STUDI POTENSI JARINGAN LIGHT RAIL TRANSIT (LRT) DAN KONSTRUKSI PERKERASAN REL. (STUDI KASUS: KORIDOR KECAMATAN SINGKIL, KECAMATAN TUMINTING DAN KECAMATAN BUNAKEN)
Abstract
Pesatnya perkembangan di Kota Manado baik dalam aspek pertambahan penduduk serta meningkatnya pembangunan pada pusat-pusat kegiatan perkotaan akan menyebabkan permasalahan pada sistem transportasi yang ada. Permintaan lalu lintas yang melebihi penyediaan ruang jalan mengakibatkan kepadatan dan kemacetan lalu lintas, sehingga pemerintah beberapa kali berupaya untuk mencoba mengatasi kemacetan namun belum sepenuhnya dapat mengurai kemacetan. Maka dari itu diperlukan program transportasi berkelanjutan (Sustainable Transport Mode) dengan sarana yang direkomendasi adalah Light Rail Transit atau LRT. Penelitian ini bertujuan untuk memodelkan bangkitan pergerakan serta pola distribusi perjalanan, mengkonsepkan jaringan koridor, dan menganalisa konstruksi perkerasan jalan relnya.Light Rail Transit merupakan salah satu sistem kereta api penumpang (kereta api ringan) yang biasanya beroperasi dikawasan perkotaan yang memiliki konstruksi ringan dan dapat berjalan dalam lintasan khusus. Konstruksi jalan rel merupakan suatu sistem struktur yan menghimpun komponen-komponen seperti rel, bantalan, penambat, lapisan fondasi serta tanah dasar secara terpadu yang disusun dalam sistem konstruksi.Pengumpulan data primer dilakukan dengan penyebaran kuesioner pada responden/rumah tangga sesuai jumlah sampel dimasing-masing kecamatan dan data sekunder dikumpulkan dari beberapa instansi terkait. Hasil survei di analisa dengan bantuan Microsoft office excel serta pemodelan menggunakan persamaan linear berganda dengan variabel bebas yang diukur yaitu komposisi keluarga (X1), jumlah anggota yang bekerja (X2), jumlah anggota yang bersekolah (X3), jumlah anggota yang bekerja dan bersekolah (X4), kepemilikan kendaraan (X5), penghasilan keluarga (X6), dan variabel terikat (Y) sebagai jumlah pergerakan keluarga perhari.Hasil pemodelan diperoleh persamaan terbaik yaitu Y = 0.022 + 5.091 X1 + 0.093 X2 + 0.097 X3 – 0.013 X6 dan nilai Koefisien Determinan (R²) yang diperoleh yaitu sebesar 0,924 atau 92.4%.  Konsep jaringan Light Rail Transit 5 titik koridor yaitu Koridor Singkil, Koridor Tuminting 1, Koridor Tuminting Pasar dan Koridor Bailang Raya. Dalam hasil penelitian untuk konstruksi perkerasan rel menurut Peraturan Menteri No. 60 tahun 2012 sesuai data rencana dikategorikan di Kelas Jalan V dengan penggunaan tipe rel R.42, jenis bantalan Kayu/Baja, dan jenis penambat bisa menggunakan tunggal atau rangkap.
Â
Kata Kunci : LRT(Light Rail Transit), Konstruksi Perkerasan Rel, Konsep Jaringan
Â