Pemanfaatan Limbah Industri Tahu Sebagai Pupuk Organik Cair Di Kelurahan Batu Kota Bawah Kecamatan Malalayang
DOI:
https://doi.org/10.35793/jts.v22i89.57432Abstract
Industri Tahu merupakan industri pangan menghasilkan sumber protein dengan bahan dasar dari kacang kedelai, sebagai salah satu makanan pokok yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia, termasuk di Kota Manado. Industri tahu ini menghasilkan limbah padat (ampas tahu) yang bisa digunakan sebagai pakan ternak dan limbah cair yang berasal dari proses pencucian kedelai, perendaman, perebusan, penyaringan, pengepresan, dan pencetakan tahu serta pencucian alat dan lantai (Samsudin et al. 2018). Kelurahan Batukota Bawah merupakan lokasi mayoritas industri tahu, dikarenakan lokasi yang dekat dengan sungai. Limbah cair dari industri produksi tahu rata-rata tidak diolah dan hanya dibuang langsung ke selokan yang mengalir ke sungai sehingga menimbulkan dampak negatif yaitu mencemari sungai dan menurunkan estetika lingkungan sekitar kelurahan tersebut. Penelitian ini bertujuan mengurangi dampak limbah cair dengan memanfaatkannya sebagai pupuk organik cair (POC). Metode penelitian adalah metode eksperiment dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pada 2 taraf perlakuan, yaitu tanpa aplikasi POC limbah cair tahu (P0) dan aplikasi 3 liter POC limbah cair tahu (P1). Hasil uji limbah cair tahu setelah difermentasi menunjukkan peningkatan pada BOD, COD, TDS, Kalium, dan Fe, serta penurunan TSS, pH, dan Fosfor. Pengaplikasian POC pada tanaman pakcoy (Brassica Rapa L), bayam (Amaranthus tricolor L), dan sawi putih (Brassica Juncea L) dengan teknik menanam hidroponik (Wick System) menunjukkan bahwa POC dari limbah tahu sangat asam karena kadar POC yang tidak sesuai baku mutu menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia No. 5 Tahun 2014 sehingga mempengaruhi perubahan tinggi tanaman.
Kata kunci: Sungai Batukota Bawah, limbah industri tahu, pupuk organik cair limbah tahu, tanaman hidroponik