Analisis Beban Emisi CO2 Di Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi Manado Dengan Metode Intergovernmental Panel on Climate Change

Authors

  • Inri D. Pinatik Universitas Sam Ratulangi
  • Hendra Riogilang Universitas Sam Ratulangi
  • Isri R. Mangangka Universitas Sam Ratulangi

Abstract

Dampak emisi karbon dioksida (CO2) dari bandara berpengaruh terhadap meningkatnya gas rumah kaca (GRK). Namun, emisi CO2 dari operasi bandara jarang diperkirakan dan didiskusikan. Penggunaan bahan bakar fosil di bandara Internasional Sam Ratulangi Manado merupakan hasil dari kegiatan penerbangan domestik, penerbangan internasional, Main Power Station (MPS), dan Ground Handling. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis beban emisi gas CO2 di Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi Manado tahun 2019 dan  tahun 2020. Penelitian ini menggunakan pedoman Intergovermental Panel on Climate Change (IPCC) tahun 2019 dengan metode Tier 1 (metode dasar) dan Tier 2 (metode menengah) sesuai persyaratan dan ketersedian data. Metode Tier 1 untuk menghitung emisi penerbangan pesawat komersial, fasilitas MPS, dan Ground Handling; sedangkan Tier 2 untuk menghitung emisi berdasarkan tipe pesawat. Hasil dari perhitungan Tier 1 menunjukkan emisi CO2 terbesar dari kegiatan penerbangan pesawat komersial, tahun 2019 (107.78 ton) lebih tinggi dibandingan tahun 2020 (53.43 ton) sesuai dengan kepadatan penerbangan. Dengan Tier 2 didapatkan pesawat penerbangan komersial yang mengemisikan CO2 paling tinggi adalah tipe pesawat Boeing 737 900 (30%) dan ATR-72 (23 %). Hasil dari pengukuran CO2 di lokasi masih terbilang baik. Upaya untuk mengurangi emisi CO2 di bandara, yaitu memperbaiki Ruang Terbuka Hijau dengan merancang Green Belt oleh tanaman trembesi untuk mereduksi hasil emisi CO2 yang di hasilkan.

 

Kata kunci: bandar udara, emisi CO2, IPCC 2019, Tier 1, Tier 2, jalur hijau

Downloads

Published

2023-06-01

Issue

Section

Articles