PERBANDINGAN TEBAL PERKERASAN LENTUR LAPIS TAMBAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE BINA MARGA 2013 DAN AASHTO 1993 (STUDI KASUS: JALAN NASIONAL KAIRAGI-MAPANGET DENGAN NOMOR RUAS 5000500)

Authors

  • Lamrumenta Marianti Hasibuan
  • Theo K. Sendow
  • Lucia G. J. Lalamentik

Abstract

Jalan merupakan prasarana transportasi yang berperan dalam peningkatan kebutuhan masyarakat. Peningkatan volume lalu lintas pada ruas jalan kairagi-mapanget diasumsikan berkisar sebesar 442.777 kendaraan menurut rpjim yang mengakibatkan tidak stabilnya tingkat pelayanan jalan, guna mengatasi masalah tersebut maka upaya yang dilakukan ialah melakukan tebal lapis tambah (overlay).

Overlay merupakan tebal yang dibutuhkan suatu permukaan perkerasan dengan pengujian lendutan FWD dan BB. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui bagaimana menganalisis hingga membandingkan hasil tebal lapis tambah menggunakan metode AASHTO 1993 dan Bina Marga 2013 pada perkerasan lentur menggunakan data lendutan FWD dan BB.

Pada ruas jalan kairagi-mapanget dengan nomor ruas 5000500 memiliki lalu lintas harian sebesar 13825 kend/hari dengan hasil CESA metode AASHTO 1993 sebesar 429670, CESA Bina Marga 2013 sebesar 697803 CESA4, 1256046 CESA5. Data lendutan BB dan FWD yang diperoleh metode Bina Marga 2013 sebesar 0,73 dan 0,44. Modulus efektif (Ep) lapisan struktur diatas tanah dasar mempengaruhi nilai struktural efektif eksisting (SNeff)yang berhubungan dengan data FWD sedangkan pada Bina Marga 2013 data lendutan sebelum overlay mempengaruhi nilai tebal lapis tambah. Tebal overlay yang diperoleh pada perkerasan permukaan (AC-WC dan AC-BC) sebesar 12 cm pada AASHTO 1993 dan 10,9 cm pada Bina Marga 2013.

Sehingga pada penelitian ini pengaruh lalu lintas memiliki persentase yang besar dalam perencanaan tebal lapis tambah.

 

Kata Kunci: Tebal lapis tambah, Perkerasan Lentur, CESA, AASHTO 1993, Bina Marga 2013.

Downloads

Published

2021-07-15