Analisis Kinerja Simpang Tiga Tak Bersinyal (Studi Kasus: Jalan Bethesda – Jalan Wolter Monginsidi – Jalan Piere Tendean)
DOI:
https://doi.org/10.35793/jts.v21i84.48593Abstract
Simpang tiga tak bersinyal merupakan tipe simpang yang paling banyak ditemukan di perkotaan dan seringkali mengalami kemacetan lalu lintas seperti pada simpang Jl. Bethesda – Jl. Wolter Monginsidi – Jl. Piere Tendean di Kota Manado merupakan simpang yang berada pada area komersil yaitu jalan yang menuju atau dari pusat kota, kawasan pertokoan, perkantoran, dan pendidikan sehingga arus lalu lintasnya sibuk dan berpotensi terjadi kemacetan, antrian dan tundaan. Maka, diperlukan analisis karakteristik simpang dan kinerja simpang tiga tak bersinyal menggunakan metode PKJI 2014, menganalisis kinerja putaran balik dengan metode PPPB 2005, dan simulasi menggunakan aplikasi PTV VISSIM 2014. Data lalu lintas diambil dari hasil survei lapangan selama tiga hari yaitu pada hari Senin 28 November 2022, Rabu 30 November 2022, dan Sabtu 3 Desember 2022. Diambil data volume puncak tertinggi yaitu pada hari Senin. Dari hasil analisis diperoleh derajat kejenuhan yaitu 2,06 det/skr. Hasil analisis kinerja u-turn didapat rasio antrian tertinggi yaitu 1,43 artinya terjadi antrian. Nilai tundaan berdasarkan output dari simulasi aplikasi PTV VISSIM yaitu 93,59 det/skr, sehingga mengakibatkan waktu tunggu yang lama bagi pengguna jalan. Level of service (LOS) simpang tiga tak bersinyal tersebut berada pada level F, artinya performa simpang kurang memadai. Berdasarkan hasil analisis disarankan beberapa solusi alternatif untuk meningkatkan kinerja simpang tiga tak bersinyal, seperti penertiban hambatan samping, pelebaran geometrik jalan, pemasangan kamera untuk mememantau perilaku pengemudi dalam mematuhi rambu-rambu lalu lintas.
Kata kunci: simpang tiga tak bersinyal, PKJI 2014, PTV Vissim