Analisis Kandungan Besi (Fe), Fluorida (F) Dan Fecal Coliform Di Sungai Panasen, Desa Panasen, Kabupaten Minahasa

Authors

  • Raden G. Rompas Universitas Sam Ratulangi
  • Liany A. Hendratta Universitas Sam Ratulangi
  • Roski R. I. Legrans Universitas Sam Ratulangi

DOI:

https://doi.org/10.35793/jts.v22i89.57824

Abstract

Desa Panasen merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Kakas Barat, Kabupaten Minahasa, dengan luas Desa 267 Ha atau 2,67 KM2. Keadaan wilayah desa Panasen mempunyai lahan budidaya sawah 83 Ha, kebun ladang 154 Ha, hutan budidaya tidak ada, hutan non budidaya 10 Ha, dan pemukiman 20 Ha. Jumlah populasi total di desa ini pada tahun 2022 adalah sebanyak 1.328 jiwa.  Dilihat dari kondisi geografis Desa Panasen yang berdekatan dengan Sungai Panasen menyebabkan sungai ini sering digunakan sebagai tempat pembuangan limbah pertanian dan domestik. Hasil uji laboratorium menunjukkan peningkatan signifikan konsentrasi Besi (Fe) dan Fluorida (F) dibandingkan dengan lokasi di Desa Panasen, Kecamatan Kakas Barat, Kabupaten Minahasa. Peningkatan konsentrasi Besi (Fe) ini diidentifikasi disebabkan oleh aktivitas masyarakat seperti pembuangan limbah pertanian dan domestik, serta proses pelarutan batuan dan mineral yang mengandung logam-logam tersebut. Limbah cair dari pertanian terutama berasal dari penggunaan pupuk dan pestisida, sementara limbah domestik mencakup detergen dan pipa besi. Proses pelapukan kimia mineral silikat juga memainkan peran penting dalam pelepasan ion Fe²⁺ ke dalam perairan. Selain itu, parameter Fecal Coliform mengalami penurunan di hilir sungai, yang mungkin disebabkan oleh kemampuan alami sungai untuk memurnikan diri melalui proses sedimentasi, pengenceran, dan degradasi biologis. Sebaliknya, tingginya konsentrasi Fecal Coliform yang berlokasi di Desa Panasen disebabkan oleh kontaminasi feses manusia atau hewan, yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia. Untuk mengendalikan pencemaran lingkungan dan menjaga kualitas air Sungai Panasen, diperlukan upaya identifikasi sumber pencemaran, pengembangan teknologi pengolahan limbah seperti Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), pengurangan penggunaan pupuk kimia, serta peningkatan peran serta masyarakat dan koordinasi pemerintah. Langkah-langkah ini diharapkan dapat meningkatkan dan melindungi kualitas air sungai secara efektif.

 

Kata kunci: kualitas air, pencemaran air, pengelolaan limbah, Danau Tondano

Downloads

Published

2024-09-06

Issue

Section

Articles