Analisis Konsolidasi Lempung Pulutan Dengan Tambahan Geopolimer (Abu Beton)

Authors

  • Rivaldo A. Tulandi
  • Steeva G. Rondonuwu
  • Alva N. Sarajar

DOI:

https://doi.org/10.35793/jts.v20i81.42023

Abstract

Tanah lempung merupakan tipe tanah lunak yang memiliki karakteristik indeks mampat besar, daya dukung rendah, kemampuan mengikat air besar dan mengalami konsolidasi. Konsolidasi ialah peristiwa terjadinya deformasi pada lempung lunak akibat keluarnya air pori dari dalam tanah. Karena kondisi inilah maka lempung dikategorikan sebagai tanah yang tidak stabil untuk pekerjaan teknik sipil, sehingga perlu perbaikan tanah. Perbaikan tanah yang dilakukan pada penelitian ini adalah menambah bahan campuran untuk memperkecil deformasi vertikal akibat konsolidasi. Maka dari itu dilakukan pengujian dengan menambahkan bahan campuran berupa abu beton yang diambil dari sisa bangunan tua. Sampel tanah yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari Desa Pulutan Kecamatan Remboken Kabupaten Minahasa. Pada penelitian ini dilakukan pengujian sifat-sifat fisis dari sampel tanah Pulutan, kemudian dilakukan pengujian konsolidasi untuk mendapatkan nilai indeks pemampatan (Cc) dan koefisien konsolidasi (Cv) pada sampel tanah asli dan sampel tanah yang dicampurkan geopolimer berupa abu beton dengan variasi campuran 2%, 5% dan 10%, dengan tanah asli tanpa campuran sebagai datum. Dari hasil pengujian konsolidasi dengan menggunakan alat Oedometer maka ditemukan bahwa koefisien konsolidasi (Cv) untuk tanah asli adalah 0,675 cm/menit  untuk tanah dengan variasi campuran 2% adalah 0,519 cm/menit, untuk tanah dengan variasi campuran 5% adalah 0,58 cm/menit, sedangkan untuk variasi campuran 10% adalah 0,0261 cm/menit. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa semakin tinggi penambahan abu beton maka semakin kecil nilai koefisien konsolidasi Cv dan semakin kecil deformasi yang terjadi

 

Kata kunci – tanah lempung, konsolidasi, abu beton, Koefisien konsolidasi, indeks pemampatan

Downloads

Published

2022-07-13

Issue

Section

Articles