITAS ANGKUTAN KOTA (STUDI KASUS: JALAN SAM RATULANGI – RANOTANA, MANADO)

Authors

  • Stella Kathrine Gracia Wowor
  • Semuel Y. R. Rompis
  • Lucia I. R. Lefrandt

Abstract

Kota Manado merupakan Ibu Kota dari provinsi Sulawesi Utara yang memiliki pertumbuhan ekonomi sebesar 6,75%. Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi mengakibatkan bertambahnya juga aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat yang membutuhkan angkutan kota sebagai sarana transportasi. Angkutan kota merupakan salah satu transportasi umum yang berguna sebagai sebuah layanan angkutan bersama. Aktivitas angkutan kota yang menaikkan atau menurunkan penumpang dengan sembarangan di Jalan Sam Ratulangi, Ranotana, Manado khususnya didepan Multimart Ranotana sering menyebabkan terjadi antrian kendaraan di ruas jalan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan matematis dari volume, kecepatan dan kepadatan di ruas jalan tersebut, mengetahui nilai gelombang kejut-nya, dan mengetahui pengaruh aktivitas angkutan kota terhadap panjang antrian kendaraan.

Penelitian ini mengambil data primer dari survey di lapangan berupa volume kendaraan, kecepatan kendaraan, dan durasi angkutan kota berhenti. Analisa data untuk menghitung hubungan matematis dari 3 (tiga) parameter yaitu volume, kecepatan, dan kendaraan menggunakan model hubungan matematis yaitu model Greenshield, Greenberg, dan Underwood, yang nantinya dipilih salah satu yang koefisien determinasi-nya paling besar dan berdasarkan karakteristik model tersebut. Model yang terpilih lalu digunakan dalam analisis gelombang kejut.

Hasil analisis diperoleh bahwa model yang terpilih adalah model Greenshield karena model Greenberg tidak berpotongan dengan sumbu y yang mengakibatkan susah untuk mendapatkan nilai Sff (Kecepatan pada kondisi arus lalu lintas sangat rendah) dan model Underwood tidak berpotongan dengan sumbu x yang mengakibatkan susah untuk mendapatkan nilai Dj (Kepadatan pada kondisi arus lalu lintas macet total). Dan yang dipilih adalah yang memiliki nilai koefisien determinasi (R2) terbesar yaitu hari Sabtu, 16 Maret 2019 dengan R2 sebesar 80% dengan hubungan antara kepadatan dan kecepatan S = 32,953 – 0,3072 D, hubungan antara volume dan kepadatan V = 32,953 D – 0,3072 D2, dan hubungan antara volume dan kecepatan      V = 107,2689 S – 3,25521S2. Pengaruh angkutan kota yang berhenti sembarangan membuat panjang antrian maksimum (QM) kendaraan sepanjang 40,24 meter. Setiap tertambah 30 detik durasi angkutan kota berhenti akan tertambah juga panjang antriannya sebesar 40,24 meter.

 

Kata Kunci: Angkutan Kota, Gelombang Kejut, Greenshield, Greenberg, Underwood

Downloads

Published

2019-07-18