Analisis Pencemaran Merkuri Pada Perairan Sekitar Tambang Emas Rakyat Di Desa Tanoyan Selatan
DOI:
https://doi.org/10.35793/jts.v21i85.50218Abstract
Tersedianya keberadaan sumber daya mineral berupa emas di Desa Tanoyan Selatan menyebabkan masyarakat Desa Tanoyan Selatan sebagian besar berprofesi sebagai penambang. Aktivitas pertambangan emas rakyat ini menggunakan logam berat merkuri untuk proses pengelolaan yang dimana merkuri ini dapat mengakibatkan timbul berbagai masalah seperti gangguan kesehatan pada manusia, pencemaran dan kerusakan pada lingkungan serta keracunan bagi makhluk hidup lainnya. Pada penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif karena peneliti melakukan analisis mendalam terhadap pencemaran merkuri sekitar tambang emas rakyat di Desa Tanoyan Selatan dan peneliti melakukan wawancara mendalam kepada pemerintah, pemilik tambang dan masyarakat di Desa Tanoyan Selatan. Untuk mengetahui kadar merkuri pada perairan di sekitar tambang emas rakyat Desa Tanoyan Selatan peneliti melakukan pengambilan sampel dan pengujian sampel sungai, kolam limbah pertambangan emas rakyat dan sumur di laboratorium Water Laboratory Nusantara (WLN) Manado dengan baku mutu untuk sungai mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 Lampiran VI dan baku mutu untuk kolam limbah mengacu pada Keputusan Mentri Lingkungan Hidup Nomor 202 Tahun 2004. Hasil Analisis kadar merkuri yang diperoleh yaitu untuk titik 1 0,0001 mg/L, titik 2 <0,00005 mg/L, titik 3 <0.00005 mg/L, titik 4 0,00006 mg/L dan titik 5 <0,00005 mg/L. Kadar merkuri pada tiap titik pengambilan sampel tersebut masih memenuhi baku mutu. Namun, untuk menghindari terjadinya peningkatan kadar merkuri, kerusakan lingkungan, ganguan terhadap kesehatan bagi manusia dan keracunan bagi makhluk hidup lainnya maka perlu dilakukan upaya pencegahan dan penanganan seperti Fitoremediasi dengan tanaman, bioaugmentasi dengan bakteri dan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) industri kecil.
Kata kunci: Merkuri (Hg), pertambangan emas rakyat, Desa Tanoyan Selatan, fitoremediasi, bioaugmentasi dengan bakteri, IPAL