Analisis Gelombang Kejut Pada Lengan Persimpangan Bersinyal (Studi Kasus: Jl.Sam Ratulangi – Jl.Toulour di Kota Manado)

Authors

  • Angelita C. Kumaat Universitas Sam Ratulangi
  • Semuel Y. R. Rompis Universitas Sam Ratulangi
  • Lucia I. R. Lefrandt Universitas Sam Ratulangi

DOI:

https://doi.org/10.35793/jts.v22i88.56562

Abstract

Peningkatan populasi dan kendaraan di Kota Manado telah meningkatkan kepadatan lalu lintas, khususnya di Persimpangan Jl. Sam Ratulangi – Jl. Toulour. Persimpangan ini sering mengalami kemacetan, antrian, dan tundaan akibat lampu lalu lintas yang memicu peningkatan volume kendaraan. Lokasinya di Pasar Karombasan, pusat aktivitas kota, membuatnya menjadi titik konflik penting yang menghubungkan berbagai wilayah. Model terpilih untuk perhitungan gelombang kejut yaitu model Greenshield pada hari Rabu, 23 Agustus 2023 dengan angka koefisien determinasi (R2) tertinggi sebesar 0,7709 dengan persamaan hubungan matematis volume – kepadatan adalah V = 30,2244 – 0,1841D2 dengan volume maksimum (VM) sebesar 1240,307 skr/jam, kepadatan maksimum (DM) sebesar 82,0730 skr/km, dan kepadatan saat macet total (DJ) sebesar 164,1460 smp/jam. Analisis gelombang kejut di Jl.Sam Ratulangi lengan utara menunjukkan bahwa lampu lalu lintas sangat memengaruhi panjang antrian maksimum. Durasi lampu merah selama 64 detik menyebabkan kemacetan, dengan volume maksimum mencapai VA = 1117,139 smp/jam, kepadatan maksimum  92,405 smp/km, dan arus aktual 1155,2 smp/jam mengalami penundaan r = 40 detik, menghasilkan panjang antrian QM = 413,005 meter dan waktu penormalan T = 217,671 detik. Waktu penormalan yang lebih lama dari lampu hijau menunjukkan bahwa tidak semua kendaraan dapat melewati garis henti saat lampu berubah menjadi merah.

 

Kata kunci: gelombang kejut, simpang bersinyal, Greenshield

Downloads

Published

2024-07-13

Issue

Section

Articles