PREDIKSI BANJIR DI SUNGAI RANOWANGKO KOTA TOMOHON

Authors

  • Rolando Pangemanan
  • Cindy J. Supit
  • Jeffry D. Mamoto

Abstract

Sungai Ranowangko adalah salah satu sungai terpanjang di Sulawesi Utara, yang alirannya melewati beberapa kelurahan di Kota Tomohon dan sebagian desa di Kabupaten Minahasa. Dan sungai ini berakhir di laut Sulawesi tepatnya di Tanawangko, Kabupaten Minahasa. Aliran sungai ini di manfaaatkan oleh masyarakat untuk mengairi daerah persawahan, khususnya di Kelurahan Taratara Raya, Kota Tomohon. Beberapa tahun yang lalu, hujan deras mengakibatkan debit air di sungai ranowangko meningkat, dan luapan air sungai menggenangi pemukiman warga di sekitar aliran sungai ranowangko. Dengan demikian perlu dilakukan analisis untuk penanggulangan banjir di sekitar bantaran Sungai Ranowangko.

Analisis dilakukan dengan mencari frekuensi hujan dengan metode Log Pearson III. Adapun data hujan yang digunakan berasal dari 2 pos hujan , yaitu pos hujan MRG Kakaskasen dan pos hujan Tinoor. Data curah hujan yang digunakan adalah data curah hujan harian maksimum dari tahun 2008 s/d 2018. Pemodelan hujan aliran pada program komputer HEC-HMS menggunakan metode HSS Soil Conservation Service dan SCS Curve Number (CN). Aliran dasar (baseflow) menggunakan metode recession. Dilakukan kalibrasi parameter HSS SCS sebelum melakukan simulasi debit banjir dengan menggunakan program komputer HEC-HMS. Dalam kalibrasi ini, parameter yang dikalibrasi adalah lag time, curve number, recession constant, baseflow, dan ratio to peak. Kalibrasi dilakukan dengan menggunakan uji koefisien determinasi dengan memperhatikan nilai koefisien determinasi yang > 0,6 dianggap sudah bisa memenuhi untuk tingkat kemiripan. Hasil kalibrasi didapat 0,978 (memenuhi). Dilakukan analisis debit banjir dengan parameter terkalibrasi menggunakan program komputer HEC-HMS. Debit puncak hasil simulasi setiap kala ulang dan kemudian dimasukan dalam program komputer HEC-RAS untuk simulasi tinggi muka air pada penampang yang telah diukur.

Hasil simulasi pada titik kontrol 500 m arah hulu jembatan Taratara tiga menunjukkan bahwa semua penampang melintang dari sta 0+25 sampai 0+150 tidak dapat menampung debit banjir untuk semua kala ulang rencana, sedangkan penampang pada sta 0+0 hanya bisa menampung debit banjir untuk kala ulang rencana 2 tahun. Untuk hasil simulasi pada titik kontrol 2260 m arah hulu jembatan Taratara tiga menunjukkan bahwa semua penampang melintang dari sta 0+25 sampai 0+50 tidak dapat menampung debit banjir untuk semua kala ulang rencana, sedangkan penampang pada sta 0+0 hanya bisa menampung debit banjir untuk kala ulang rencana 2 tahun.

 

Kata Kunci: Sungai Ranomea, Prediksi Banjir, Debit, Tinggi Muka Air, HEC-HMS, HEC-RAS

Downloads

Published

2020-11-15