PEMAKAIAN BAHASA TONTEMBOAN SISWA SMA DAN SMK DI KABUPATEN MINAHASA SELATAN
Abstract
Pemakaian bahasa daerah dalam hal ini bahasa Tontemboan di kalangan siswa semakin hari semakin sedikit. Dengan demikian, ancaman kepunahan bahasa Tontemboan sebagai aset budaya daerah semakin terasa. Untuk itu, antisipasi kepunahan bahasa daerah perlu dilakukan. Masalah dalam penelitian ini, yaitu sejauh mana pemakaian bahasa Tontemboan di kalangan siswa SMA dan SMK di Kabupaten Minahasa Selatan dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi menurunnya pemakaian bahasa Tontemboan tersebut. Tujuan penelitian ini, yakni memberikan gambaran tentang pemakaian bahasa Tontemboan di kalangan siswa SMA dan SMK di daerah wilayah Minahasa Selatan dan faktor-faktor apakah yang mempengaruhi menurunnya pemakaian bahasa Tontemboan di kalangan siswa tersebut. Adapun tujuan jangka panjangnya yaitu melestarikan bahasa daerah khususnya bahasa Tontemboan yang sudah terancam punah. Sedangkan, manfaat hasil penelitian ini, yakni memberikan kontribusi bagi Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan, lembaga-lembaga yang terkait seperti lembaga pemangku adat, akademisi, dan media massa lokal untuk melakukan berbagai upaya agar para generasi muda memiliki rasa cinta dan bangga menggunakan bahasa daerah sebagai aset budaya daerah. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini ialah metode penelitian deskriptif yang bertujuan membuat deskripsi; yaitu membuat gambaran, lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai data, sifat-sifat serta hubungan fenomena-fenomena yang diteliti. Adapun hasil penelitian ini, yaitu secara umum pemakaian bahasa Tontemboan responden menunjukkan hasil ratarata yang aktif 3.5 %, yang pasif 38.70 %, dan yang tidak menggunakan bahasa Tontemboan 57.8 %. Faktor-faktor yang menyebabkan responden dalam hal ini para siswa SMA dan SMK yang ada di Minahasa Selatan sangat kurang memakai bahasa Tontemboan secara aktif, yaitu lingkungan keluarga, lingkungan tempat tinggal, lingkungan sekolah, lingkungan pergaulan sesama teman sudah sangat sedikit menggunakan bahasa Tontemboan. Mereka lebih banyak menggunakan bahasa Melayu Manado untuk berkomunikasi dan sisanya bahasa Indonesia.
Kata kunci: kepunahan, pemakaian, bahasa Tontemboan, siswa