Perbandingan Tebal Perkerasan Lentur Dengan Menggunakan Metode Bina Marga 2013 dan AASHTO 1993 (Studi Kasus: Ruas Jalan Nasional R. Martadinata Dengan Nomor Ruas 500412)

Authors

  • Rizky R. Rantung Universitas Sam Ratulangi
  • Theo K. Sendow Universitas Sam Ratulangi
  • Steve Ch. N. Palenewen Universitas Sam Ratulangi

Abstract

Struktur perkerasan jalan sebagai komponen dari prasarana transportasi yang berfungsi sebagai penerima beban lalulintas yang dilimpahkan melalui roda kendaraan. Oleh karena itu, struktur perkerasan perlu memiliki stabilitas yang tinggi, kokoh selama masa pelayanan jalan dan tahan terhadap pengaruh lingkungan dan atau cuaca. Dalam Studi perencanaan ini yang akan direncanakan adalah Perkerasan Lentur (flexible pavement) pada jalan R. Martadinata. Sebagaimana suatu perkerasan lentur akan mengalami penurunan kinerja karena faktor lingkungan dan pada saat dibebani maka beban-beban tersebut akan menyebar ke lapisan-lapisan dibawahnya dalam bentuk tegangan penyebaran. Salah satu alternatif yang biasa digunakan adalah melakukan pelapisan ulang (Overlay).  Dalam penelitian ini penentuan untuk pengaplikasian lapis tambah (overlay) pada perkereasan lama di ruas jalan R. Martadinata digunakan metode Bina Marga 2013 dan AASHTO 1993. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yaitu Volume Lalu Lintas, dan data Falling Weight Deflectometer (FWD) yang diperoleh dari BPJN Sulawesi Utara. Hasil perhitungan berdasarkan metode Bina Marga 2013 untuk CESA4 = 6.505.071 dan CESA5 = 7.456.498 dan menurut AASHTO 1993 W18 = 4.439.441,569. Dari hasil perhitungan tebal lapis tambah (overlay) pada metode Bina Marga 2013 didapat nilai overlay CESA5 =8 cm, sedangkan overlay pada metode AASHTO yaitu 3,67cm.

 

Kata Kunci - Bina Marga 2013, AASHTO 1993, tebal lapis tambah (overlay)

Downloads

Published

2022-12-01

Issue

Section

Articles