Penilaian Kualitas Sumberdaya Alam di Kawasan Gunung Sahendaruman Kecamatan Tamako, Kepulauan Sangihe: Capung Jarum Sebagai Bioindikator

Authors

  • Parulian Manurung Program Studi Kehutanan, Universitas Sam Ratulangi
  • Hard N. Pollo Program Studi Kehutanan, Universitas Sam Ratulangi
  • Roni C. Koneri Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Sam Ratulangi, Manado

DOI:

https://doi.org/10.35791/sil.v2i2.50886

Abstract

Capung merupakan salah satu komponen keanekaragaman hayati yang dapat berperan sebagai bioindikator pencemaran lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis capung yang dapat berperan sebagai bioindikator dan menganalisis kualitas sumber daya alam menggunakan Family Biotic Index (FBI) di kawasan Gunung Sahendaruman, Kecamatan Tamako, Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive random sampling. Penelitian ini dilakukan di bantaran sungai di kawasan Gunung Sahendaruman yang terdiri dari tiga tipe habitat yaitu di hutan sekunder, perkebunan dan pemukiman. Untuk setiap habitat, dibuat tiga transek garis dengan panjang 100 meter. Komposisi capung yang diperoleh terdiri dari 4 famili, 15 spesies dan 547 individu. Famili dengan spesies yang paling banyak ditemukan adalah Platycnemididae. Spesies yang memiliki kelimpahan tertinggi Rhinocypha frontalis dan Teinobasis sp. Indeks kemerataan dan indeks keanekaragaman jenis capung jarum di habitat hutan sekunder lebih tinggi dibandingkan di perkebunan dan pemukiman. Nilai Family Biotic Index (FBI) pada hutan sekunder dan perkebunan adalah 4,55 dan 4,31 tergolong baik dengan tingkat pencemaran terpolusi beberapa bahan organik. Sedangkan tipe ekosistem pemukiman dengan nilai 6,58 tergolong buruk. Spesies yang dapat digunakan sebagai bioindikator adalah Proposticta simplicinervis, Prodasineura autumnalis, Celebargiolestes orri, Teinobasis rufithorax.

Downloads

Published

2023-08-07

Issue

Section

Artikel

Categories