ANALISA TEBAL PERKERASAN LENTUR JALAN BARU DENGAN METODE BINA MARGA 2017 DIBANDINGKAN METODE AASHTO 1993

Authors

  • Cynthia Claudia Mantiri
  • Theo K. Sendow
  • Mecky R. E. Manoppo

Abstract

Metode perhitungan merupakan salah satu faktor dalam mendesain tebal perkerasan lentur jalan baru. Ada beberapa metode mendesain tebal perkerasan lentur jalan baru, namun untuk penelitian ini digunakan dua metode mendesain tebal perkerasan lentur yaitu metode yang disediakan oleh America Asociation of State Highway Traffic Officials (AASHTO) dan metode untuk Indonesia sendiri ditetapkan oleh Kemetrian Pekerjaan Umum melalui Direktorat Jendral Bina Marga.

Kedua metode tersebut memiliki parameter – parameter data yang sama yaitu beban lalu lintas, CBR tanah dasar, R, ZR, S0, IP0, IPt, ∆Psi, koefisien drainase, material lapis perkerasan, akan tetapi kedua metode ini memiliki perbedaan dalam teknis perhitungan tebal perkerasan lentur jalan baru.

Penelitian ini dilakukan variasi nilai CBR tanah dasar (kekuatan tanah) dari 6% sampai 40% dan nilai beban sumbu kendaraan (ESAL) dari 1.000.000 ESAL sampai 25.000.000 ESAL sehingga akan diperoleh 200 macam variasi nilai untuk mengukur sensitivitas terhadap tebal perkerasan lentur melalui kedua metode tersebut.

Hasil yang didapat berupa perbedaan tebal perkerasaan dimana AASHTO 1993 mendapatkan nilai tebal perkerasan yang lebih besar untuk lapis pondasi atas (Granular Treated Base) yaitu dengan variasi CBR dan beban sumbu kendaraan didapat 44 cm ~ 62.5 cm sedangkan Bina Marga 2017 didapat sebesar 44 cm ~ 50.5 cm. Sedangkan untuk lapis pondasi atas (Cement Treated Base) didapatkan hasil yang bervariasi untuk AASHTO 1993 dan Bina Marga 2017 dimana tebal perkerasan berkisar 45.5 cm ~ 51.5 cm untuk variasi CBR AASHTO 1993 dan untuk Bina Marga 2017 didapatkan hasil tebal perkerasan yang sama untuk semua variasi CBR yaitu 47.5 cm.

Kata Kunci: AASHTO, Bina Marga, Perkerasan Lentur, Jalan Baru

Downloads

Published

2019-10-24